Half-blood

154 10 0
                                    

"...dengan kutukan."

Dave masih kelu. Ia berlutut dengan segala kebingungannya. Pikirannya terasa berputar-putar.

"Seorang keturunan raja para penyihir, dia seorang pangeran kembar. Namun sekali lagi karena dendam, Lord Drac membunuh salah satu diantara mereka ketika mereka baru saja dilahirkan ke dunia." Jess berhenti dan bertanya, "dimana kau sebagai bagian dari cerita ini?"

Dave terbelalak dengan pandangan kosong. Jess kembali menjejalkan pertanyaan, "bagian mana yang mau kau percaya? Menurutmu ada yang bisa kau percaya?" Ia kembali berbicara, "sejarah yang mengalir dalam tubuhmu hanya bercerita sampai disini."

***

Maleficus kembali ke basement untuk menangani keadaan Dave.
Namun tampak ruang kosong tanpa ada tanda-tanda penghuninya. Yang tertinggal hanya saluran-saluran yang menggantung dan peralatan yang terkulai tanpa tuan.

"Tuan, Dave telah pergi..." Maleficus menghadap tuannya, setelah mendapati Dave tidak berada di kastil.
"Biarkan dia, aku sendiri yang akan menangkapnya!"

Cahaya menyingsing, menembus celah diantara dinding. Waktu kembali ke persembunyian penghuni malam. Mereka terlelap di antara hari yang membakar kulit.

***

Matahari mulai terbit membakar tubuh Dave yang berdiri terdiam menatap gadis di depannya, di tepi danau. Ia tak berkutik meski asap tipis keluar dari luka bakarnya.

Jess beranjak melepas jubahnya dan memakaikannya pada Dave. Kini wajahnya yang jelita tampak bersinar di bawah cahaya pagi.  Jess mengangkat tudung kepala itu untuk menutupi kepala Dave. Ia menggandeng tangan kanan Dave yang beku.

Dave seolah kembali tersihir. Bagaimana bisa gadis itu tak sedikitpun takut padanya.

Jess tersenyum di ujung kanan bibirnya diiringi dengusan. Ia segera menarik Dave dari sana. Mereka berlari ke dalam hutan bersembunyi dari matahari.

Dave merasakan desir darah mengalir diantara batas kulitnya dengan telapak tangan gadis itu. Ia tidak pernah mencium bau darah paling manis semanis darah Jess. Namun tak sedikitpun nafsu ingin melahapnya. Sesuatu dalam diri Dave ingin memeliharanya agar tetap hidup.

Ia terus diseret tarikan tangan Jess. Dave terus berlari dibelakangnya. Sebenarnya ia bisa berlari puluhan kali lebih cepat, namun Dave membiarkannya. Ia ingin terus melihat gadis ini menyeretnya sampai dimana, ia ingin melihat anak manusia ini berlari dibalik sikap anggunnya dan dibalik rumbai-rumbai gaun biru  mudanya yang manis.

Jess terus berlari dengan senyuman riang, ia tampak seperti burung yang dilepas dari sangkarnya. Entah apa yang merasukinya.

Dave terus berlari hingga cahaya seolah melahap penglihatannya. Hanya warna putih yang dilihatnya. Ia berhenti dan melepas geganggaman Jess.

Dave berdiri terpaku, ia panik dan tidak bergerak sedikitpun.
Jess seketika berhenti, senyumannya pun pudar, "ada apa Dave? Kau harus sembunyi!"

"Aku tidak bisa melihat apapun. Aku tidak pernah terjaga di siang hari," Dave menutup dan membuka matanya berulang ulang.
"Kalau begitu aku akan menuntunmu," ucap Jess ringan, "jadi jangan lepaskan tanganku."

Jess kembali menyeret Dave, hingga mereka berhenti di lereng bukit, dan membiarkan Dave tertidur.

***

Dave kembali tersadar ketika musuh sistem tubuhnya tenggelam. Ketika ia bangkit, seketika tangan Jess menembus dadanya. Dave melirik tangan Jess dan beralih menatapnya tajam.

"Aku belajar mantra ini ketika umurku sepuluh tahun. Seorang penyihir mengajariku mantra medis. Kau tahu? Butuh lima tahun bagiku untuk menguasai yang satu ini," Jess sedikit berpikir, "tubuhmu sedang lemah, kau butuh banyak darah untuk meregenerasi tubuhmu, jantungmu mengatakannya padaku," gadis itu tersenyum hangat sembari menarik tangannya perlahan. "Kurasa banyak rusa disini," lanjutnya.

The Cursed Half-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang