AY. 34

495 41 0
                                    

Sebenarnya sejak Vian mengenal Athala, Vian selalu bercerita tentang Athala pada Thalita. Perempuan itu selalu menjadi pendengar yang baik untuk setiap cerita Vian. Meski perasaannya sakit saat orang yang dia suka malah menceritakan perempuan lain padanya.

Thalita juga tahu soal perjodohan Vian dengan Shasa. Vian yang cerita. Lelaki itu mungkin cerita semua hal padanya. Kecuali pernyataan langsung jika dia menyukai Athala. Vian tidak pernah mengatakan langsung pada Thalita.

Setelah lama menunggu akhirnya kemarin Thalita bicara pada Athala. Athala terlalu memperumit semuanya menurut Thalita. Kenapa perempuan itu tidak langsung bilang saja jika dia menyukai Vian. Perlakuan Vian padanya, harusnya Athala sadar. Tapi pun Thalita tak bisa memaksa, sifat orang berbeda dan tidak untuk dipukul rata. Mungkin Athala memang orang seperti itu.

RavianTnwjy

Ta, besok gue tanding. Waktu itu lo bilang mau nonton, lo datang ya, ajak kak Satrio.

Thalita tersenyum membaca pesan Vian. Bahkan Vian pun sama tidak pekanya dengan Athala. Apa Vian tidak pernah sadar jika selama ini Thalita menyukainya? Dan ya Thalita sama bodohnya dengan Athala dia tidak bisa mengatakan perasaannya pada Vian. Jika dipikir seperti itu rasanya Thalita seperti menjilat ludah sendiri tadi.

Sudahlah Thalita tidak mau ambil pusing masalah itu.

Thalita AF

Insya allah gue datang Vi, tapi Kak Satrio kayanya gak bisa dia lagi UAS.

Ada satu hal yang terlintas dalam benaknya. Athala. Dia juga pasti ingin menonton Vian bertanding, tapi apa mungkin Athala mau? Masalahnya kan Athala mungkin masih sakit hati melihat Vian dan Shasa. Kemarin Athala akhirnya cerita semua padanya.

***

Saat jam istirahat Dion, Saka dan Safira ke kelas Athala. Mereka melambaikan sebuah kertas padanya. Athala tidak mengerti tapi sampai kemudian Saka berteriak memanggilnya.

"Thala ayo kita nonton vian tanding, surat dispennya udah ada. Kuy kita ramein."

"Iya Thal ayo, Thalita juga ikut dia nunggu di depan katanya," lanjut Safira.

"Mayan Thal refreshing bentaran, gue juga mulai mumet di kelas mulu," kali ini Dion yang bicara.

Athala sebenarnya masih tidak mengerti, tapi melihat Athala yang tidak segera mengemas tasnya Safira berinisiatif masuk dan menghampiri Athala. Memasukan buku-buku milik Athala ke dalam tasnya dan menarik perempuan itu bersamanya. "Ayo, kita naik go-car aja, si Saka udah pesen tadi," ucap Safira dan akhirnya Athala hanya bisa pasrah mengikuti.

***

Ternyata Radin juga ikut, mereka kini ada di podium ketiga. Masih menunggu pertandingan di mulai. Saka tampak mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan meniup benda tersebut yang ternyata adalah balon stik bertuliskan indonesia.

"Dua-duanya juga Indonesia bege," celetuk Safira melihat benda yang dibawa Saka.

"Sisa tujuh belasan kali Fir, lumayan," bela Saka dan dengan bangganya memberikan sepasang balon itu pada Safira. Dia membawa 4 buah dan dengan ogah-ogahan Safira tetap saja menerimanya. Dasar mereka.

Jujur sebenarnya Athala memang ingin menonton Vian bertanding, bagaimanapun dia harus berterimakasih pada teman-temannya itu. Tanpa mereka mungkin Athala tidak akan menonton pertandingan Vian.

Tak lama suara MC terdengar dari sudut ruangan. Mengatakan bahwa sebentar lagi pertandingan akan dimulai. Dimembacakan tim yang akan bertanding hari ini sampai kemudian yang ditunggu pun akhirnya memasuki lapangan.

Vian dan timnya, dengan kaos putih bercorak biru di beberapa sisi kaos tim itu. Athala terpesona. Tentu saja. Setelah cukup lama akhirnya Athala melihat Vian lagi dengan seragam tim seperti itu.

Dulu saat pertama kali Athala melihat Vian, Athala sempat mengira Vian adalah kakak kelasnya karena Vian ikut pada demo eskul di sekolah mereka yang notabene adalah kakak kelas. Tapi ternyata mereka seangkatan saat itu.

Vian berperan sebagai kapten tim, mereka sedang dibriefing oleh Pak Imran di sisi lapang hingga suara peluit mengisyaratkan semua tim untuk berkumpul dan pertandingan akan segera dimulai.

Prittt....

Pertandingan pun resmi dimulai, teman-temannya yang menjadi suporter lantas meneriakan nama SMA mereka dengan semangat dan beberapa nama pemain termasuk Vian. Athala juga refleks ikut terbawa suasana dan bertepuk tangan menyemamgati.

Vian terlihat sangat lincah mengiring dan mengoper bola mengunakan kakinya. Lelaki itu terlihat begitu tampan di mata Athala saat ini. Athala tidak bisa bohong, dia masih menyukai Vian. Sesukses itu Vian merebut perasaannya.

Golll....

Tim futsal SMAnya berhasil mencetak goal pertama mereka, membuat Athala dan yang lain ikut bersorak girang. Yang memasukan tadi bukan Vian, tapi memang umpan pemberian Vian berhasil dimanfaatkan oleh rekan timnya untuk mencetak goal.

"Semangat Vi," gumam Athala pelan. Dia juga merapalkan doa agar pertandingannya berjalan lancar dan tim futsal yang di pimpin Vian bisa menang.

Cukup lama tidak ada lagi goal yang tercipta, kedua tim sama kuatnya. Bahkan hingga babak 1 selesai. Tim Vian kembali berkumpul untuk istirahat dan breafing dengan Pak Imran kembali.

Setelah istirahat babak 1 selesai mereka kembali bertanding. Suasana semakin memanas karena beberapa kali hampir terjadi goal namun gagal. Keringat tampak sudah membasahi seragam dan tubuh Vian. Dia terus mengatur strategi timnya. Mengiring dan memberikan umpan pada rekan timnya.

Dan sekali lagi goal kembali tercipta dari tim sekolahnya. Vian yang memasukannya. Dia kini berlari menghampiri temannya dan berhigh-five. Senyum terbit di bibir Athala melihatnya.

Dion dan yang lain semakin heboh memanggil nama Vian, membuat lelaki itu mencari sumber suara dan melihat ke arahnya. Tepat pada Athala yang berdiri mematung di tempatnya saat tatapannya dengan Vian bertemu.

Vian menangkap keberadaannya dan sebuah senyum juga terukir di wajah Vian. Lelako itu juga melambaikan tangannya pada Athala dan yang lain. Tapi tetap sorot matanya tak beralih dari iris hitam Athala.

Jantung Athala kembalo berdebar cepat seperti biasanya. Senyum Vian barusan penyebabnya. Rasanya jika mungkin nanti memang Vian bukan ditakdirkan untuknya apa Athala bisa move on dengan mudah?

Pertandingan kembali berlanjut, dalam sepuluh menit terakhir masih belum ada goal tambahan yang terjadi. Sampai akhirnya peluit wasit berbunyi menandakan pertandingan berakhir dan dimenangkan oleh SMA Cipta Garuda. Tim futsal Vian.

Saka langsung menarik Safira dan Dion menarik Athala untuk turun mendekat dengan para pemain.

Dan di sana Athala melihat Shasa. Memberikan air mineral dan handuk pada Vian. Rasa sesak itu kembali menyapanya, tapi cepat Athala menepisnya. Shasa juga menangkap keberadaan Athala, namun perempuan itu langsung mengalihlan pandangannya ke arah lain.

Vian menghampiri Radin yang tepat berdiri di samping Athala saat itu. "Congrast bro," ucap Radin memberi selamat yang lainpun mengucapkan selamat pada Vian termasuk Thalita.

Sampai kemudian pandangan Vian terhenti pada Athala. Hanya Athala yang belum memberinya selamat dan malah melamun. "Athala," panggil Vian lembut sukses membuat Athala terkesiap.

Dan hal pertama yang Athala tangkap adalah senyum manis Vian di depannya. "Hai," sapa Vian disaat Athala masih mencoba menyadarkan dirinya.

Athala menghirup oksigen sebanyak mungkin di sekitarnya sebelum akhirnya mengujulurkan tangannya pada Vian, "Selamat ya Vi."

Vian tersenyum, dimeraih telapak tangan Athala hingga menyentuh permukaan tangannya. Seketika hangat langsung menyentuh telapak tangan Athala. Desiran halus itu menjalar disekitar tangannya dan menimbulkan efek mengelitik di perut Athala.

"Makasih ya Thal lo udah datang," ucap Vian saat itu.

Lama jabat tangan mereka berlangsung hingga Saka menyadarkan hal tersebut. "Foto dulu yuk guys," ajak Saka mengeluarkan ponselnya.

Dan saat itu Athala tahu dia tidak bisa untuk menghindar lagi. Perasaannya butuh jawaban dan penjelasan. Dari Vian maupun Shasa.

Meski ada kemungkinan nantinya Athala harus mengalah untuk sahabatnya, Athala akan melakukannya, jika itu yang terbaik.

-Adore You-

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang