AY. 10

1K 86 6
                                    

Di balik jendela ruang tamu Agni sejak tadi memperhatikan Athala dan Vian. Melihat adiknya pulang di antar seorang laki-laki tentulah membuat Agni penasaran, terlebih beberapa hari kemarin Athala baru menceritakan tentang rasa sukanya pada seseorang.

Tepat saat Athala membuka pintu gadis itu terlonjak mendapati Agni berdiri di dekat pintu dengan kedua lengan bersedekap siap menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

"Pulang sama siapa tadi, de? Tumben pulang malem gini?" tanya Agni dan Athala mendesah pelan pasti di harus menceritakannya pada Agni jika tidak mau kakaknya itu semakin bawel.

"Vian kak," jawab Athala ragu, takut dengan reaksi yang akan Agni berikan.

"Oh jadi itu yang namanya Vian, de? Ah tahu gitu kakak tadi ke depan samperin kalian. Kok kakak jadi penasaran sama mukanya ya, soalnya terakhir kakak liat yang di laptopmu itu kaya kenal gitu," Agni kini malah terlihat antusias. Athala pikir Agni akan mengomelinya karena diantar oleh laki-laki.

"Apaan sih, Kak," rengek Athala sedikit malu karena Agni malah mengungkit kejadian waktu itu saat dia memergoki Athala sedang memperhatikan foto Vian.

"Eh rumah dia di mana de?" Ternyata Agni masih penasaran dengan Vian, Agni memang yakin pernah melihat Vian di suatu tempat, tapi dia lupa di mana tepatnya.

"Di tinggal lah kak, masa iya di bawa-bawa. Udah ah Thala mau ke kamar, mau mandi, gerah," jawab Athala yang kini melangkah menuju kamarnya. Mengabaikan nyinyiran Agni yang kesal dengan jawaban Athala barusan.

"Heran gue dia adek siapa sih," gerutu Agni sambil berdecak dan mengelus dadanya agar tidak emosi.

***

Begitu masuk Athala langsung menyalakan lampu kamarnya, meletakan tasnya di samping lemari baju dan menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur. Lelah, hari ini jantungnya berolahraga cukup lama karena ulah Radin.

Ponsel Athala bergetar, di raihnya benda persegi itu di dekat bantal, sebuah notifikasi line dari seseorang. Athala membukanya dan agak terkejut saat mendapati pesan tersebut dari Radin. Radin tahu nomor telepon atau id line miliknya dari siapa?

Tapi yang membuat Athala semakin kaget adalah pesan Radin selanjutnya.

Radintaraa
Hai Athala.
Gimana tadi jalan-jalannya sama Vian? Sukses?
Ceritalah sama gue, hehe.

Cepat Athala membalas pesan tersebut dan mengubah posisinya menjadi duduk. Seragam sekolah Athala bahkan masih dikenakannya.

Athala Kirania
Maksud lo apa?
Lo dapat kontak gue dari mana?

Tak perlu menunggu lama karena Radin langsung membalas pesannya lagi. Kali ini Athala benar-benar dibuat melongo begitu membaca kesimpulan Radin.

Radintaraa
Adalah gue dapat dari anak kelas lo.
Lo suka sama Vian kan Thal?
Gue cuma nebak sih, tapi liat lo tadi kayanya iya deh.
Jadi gimana tadi?

Athala Kirania
Shasa?
Apaan sih, kok lo nyimpulin gitu aja. Siapa yang bilang gue suka sama Vian. Ngaco lo Rad.

Radintaraa
Bukan, emang lo pikir teman kelas lo si Shasa doang?
Mata lo bilang lo suka sama Radin. Gue bener kan?

Athala Kirania
Sok tahu lo!

Athala mengabaikan ponselnya yang kembali bergetar menandakan balasan dari Radin. Mengacak rambutnya dan mengusap wajahnya frustasi. Radin tahu darimana Athala menyukai Vian? Matanya? Memangnya terlihat sejelas itu jika Athala menyukai Vian? Tapi rasanya selama ini tidak ada yang pernah mencurigai Athala bahwa dia menyukai Vian. Terlebih Radin menanyakan kejadian tadi. Apa mungkin semua tadi rencana Radin?

"Radin aneh," gumam Athala meninggalkan tempat tidurnya menuju kamar mandi. Biarkan saja Radin, nanti Athala tanyakan langsung alasannya pada cowok itu jika mereka bertemu. Lagi pula Athala juga tidak mungkin selalu mengelak dan menghindari kenyataan tersebut di depan orang lain. Semoga saja.

***

Athala menutup buku catatannya begitu Bu Anggi keluar kelasnya karena pelajarannya telah usai. Sambil menunggu pelajaran selanjutnya Athala berniat untuk menanyakan pada Shasa tentang Vian.

"Sha."

"Thal," panggil Shasa berbarengan saat Athala juga memanggilnya.

"Lo dulu aja Thal," lanjut Shasa setelahnya.

Athala ragu, tapi dia juga penasaran tentang Shasa dan Vian. "Hmm, lo kenal sama Vian Sha?" tanya Athala sedikit mengigit bibir bawahnya gugup memikirkan jawaban apa yang akan Shasa berikan.

Rasa gugupnya semakin bertambah saat Shasa memandangnya dengan alis bertautan. "Vian? Kok sama ya Thal, gue juga mau tanya soal Vian ke lo." Shasa mengubah posisinya menghadap Athala setelah sebelumnya hanya menolehkan kepalanya saja dan masih sibuk dengan buku catatannya.

Athala pun dibuat bingung dengan pernyataan Shasa barusan, kenapa Shasa ingin bertanya tentang Vian padanya? Bukankah sepertinya Shasa sudah lebih dulu mengenal Vian.

"Nanya apaan Sha?"

"Hmmm, lo suka sama Vian Thal?" tanya Shasa to the point membuat bola mata Athala membulat sempurna. Pertanyaan yang di ajukan Shasa terlalu diluar dugaannya.

"E-enggak kok, Sha, kata siapa?" Gugup. Sangat. Shasa tahu itu, jelas terlihat jika Athala kini sedang berbohong karena manik matanya menghindari tatapan Shasa.

"Kata gue, gue benarkan? Gue emang gak tahu sejak kapan lo suka sama Vian, tapi kenapa lo gak pernah cerita ke gua Thal?" Shasa seakan tidak peduli dengan jawaban Athala dan tetap melanjutkan dugaannya tersebut. "Oh ya pertanyaan lo tadi, gue kenal Vian pas sd, kita satu sekolah sampai kelas 2 setelah itu gue pindah dan baru ketemu Vian lagi pas orientasi sekolah, pas itu gue sekelompok sama Vian," lanjut Shasa sementara Athala masih diam.

"Jadi lo masih gak akan cerita nih Thal? Gpp sih gue gak maksa juga," Shasa menepuk pundak Athala yang sedang bergulat dengan pikiran dan hatinya. Apa sekarang waktunya Athala jujur tentang perasaannya dan menceritakannya pada Shasa? Bukankah Shasa dulu juga selalu membagikan cerita tentang hubungannya dengan mantan pacarnya pada Athala.

Athala tidak mau egois pada Shasa dan dirinya sendiri, Shasa mungkin berhak tahu orang yang Athala sukai karena Athala sudah menganggap Shasa sebagai sahabatnya.

"Duh Sha, gue malu ceritanya," ucap Athala dengan wajah merona dan membuat Shasa ngakak melihatnya, baru kali ini Shasa melihat Athala seperti ini. Ternyata diam-diam Athala menyukai seseorang, memang terlihat jelas dari sifat Athala yang pasti hanya akan diam jika menyukai seseorang.

"Santai aja ceritanya Thal, gue dengerin kok."

Akhirnya cerita itu mengalir dari mulut Athala, tentang perasaannya pada Vian yang telah Athala simpan sejak lama. Tentang alasannya belakangan ini tersenyum seperti orang gila yang dikarenakan oleh Vian. Vian dan segala hal tentang Vian.

Kini bukan hanya dirinya dan Tuhan yang tahu. Tapi ada Agni dan Shasa, juga mungkin Radin. Dan apakah Vian juga nanti akan mengetahuinya? Athala tidak begitu yakin tentang itu.

-Adore You-

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang