AY. 15

746 60 0
                                        

Athala berdiri di depan gerbang sekolahnya menunggu jalanan cukup lenggang agar dapat menyebrang. Suasana sekolahnya sudah cukup sepi karena jam pulang sekolah sebenarnya sudah berakhir sekitar satu jam yang lalu, hanya saja Athala tadi mengerjakan dulu tugas kelompok di kelas dengan teman-temannya.

Mata Athala berpedar memperhatikan sekitarnya, berharap ada seseorang yang juga akan menyebrang jalan agar Athala dapat membuntuti di belakangnya. Karena Athala memang tidak begitu bisa menyebrang jalan raya jika tidak benar-benar dalam keadaan lenggang.

Namun kini matanya tertuju pada seseorang di depan papan nama sekolahnya. Thalita sedang mengobrol dengan seorang lelaki yang berada di dalam mobil, mereka terlihat sangat dekat. Sebelumnya Athala tidak dapat melihat jelas siapa lelaki tersebut hingga kemudian Thalita sedikit mundur dari posisinya dan memperlihatkan wajah lelaki di dalam mobil tadi yang kini melambaikan tangannya pada Thalita dan balas oleh perempuan itu dengan senyum merekah.

Setelahnya tepat sebelum kaca mobil lelaki itu ditutup, sorot mata lelaki itu menangkap sorot manik hitam Athala untuk beberapa saat, hingga akhirnya jendela mobil itu benar-benar tertutup dan lelaki tadi melajukan mobilnya.

Sekelebat ingatan Athala menyelisik mengingat lelaki tersebut karena rasanya Athala pernah bertemu dengannya. Namun, nihil Athala tidak menemukannya dan malah kini sebuah suara memanggil nama seseorang yang sangat Athala kenal.

Thalita kini sedikit berlari ke arahnya setelah sebelumnya memanggil nama Vian.

Vian? Batin Athala baru sadar jika kini ada seseorang di sampingnya sedang memperhatikannya sejak tadi.

"Belum pulang Thala?" tanya Vian pada Athala begitu gadis di depannya kini menyadari keberadaannya. Padahal sejak tadi Vian berdiri di sana dan sempat menyapa Athala tapi Athala tidak menjawab dan malah sepertinya sedang memperhatikan seseorang di depan sana yang ternyata adalah Thalita.

"Hai Vi," sapa Thalita begitu perempuan itu sampai di depan Vian. Senyum cerah benar-benar terukir di wajahnya yang cantik. Athala bahkan tidak menyangka jika Thalita secantik itu jika di lihat dari dekat, membuat Athala semakin minder saja jadinya.

Thalita sempat melirik sekilas pada Athala yang kini berdiri di samping Vian, kedua alisnya tertaut beberapa saat sampai kemudian pertanyaan Vian kembali membuat Thalita mengalihkan perhatiannya pada Vian. "Tadi Kak Satrio ya Ta?" tanya Vian yang langsung mendapat anggukan dari Thalita.

"Lagi libur?"

"Katanya sih iya lagi libur Vi, padahal emang setiap weekend juga dia gak ada jadwal kuliah tapi emang jarang pulang aja," jawab Thalita sedikit memberengut. Sejak masuk kuliah kakaknya itu jarang sekali pulang padahal Thalita merindukannya, makanya Thalita tadi senang sekali begitu kakaknya mengatakan dia akan berada di rumah sekitar empat hari.

Vian mengangguk, memang sudah lama dia juga tidak melihat satrio setelah kelulusannya tahun lalu.

"Vi itu siapa?" Tanya Thalita yang sejak tadi sudah penasaran dengan perempuan di samping Vian. Thalita rasa sebelumnya dia pernah melihat perempuan itu di koridor sedang bersama Radin.

Vian menoleh ke arah Athala dan mendapati Athala sedang memainkan kuku jarinya. Vian tahu sepertinya Athala sedang gugup dan tidak nyaman. "Ini Athala Ta, dia satu tim sama gue di lomba nanti," jelas Vian.

Tanpa Athala sadari Thalita kini mengulurkan tangannya di depan Athala, "Thalita, gue juga ikut lomba itu, salam kenal ya," ucap Thalita pada Athala. Gadis itu bahkan tersenyum ramah padanya. Membuat Athala kembali kagum dengannya.

Dibalasnya uluran tangan Thalita oleh Athala seraya menyebutkan namanya. Sebuah senyum hangat pun Athala berikan pada Thalita.

Beberapa saat Vian sempat terpesona dengan senyum kedua perempuan di depannya itu. Thalita yang terlihat cantik dengan senyumnya sedangkan Athala terkesan manis dengan senyum tersebut. Tapi Vian buru-buru menyadarkan dirinya untuk berhenti menatap keduanya.

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang