Judgement

290 11 0
                                    

Segalanya terasa berputar, melebur dan hilang seperti dilibas angin.

Suara gemuruh terdengar diiringi guncangan. Terlihat retakan-retakan merambat di dinding dan atap. Libasan angin yang garang mengangkat kubah-kubah dan menerbangkannya, memisahkan bata-bata yang merekat dan menghamburkannya ke udara. Dave siaga, ia memerhatikan sekitar dengan was-was.

Dengan sekejap angin bertiup dengan sangat kencang seperti cambuk yang dikibaskan meraih Dave, menyeretnya dalam putaran angin hingga akhirnya terlontar jauh.

Dave terpelanting dan menghempas tanah. Ia berdiri, sesekali menyeringai nyeri.

Kini ia benar-benar berdiri di ruang terbuka dengan kegelapan menyelimuti sekelilingnya. Pepohonan lebat memenuhi pandangannya setiap kali ia menatap kesana kemari.

Tiba-tiba seorang dibalik jubah bertudung itu kembali, keberadaan orang tersebut tak mengubah perasaan Dave, ia masih merasa laki-laki itu adalah refleksinya.

Tampak ia menarik anak panah dari busurnya, lurus kearah Dave. Namun, matanya tak melihat ke arah Dave, seolah Dave hanyalah bayangan.

"Randall..." suara seorang wanita tersengar dengan nada lembut dan hangat, "Randall..." sekali lagi suara itu terdengar dan berhenti ketika Dave berbalik.

Wanita itu menyunggingkan senyum simpul penuh kasih, seorang laki-laki besar dan gagah berdiri di sampingnya dengan tatapan haru, dan satu lagi seorang laki-laki yang seumuran dengannya--namun terlihat dengan fisik yang sesuai dengan usianya, berbeda dengan Dave yang terlihat empat tahun lebih muda--berdiri disamping wanita itu dengan tangan terbuka hendak mendekap Dave.

"Kemarilah, nak. Ini keluargamu. Kembalilah..."

Ucapan itu terdengar lagi dan lagi, terus diulang dari bibir wanita itu, Dave tak lekas mendekat, ia hanya membelalakan matanya, tubuhnya bergetar. Ia membeku, namun lekas berbalik menatap laki-laki berjubah dibelakangnya. Seketika laki-laki itu melepas tiga anak panah. Senjata itu melesat menembus dada Dave hingga berakhir mengenai wanita itu.

Sesuatu terasa membakar dalam rongga dadanya. Sesuatu lainnya merangkak naik ke tenggorokannya dan melompat keluar dari mulutnya, Dave memuntahkan darah. Ia jatuh berlutut. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut, tangannya meraih dadanya yang berlumuran darah. Nafasnya terbata.

Tiba-tiba tubuhnya tak bisa bergerak, ia mati rasa. Laki-laki itu berjalan mendekat mengikat tubuh Dave yang terkulai dan menyeretnya, membawanya pergi entah kemana.

Mereka berhenti di depan sebuah pohon besar. Laki-laki itu membuka ikatan tali yang melilit tubuh Dave. Ia mengangkatnya dengan mencengkeram leher Dave, mendekatkannya ke batang pohon. Ia mengambil batang besi yang berujung runcing dan menusukannya menembus perut Dave hinnga menancap di batang pohon.

Dave kembali merasakan tubuhnya. Ia mengerang dan meronta berusaha menarik batang besi yang menggantung tubuhnya lebih tinggi dari tinggi badannya itu keluar. Namun laki-laki itu menghentikannya dengan menusuk tenggorokan Dave.

Dave membisu, ia hanya mengeluarkan suara seperti tersedak. Tubuhnya kembali tak berdaya. Darah meluap dari mulutnya dan luka-luka di tubuhnya.

Laki-laki itu menarik tangan kanan Dave, terdengar ia menarik nafas dalam melalui mulutnya. Ia menancapkan taringya di kulit Dave, merobek pembuluh darahnya. Ia menghisap darah yang meluap keluar dari luka gigitan itu.

Dave tak dapat bergerak melawan, rasa sakit menguasai tubuhnya. Ia hanya diam menatap laki-laki itu menghisap darahnya hingga kering.

Laki-laki itu mengangkat kepalanya, tudung kepala itu disibaknya. Kini wajahnya terlihat jelas. Ia menyeringai keji di depan wajah Dave.

Dave terbelalak melihat dirinya sendiri berdiri didepannya. Dirinya yang lain terkekeh mencemooh pada Dave. Ia mengangkat tangannya menyambar kepala Dave dengan satu pukulan. Dave merasakan tulang lehernya patah dan kepalanya menggelinding jatuh. Namun, nyatanya tidak, ia masih melihat dirinya sendiri berdiri dihadapannya. Refleksi dirinya itu mendekatkan kuku jarinya yang tajam ke mata kiri Dave. Dave mengalihkan pandangannya. Laki-laki itu mencengkeram kepalanya dan membenturkannya ke batang pohon, ia memaksakan kelopak mata Dave terbuka. Dave meronta namun kuku jari itu telah menusuk matanya. Ia mengerang dengan keras. Anehnya rasa sakit itu menghilang sekejap, ia kembali membuka matanya. Tidak ada yang terjadi, mata kirinya baik-baik saja.

Laki-laki yang menyerupainya itu tertawa. Ia mendekatkan taringnya ke bahu Dave, menancapkannya semakin dalam dan kuat. ia menggigit dan menarik kulit Dave.

Ia merasa seperti darahnya mendidih dan kemudian disiram air es, pandangan matanya mulai gelap, dan hilang.

Kini ia berdiri dengan tangan dan kakinya diikat, matanya buta karena cahaya di siang hari. Tubuhnya terbakar matahari. Dave terperanjat panik. Ia mendengar suara lesatan senjata. Tiba-tiba dadanya terasa seperti tertohok.

Tubuh Dave melebur seperti abu tertiup angin...

The Cursed Half-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang