AY. 40 End

1.3K 73 7
                                        

Vian merebahkan dirinya di atas tempat tidur kala sang surya mulai membenamkan dirinya di ufuk barat. Seharian sepulang sekolah tadi Vian mencari nama Athala di buku tahunan sekolah menengah pertamanya. Dan ya ternyata memang benar Athala satu angkatan dengannya di SMP.

"Segaksadar itu ya lo Vi," gumam Vian seraya mengusap wajahnya lelah.

"Gue kangen sama lo Thal."

Vian menatap sebuah gambar wajah di buku sketsa yang tadi ditemukannya di atas meja belajar. Dia bahkan tidak sadar jika selama ini wajah Athala sudah berhasil memenuhi buku sketsanya itu.

"Gue ngerasa bego banget gak kenal lo padahal kita pernah satu SMP Thal dan kenapa lo gak pernah bilang ke gue?"

Vian masih terus menatap dalam sosok Athala yang digambarnya sampai sebuah dering di ponselnya membuat Vian terkesiap. Ada sebuah pesan masuk dari salah satu grup kelasnya dulu.

Sebuah senyum lantas terukir di wajah Vian, entah kebetulan atau memang Vian yang lupa jika minggu depan angakatannya akan mengadakan reuni SMP. Mungkin Vian terlalu kacau karena memikirkan Athala. Tapi artinya Vian memiliki kesempatan untuk mengatakan perasaannya pada Athala.

***

Athala sebenarnya tidak mau ikut ke acara tersebut, tapi teman kelasnya saat SMP terus memaksa Athala untuk hadir. Jadilah sekarang Athala berada di sekolah SMPnya dulu. Acara reuninya memang diadakan di sana.

Melihat lapangan olahraga di depannya membuat Athala jadi teringat Vian. Pertemuan pertamanya dengan Vian saat itu. Athala yang memperhatikan Vian dari sisi lapangan tersebut.

Athala tidak bisa berbohong jika nyatanya dia merindukan Vian sekarang. Apa mungkin Vian juga akan datang ke acara reuni ini? Tapi toh Vian pun tidak akan tahu jika Athala menghadiri acara itu juga. Vian saja tidak tahu jika mereka satu sekolah dulu.

Raras menepuk bahu Athala yang sedang melamun di depan salah satu ruang kelas. "Thala ada yang nyariin lo," ucap Raras.

"Nyariin gue? Siapa Ras?"

"Hmm, pokoknya dia nungguin lo di dekat panggung itu," jawab Raras sambil menunjuk seseorang yang berdiri di dekat panggung utama sekolahnya. Seorang laki-laki yang mengenakan kemeja berwarna navy.

Athala memperhatikan sosok itu dari tempatnya, tapi lelaki itu malah membelakanginya dan sedang mengobrol dengan temannya.

Raras yang melihat itu langsung saja menarik Athala mendekat ke arah si lelaki tadi tanpa persetujuannya. Membuat Athala mencak-mencak mengomeli Raras begitu tiba di tempat si lelaki.

"Raras apaan sih," omel Athala tak terima tapi Raras malah tersenyum penuh arti padanya.

"Good luck ya Thal," ucapnya seraya menepuk bahu Athala dan kabur begitu saja menyisakan tanda tanya dibenak Athala.

"Athala," sapa sebuah suara dibelakangnya yang Athala yakin adalah milik lelaki yang berkemeja biru itu. Tapi suaranya sangat familiar di telinga Athala.

Rasa penasarannya membuat Athala menoleh dan tepat di depannya Athala mendapat sosok lelaki yang sedang ada dipikirannya itu sejak tadi. Vian.

"Vi-vian?"

"Apa kabar?" Vian memberikan senyumnya pada Athala yang sontak saja membuat degub jantung Athala meningkat, tapi Athala belum mau menemui Vian. Dia memilih untuk kembali menghindar.

Tapi sayangnya saat Athala akan melangkah pergi, Vian bergerak lebih cepat menahan tangannya untuk tetap pertahan ditempatnya. "Lepasin Vi, g-gue ada perlu," bohong Athala dan mencoba melepaskan cengkraman tangan Vian dari lengannya. Tapi Vian tentu saja lebih kuat darinya.

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang