AY. 8

1K 88 11
                                    

Seperti biasa setiap hari senin pagi akan diadakan upacara bendera dan Athala akan memilih baris di bagian paling belakang. Bukan karena Athala tinggi, tapi justru karena Athala berniat mencari tempat berteduh menggunakan temannya yang tinggi untuk menghalau sinar matahari.

"Sha, sha geseran dikit, biar gue bisa neduh," bisik Athala pada Shasa yang berada di depannya. Ya Shasa adalah salah satu orang yang sering Athala gunakan untuk berteduh karena Shasa lebih tinggi darinya.

Shasa mendengus tapi tetap menuruti ucapan Athala, "Jahat lo Thal memanfaatkan tubuh tinggi gue untuk berteduh, hiks, sedangkan gue kepanasan," ucap Shasa sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan nada yang dibuat mendrama.

"Suruh siapa tinggi coba?" tanya Athala dengan nada bercanda dan menahan tawanya melihat reaksi Shasa yang mengepalkan tangannya di belakang punggung.

"Awas lo ya kalo minta bantuan gue ngambil buku di perpus."

"Ada Mbak Susan ini," celetuk Athala tak ambil pusing dengan ancaman Shasa dan malah semakin menggoda temannya itu, bahkan mereka berdua seakan lupa jika sedang mendengarkan amanat Pembina upacara.

"Athala!" panggil sebuah suara di belakang Athala bersamaan dengan tepukan di pundaknya yang membuat Athala mengerjap kaget. Begitu dilihatnya, di belakang Athala kini Radin tengah tersenyum seakan tidak merasa bersalah telah membuat Athala kaget. Tadi Athala pikir Pak Retno yang memanggilnya karena ketahuan mengobrol dengan Shasa.

"Radin?" seru Athala nyaris berteriak tapi untungnya dia masih sadar jika sekarang dirinya sedang melakukan upacara di lapangan. "Ngapain lo di sini?"

"Terharu gue lo masih inget nama gue," balas Radin dengan eskpresi berlebihan dan malah mengabaikan pertanyaan Athala.

"Radin, ini barisan kelas gue dan barisan cewek, lo ngapain di sini?" ulang Athala masih dengan berbisik dan memastikan tidak ada guru yang memperhatikan mereka.

Merasa dibelakangnya ada keributan, Shasa ikut menengok dan menautkan alisnya saat melihat Athala sedang mengobrol dengan Radin di belakangnya. "Radin?"

Mendengar Shasa memanggil nama Radin, Athala dan Radin menoleh. Athala melihat Radin kini melambaikan tangannya pada Shasa. "Hai Sha, apa kabar? Makin tiang ya lo Sha," ucap Radin yang hanya dibalas Shasa dengan deheman dan kemudian kembali berbalik ke depan.

"Gue kenal Shasa di eskul, lo tahu kan Shasa ikut basket dan gue juga ikut Basket," jelas Radin seakan sadar raut bingung di wajah Athala. Ya dia lupa jika mereka berdua satu eskul, karena tiap kali bertemu Radin Athala sedang tidak bersama dengan Shasa.

"Jadi ngapain lo di sini?" Pertanyaan yang sejak awal Athala tanyakan pada Radin berharap Radin segera menjawabnya sebelum mereka kepergok mengobrol dan ribut.

"Ketemu lo."

"Gue serius, Rad," tegas Athala.

Memang Athala baru mengenal Radin beberapa hari belakangan, tapi sikap Radin yang friendly membuat Athala mudah untuk akrab dengan Radin. Meskipun mereka hanya bertemu beberapa kali, sedangkan dengan Vian? Ya sejak kejadian di minimarket itu Athala tidak pernah mengobrol dengan Vian lagi. Bahkan berpapasan dan melihat Vian saja jarang, padahal biasanya di mana ada Radin pastilah ada Vian disitu.

Sebenarnya Athala ingin bertanya pada Radin tentang keberadaan Vian, tapi apa alasan Athala bertanya itu pada Radin? Tidak ada.

"Athala?" panggil Radin saat dilihatnya Athala tetap diam padahal amanat Pembina upacara telah selesai dan mereka disuruh kembali pada posisi siap. "Nih anak malah ngelamun."

Radin mendekatkan wajahnya ke telinga Athala yang masih bergeming di tempatnya sampai kemudian Radin dengan keisengannya meneriakan nama Athala tepat di telinga gadis itu. Tidak begitu keras memang tapi sukses membuat Athala membulatkan matanya dan menatap tajam Radin yang kini malah nyengir di depannya. "Suruh siapa ngelamun?"

Adore You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang