Sejak makanan mereka datang hanya keheningan yang tercipta, terlebih pada Athala yang kini memilih sibuk menikmati baksonya tanpa mau menoleh pada Vian di depannya. Begitupun Shasa dan Vian yang juga asyik menikmati makanannya. Sementara Radin, sesekali cowok itu memberikan lelucon yang sama sekali tidak lucu.
Sebenarnya dalam hati Athala sudah menyiapkan dirinya untuk bersikap biasa di depan Vian jika dia bertemu lagi dengan Vian. Tapi kenyataannya tetap saja Athala bersikap bodoh dan memalukan di depan Vian seperti tadi. Dan sekarang Athala benar-benar ingin kabur saja dari tempat ini.
"Athala lo tadi pesan jus alpukat?" Tanya Vian memecah keheningan diantara mereka berempat.
Mendengar namanya dipanggil Athala menoleh pada Vian dan mengangguk. "I-iya."
Setelahnya Vian memberikan gelas berisi jus tersebut pada Athala dari nampan yang sebelumnya dibawa mbak pelayan warung bakso tersebut. "Makasih."
Radin memperhatikan gerak-gerik Athala yang sangat terlihat salah tingkah di depan Vian. Lucu baginya melihat eskpresi tersebut. Sementara Shasa juga ikut memperhatikan hal tersebut. Sedikit menautkan alisnya karena Athala tidak biasanya terlihat sangat gugup di depan seseoramg seperti sekarang ini. Malah sebelumnya temannya itu sempat terdiam dan melamun saat Radin datang bersama Vian.
"Vi lo balik dari sini ada acara lagi?" Tanya Radin yang mendapat gelengan dari Vian.
"Gak ada, gue langsung pulang kayanya, kenapa?"
"Lo antar Athala pulang ya?"
Athala membulatkan matanya mendengar ucapan Radin barusan. Radin benar-benar membuat Athala tak habis pikir, entah sengaja atau tidak, tapi sejak tadi cowok itu sukses membuatnya berolahraga jantung karena selalu melibatkan Vian.
"G-gue pulang sama Shasa, ya kan Sha?" Athala kini mencari perlindungan dari Shasa, tapi tampaknya Shasa sedang tidak berpihak padanya.
"Aduh sori ya Thal, gue ada rapat osis hari ini, bener kata Radin lo sama Vian aja gimana? Gpp ya kan Vi?" Kali ini malah Shasa yang bertanya pada Vian.
Vian yang merasa jadi pusat pembicaraan akhirnya angkat bicara setelah meminum jus jeruk di hadapannya. "Ya udah gpp lo pulang sama gue aja, Thal. Sekalian gue juga mau ke rumah abang gue."
"T-tapi kann, ntar ngerepotin gimana?" Athala masih bergelut dengan debar jantungnya saat mengatakan kalimat itu, tapi Vian malah tersenyum dan memperparah debar jantungnya itu.
Aduh Vian plis jangan senyumm gitu dong. Batin Athala.
"Gpp, gak ngerepotin kok," ucap Vian meyakinkan. Vian sendiri tidak tahu kenapa dia bisa dengan mudah menerima hal itu. Padahal sebelumnya Vian paling malas untuk melakukannya.
"T-tapi gue bisa pulang sendiri kok," Athala masih bersikukuh menolak. Bukan tidak ingin, tapi jika perempuan yang kemarin Athala lihat dekat dengan Vian melihat mereka dan berpikir macam-macam bagaimana? Athala tidak mau di cap sebagai perusak hubungan orang.
"Udah Thal gpp, mumpung si Vian lagi baik, biasanya ogah dia nganterin cewek," timpal Radin yang semakin membuat Athala merasa tidak enak.
"Nah iya Thal, ikut sama Vian aja. Lagian kata Vian juga gpp," Shasa kini ikut menambahkan. Sebenarnya Shasa butuh penjelasan dari kegugupan Athala dan dia akan menanyakan itu besok padanya.
"Serius gpp, Vi?" tanya Athala ragu, pasalnya dua orang di depannya itu kini membuat Athala terpojokkan dan Vian juga terlihat santai saja menanggapinya.
"Gpp." Jawab Vian masih dengan senyumnya untuk meyakinkan Athala bahwa dia tidak keberatan Athala pulang bersamanya.
"Ya udah, iya deh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You [Completed]
RomanceBagi Athala menyukai seseorang secara diam-diam adalah pilihan terbaik. Bukan karena dia tidak ingin menunjukan atau mengungkap hal tersebut. Melainkan karena Athala tidak berani melakukannya. Tentu Athala terlalu pengecut untuk hal itu, terlebih co...