AY. 20

896 58 1
                                    

Athala sebenarnya memang belum ingin pulang makanya saat Vian mengajaknya untuk berkeliling tempat tersebut Athala langsung setuju. Kapan lagi coba Athala bisa jalan bersama Vian seperti ini. Moment terlangka yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Athala sebelumnya.

Athala menyapu pandangannya ke sekitar, masih ramai orang disana meski matahari sudah mulai agak terik. Banyak juga penjual jajanan dan mainan. Athala bahkan tadi melihat banyak cosplayer yang sedang berfoto dengan anak-anak kecil dan saat itu Vian sempat menggoda Athala dengan bertanya padanya apa Athala juga ingin berfoto dengan salah satu dari mereka? Tentu saja Athala menolaknya dengan bibir manyun.

"Athala coba sini," panggil Vian yang ternyata sudah berada jauh di depannya. Athala tadi sepertinya terlalu asyik menonton aksi skeatboard di dekatnya.

Saat Athala mendekat, dia lihat Vian sedang memainkan hewan kecil berbulu cokelat di tangannya.

"Hamsternya lucu gak Thal?"

Vian mengangkat hewan di telapak tangannya tersebut ke depan dadanya. Athala yang ditanya seperti itu mengangguk, tapi pandangannya bukan tertuju pada hewan lucu itu, melainkan pada Vian yang sedang memegangnya. Melihat Vian anteng dengan hewan kecil itu membuatnya terlihat menggemaskan.

"Lucuan mana sama kucing?"

Pertanyaan Vian membuyarkan lamunan Athala tentang cowok di depannya itu.

"Kucing," jawab Athala yakin seyakin-yakinnya. Karena bagi Athala tidak ada yang lebih lucu dari kucing. Selain Vian mungkin?

"Lo maniak kucing banget ya," kekeh Vian. "Coba deh mana tangan lo."

Vian kembali meminta tangan Athala tapi kali ini Athala menggeleng. Dia curiga jiga Vian akan menyuruhnya memegang hamster tersebut.

"Sebentar doang,"

Tanpa persetujuan Athala, Vian lagi-lagi meraih tangannya dan kemudian meletakan hewan berbulu itu di telapak tangan Athala. Membuat Athala menyipitkan matanya begitu bulu-bulu hamster itu menyentuh permukaan kulitnya dan Vian masih tetap memegang punggung tangan Athala dengan sebelah tangannya sementara tangan lainnya untuk mengelus-elus bulu cokelat hamster tersebut.

"Baik kok Thal hamsternya."

Vian melirik Athala, perempuan itu masih menyipitkan matanya.

"Lucuan kucing pokoknya, ini mah geli," protes Athala, dia bukannya takut dengan hamster tapi entah kenapa geli saja melihat hewan kecil itu. Athala akan selalu membayangkan hamster itu seperti tikus versi kecil dan Athala takut tikus.

Vian melepas tawanya, dia gemas sendiri melihat wajah Athala yang terlihat takut. Di ambilnya kembali hamster tersebut dan Vian kembalikan pada penjualnya.

"Udah, lo sekarang bisa buka mata."

Ragu Athala melebarkan pandangannya kembali dan lega rasanya saat hamster itu sudah menghilang dari telapak tangannya.

"Lo lucu Thal," ucap Vian menampilkan senyumnya di depan Athala.

Jangan tanyakan seberapa deg-degannya Athala saat ini setelah mendengar pernyataan Vian barusan ditambah melihat senyum Vian yang manisnya luar biasa di mata Athala.

Dan kebiasaan bodoh itu kembali lagi, Athala diam di tempatnya bahkan matanya tidak berkedip dan hanya menatap ke arah Vian. Tepat saat itu tatapannya tertuju pada manik kecokelatan Vian.

Di dalam sana ada bayangannya, ada Athala di manik cokelat Vian yang jernih. Dan Vian, entah ada magnet apa yang menariknya ikut masuk ke dalam pesona manik hitam Athala. Ada ketulusan terpancar disana, ketulusan yang menenangkannya yang baru kali ini Vian rasakan dari perempuan selain Mamanya.

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang