Footprints

168 10 0
                                    

Dave melangkah pergi, ia tak peduli dengan ucapan Jess.

"Jangan berpikir untuk melampiaskan kemurkaanmu itu pada penduduk desa lagi. Kau tahu? Itu yang dilakukan Dave," ucap Jess dengan nada rendah.

"Tutup mulutmu dan jangan bicara lagi," Dave beranjak dan mengembalikan jubah itu.

"Kutanya padamu, apa kau akan begitu selamanya? Menjadi seseorang dibalik bayang-bayang wujud orang lain? Siapapun dirimu, Dave bukanlah kau!" Jess menguatkan suaranya. "Kau tahu? Aku sudah melihatmu sejak lama."

Dave berbalik dengan kilat, ia mencengkeram lengan Jess, "sebenarnya apa tujuanmu? Dengar, aku tidak belajar untuk mempercayai siapapun!"

Gadis itu meringis kesakitan, "aku hanya mencari bagian yang hilang. Siapa kau sebenarnya sebagai bagian dari cerita ini?!" Jess menaruh iba, "aku selalu melihatmu disana. Tapi siapa kau sebenarnya?!"

Dave melepaskan cengkeramannya.
Jess tengah bernafas lega, "ini bukanlah dirimu yang sebenarnya."
Dave menggeram, "kau pikir kau tahu siapa diriku yang sebenarnya?!"
"Aku hanya mencari bagian yang hilang," gadis itu mengulang kalimatnya. "Menurutmu bagaimana Dave bisa bangkit dari kematiannya dan berdiri dihapanku sekarang, sedangkan di saat yang sama Randall, keturunan raja bangsa penyihir, mati. Apa kau tidak ragu dengan dirimu sendiri?!"

Dave merasa senewen. Ia membalikkan badan. Berusaha melepaskan semua beban pikirannya. Ia hanya ingin berlari jauh dan melupakan semua ini.

"Kau tidak bisa lari dari semua ini. Apa kau tidak ingin bertemu keluargamu? Karena sebenarnya kau punya tempat untuk kembali, tempat untuk pulang yang sebenarnya," Jess menelengkan kepala dan tersenyum.
"Bagaimana bisa seolah-olah kau tahu apa yang aku pikirkan?" Tanya Dave lirih.
"Karena ini yang disebut kendali pikiran."

"Kalau begitu kenapa tidak kau korek semuanya dariku, dan katakan padaku yang sebenarnya!"

"Sudah kubilang ada bagian yang hilang yang ingin kucari." Jess tampak berpikir, "apa kau berada dibawah kendali mantera lain?"

"Sebagai buronan, ya. Aku hanya tidak tau apa aku sudah benar-benar terlepas dari semua itu. Tapi aku punya tuan yang mengikatku dengan mantra kutukan."

Jess kembali bergerak menusuk dada Dave tanpa ijin. Seketika Dave melompat mundur dengan reflek.
"Maaf, tapi ada dua mantera penghalang dalam tubuhmu yang berlainan. Bagaimana bisa?" Tanya Jess penasaran.

Dave mengalihkan pandangannya, "sebenarnya apa urusan mu dengan semua ini?"
"Tidak ada," jawabnya singkat, "aku hanya kebetulan bertemu denganmu. Dan aku baru saja melihat sesuatu yang besar. Aku ingin mencari tahu apa itu." Jess menatap ke dahan-dahan pohon ditengah gelap malam, "mungkin itu akan mengubah masa depan."

"Sebaiknya kau pulang," Dave berjalan meninggalkannya.
"Kau membiarkan seorang gadis berkeliaran di hutan sendirian?"
Dave terkekeh, "dengar, pertama, akulah bahaya yang harus kau takuti. Kedua, bukankah kau biasa berkeliaran di tempat ini untuk pergi ke danau."

Jess menggerakan tangannya dengan cepat, ia mencekal leher Dave.
Laki-laki itu balas mendengus. Sebenarnya, Dave melihat gerakan tangan itu. Namun, ia membiarkannya, karena baginya  itu bukan ancaman.

"Pertama, kau bukanlah bahaya yang mengancam bagiku. Kedua, aku punya masalah dengan pola tidurku. Aku bisa terjaga antara dua sampai tiga hari. Dan aku tidak bisa diam tanpa melakukan apa-apa!"

Dave menyambar tangan ramping itu, dan menggerakannya berlawanan dengan gerakan engselnya.

"Aaaaaaaaaww!!!" Teriak Jess melapiaskan rasa sakitnya hingga matanya berair, "kau benar-benar kasar!" Sentakan itu diiringi tamparan diwajah Dave yang seketika memberengut.

"Baiklah kita impas sekarang. Sebagai gantinya, aku akan membawamu pulang kerumahmu."

The Cursed Half-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang