Maleficus berdiri terdiam menatap keluar jendela, hitam. Tertera disana dengan ukiran-ukiran rasi bintang yang bergermerlapan. Mungkin mereka hendak menyampaikan sesuatu--bencana?
Maleficus tak mengerti, ia hanya seorang penyihir yang terus bertengger di dalam bilik labnya, melakukan penelitian terhadap mantra sihirnya, dan menciptakan senjata senjata penghancur yang dapat memusnahkan para vampir.
Brak! Brak! Brak!
Seseorang menggedor pintu tak sabar.
Maleficus beranjak, ia tampak kalang kabut mengemasi barang-barangnya hingga akhirnya ia berhenti ketika beberapa penyihir menerobos masuk. Mereka tampak menggeledah tempat itu mencari-cari sesuatu.
"Kalian tidak akan menemukan apapun disini!" Ucapnya tajam dan dingin.
"Dengar, Maleficus! Mantra itu berbahaya, kau sudah membunuh para prajurit! Dan para bangsawan memintaku untuk menghentikanmu!"
"Aku bersumpah itu kecelakaan! Aku akan menyempurnakan sihir itu!" Sangkal Maleficus dengan meyakinkan mereka.
"Tidak, Maleficus! Kau tidak bisa meneruskannya! Sihir itu terlarang, kau membutuhkan kontrak dengan iblis itu!"
"Benar." Balas Maleficus mengiyakan.
"Kau berkhianat?" Ucapnya sembari menggeleng tak kuasa. "Bunuh pengkhianat ini!" Teriaknya keras memberi perintah pada prajurit lain.
"Dengarkan, Igor!" Panggilnya, "aku tidak melakukan perjanjian apapun dengan mereka!"
Seketika Igor menusuk Maleficus dengan pedangnya. Mereka saling pandang dalam kebisuan beberapa saat.
Maleficus mulai menggerekan bibirnya merapal dalam bisikan. Ia merapatkan telapak tangannya ke benda-benda yang dapat diraihnya. Cahaya hijau membentuk lingkaran dan bintang dihiasi aksara aksara aneh membentang dipenjuru ruangan. Maleficus mengibaskan tangannya yang berlumuran darah ke arah lingkaran. Tiba-tiba gemuruh terdengar yang menyerupai raungan. Ia menendang Igor mundur, pedang itu pun terhunus dari perutnya. Maleficus segera berlari pergi sembari menutup lukanya.
Sulur-sulur yang bergerak tanpa kendali menyambar-nyambar apapun yang ada di sekitarnya, termasuk Igor dan pasukannya, hingga mereka menghilang ditelan kedalam bumi.
***
Udara terbakar api, warna jingga kemerahan menerangi malam yang mencekam. Desa telah terbakar perang besar. Debu-debu bertebaran dihembus angin yang diselubungi hawa dingin. Maleficus berlari mencari keluarganya, "Sara!" Ia memanggil nama istrinya berulang kali namun tak kunjung ia temui.
Ia terus berjalan hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok Drac, "perang ini harus diakhiri, para bangsawan penyihir telah membuat kultur yang salah, mereka dilingkupi dusta yang mereka buat dan menyebabkan perang. Aku akan memusnahkan mereka semua!"
Drac bangkit dari duduknya seiring dengan jaringan kulitnya yang kembali merekat perlahan setelah tersayat.
"Tidak, kau tidak bisa melakukan ini....." Maleficus kembali mengaktifkan mantra lingkaran setan itu. Namun, Drac dengan segera menjinakan senjata itu. Ia melumuri salah satu sulur yang mendekat dengan darahnya, ia menepuk lembut benda itu seperti membelai seekor kuda.
"Kau menggunakan senjata ini pada orang yang salah," Drac tak beranjak, "senjata ini belum sempurna, kecuali kau mengadakan kontrak dengan iblis," mata Drac yang berwarna merah darah itu bersinar diantara gelap malam. Iblis yang dimaksud adalah dirinya sendiri. "Dan kau bisa menyelamatkan keluargamu."
"Selamatkan keluargaku..." Maleficus berlutut, ia agak enggan, namun ini ia lakukan demi menyelamatkan keluarganya.
Drac mengulurkan tangannya, ia menusuk telapak tangannya dan memeras darahnya keluar. Maleficus menenggak darah yang menetes itu. "Siap melayanimu, tuan." Maleficus telah memilih sisinya.
Drac tersenyum.
***
"Regina, pergilah ke basement. Tutup dengan mantra pelindung, jaga ibu dan Miranda. Maafkan, ayah karena memintamu melakukan ini..." Maleficus telah pergi menemui putri kecilnya.
"Sara, aku benar-benar minta maaf..." Maleficus menyeka air mata yang menetes di pipi istrinya. Wanita itu kelu tak dapat berkata-kata.
Tangis mereka pecah.
"Ayah! Kemana ayah akan pergi?!" Rengek Regina melihat ayahnya melangkah pergi.
"Ayah akan selalu bersamamu, sayang. Ayah akan menjagamu dari jauh."
Mereka berpisah.
***
Dua laki-laki misterius yang berbeda itu muncul dari balik bayangan. Mereka berhenti di tengah desa.
Salah satu dari mereka melangkah maju dan berlutut. Ia membisikan sesuatu dalam bahasa yang aneh. Telapak tangannya mencengkeram tanah. Seketika cahaya hijau menjalar membentuk bintang ditengah lingkaran. Ketika laki-laki itu berdiri, satu laki-laki lainnya melangkah maju, ia melukai dirinya sendiri dan menumpahkan darahnya ditengah lingkaran.
Angin berhembus dengan satu kibasan, dan mereka menghilang.
Gemuruh terdengar, suara jeritan yang melengking terdengar memekakan telinga, diiringi guncangan. Malam yang mengerikan, dibanjiri darah, ratapan putus asa, dan dusta yang menyebabkan bencana.
Namun, hal itu tak kunjung menghapus dendam...

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Half-blood
Fantasy[COMPLETED] Dave bukanlah vampir berdarah murni. Kutukan itu telah mendarah daging dalam dirinya. Ia telah menghisap banyak darah manusia, dan mengalahkan kaum penyihir, para pemburu vampir. Hingga suatu malam ia mendapati hal yang sangat tidak disa...