AY. 6

1.7K 138 7
                                    

Athala menyimpan asal tasnya di atas kasur. Merebahkan dirinya di atas sana dan menghirup dalam aroma lemon yang menguar dari pengharum ruangan di kamarnya. Melepas lelah setelah seharian beraktivitas.

Siang tadi di kantin, Athala kembali teringat tentang Vian. Perempuan yang bersama Vian tadi, Athala memang sering melihat Vian dengannya. Mereka sekelas dan sering terlihat bersama, Athala tahu itu. Tapi kali ini rasanya berbeda, Athala merasa lebih sensitif saat melihat mereka tadi, padahal biasanya Athala tak sepeduli itu dengan perempuan-perempuan di sekitar Vian. Karena Athala sadar dia tidak dapat mendapatkan Vian, tapi setelah kejadian kemarin Athala seakan memiliki kesempatan itu, yang nyatanya nihil.

"Thala, kamu di dalam?" Suara ketukan pintu membuat Athala kembali kedunianya setelah sebelumnya bergelut dengan pikirannya.

Athala tahu itu suara Kakaknya, tapi tumben kakaknya itu mengetuk pintu kamarnya? "Iya kak Thala di dalam, kenapa kak? Tumben biasanya juga langsung masuk," ucap Athala bangkit dari tempat tidurnya dan merapikan ikatan rambutnya.

"Orang kamu kunci pintunya, gimana kakak mau masuk," jawab Agni dari balik pintu kamar Athala dan membuat Athala menepuk jidatnya. Merasa bodoh karena baru ingat jika dia tadi mengunci pintu kamar.

Buru-buru Athala membuka pintunya dan mendapati Agni berdiri di depan sana dengan kedua tangan terlipat di atas perut besarnya. "Hehe, pantesan Kak Agni gak langsung masuk," ucap Athala salah tingkah.

Agni mengelus perutnya, Kakaknya itu memang sedang mengandung anak keduanya dan sudah memasuki bulan ke-delapan, "De, kakak minta tolong beliin susunya Gani ya, Mama lagi ke rumah Om Irman, Gani baru aja tidur, abis rewel banget dia tadi," ucap Agni yang kini sudah duduk di tempat tidur Athala dan kelihat sangat lelah.

Gani baru berumur 1 tahun lebih dan kakaknya sudah akan memberinya adik. Ditambah Kak Argan sedang bertugas, makanya Mama meminta Agni untuk tinggal di sini karena Mama bisa membantu mengurus Gani, tapi karena Mama sedang tidak di rumah tadi, Papa dan Athala juga sedang di sekolah. Jadilah Agni sendiri di rumah.

Kakaknya memang menyebalkan, tapi Athala tidak tega jika melihat Agni seperti ini. "Tapi Thala mandi dulu ya Kak, Kak Agni istirahat aja dulu di kamar Thala."

Agni tersenyum dan mengangguk, dia menyandarkan dirinya pada tumpukan bantal yang tersusun di kepala tempat tidur. Memejamkan matanya sambil mengusap lembut perutnya. Dia merindukan Argan, ibu hamil biasanya memang lebih sensitif, terlebih mendekati waktu persalinan.

***

Vian menghentikan motornya di depan sebuah rumah bercat krem yang sudah sangat ramai. Tumben rumah Kakaknya itu ramai seperti ini.

Mamanya turun dari motor dan langsung disambut oleh ibu-ibu di sana. Ya sepertinya Vian tahu ini acara apa, arisan ibu-ibu. Dan Nayla? Ternyata kakak iparnya itu juga bisa ikutan acara seperti ini, di rumahnya pula.

Tanpa sadar memikirkan itu Vian menggelang-gelengkan kepalanya. "Vian ayo masuk, salam dulu sama teman-teman Mama," panggil Rahmi yang membuat Vian tersadar dari lamunannya. Vian melepaskan helmnya dan melakukan perintah Mamanya. Disana juga ada Alya-Mama Nayla, tapi Vian belum melihat kakak iparnya itu sejak tadi.

"Duh Vian udah gede ya, ganteng lagi," ucap salah satu teman Mamanya itu yang Vian lupa namanya.

"Makasih Tante," jawab Vian sedikit salah tingkah dan tidak nyaman.

"Ma, Vian ke kamarnya Nathan sama Nayra ya," ucap Vian pada Rahmi, tentu saja itu alasan Vian untuk menghindar dari colekan genit ibu-ibu di sini.

Rahmi mengangguk, tapi Baru saja Vian akan melangkah menuju tangga, suara Nayla mengintrupsinya. "Vi bentar, diam dulu di situ, tolong beliin pampers buat si kembar ya di minimarket depan," ucap Nayla yang baru saja turun dari lantai 2.

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang