The Moon

156 9 0
                                    

Darah berdesir di setiap pembuluhnya. Detak jantungnya menghentakkan tubuhnya. Dave kembali mendapatkan kutukan dari Lord Drac.

Waktu terperangah menatapi nasib Dave di tangan laki-laki bengis itu. Mereka hanya membiarkan suasana menegang hingga Lord Drac melepas taringnya dari leher Dave. Gema degup jantungnya terdengar.

Serabut pembuluh darah di matanya kembali mencengkeram. Warna merah kelam kembali meliputi iris matanya.

Drac kembali menusukkan jarum yang dialiri darahnya ke jantung Dave berkali-kali. Dave hanya mengikuti respon jantung dan tubuhnya yang menolak, tubuhnya yang diikat mantra tak dapat berkelit, hingga ia kewalahan.

"Aku...sudah...kembali, untuk apa...kau...bersikeras...menginveksi...tubuhku...dengan...darahmu, Drac?" Ucap Dave akhirnya dengan lemah dan terbata.

Entah apa yang membuat amarah tampak menguasai Drac, ia berlalu begitu saja setelah itu.

Maleficus segera melepas mantra yang menjerat Dave. Ia segera menyusul tuannya pergi.

***

Dave mencabut semua saluran yang masuk ke tubuhnya. "Oughrrr..." Dave terduduk mengembalikkan kekuatannya dan regenerasi tubuhnya. "Argh sial. Apa yang sebenarnya terjadi padaku..."
Ia berjalan dengan sempoyongan mencari Maleficus.

Lorong bawah tanah tampak lebih mengerikan dari biasanya. Api berkobar di ujung batang obor, menerangi lorong sunyi yang dengan cahaya remang-remang.

Dave terus berjalan dengan tenaganya yang belum terkumpul. Ia menopang tubuhnya ke dinding di setiap langkahnya yang gontai.

"....tuan anda tidak bisa menginveksi jantungnya. Jantung itu dilindungi mantra pelindung. Mantra itu tidak bisa dihancurkan begitu saja, kecuali anda menghancurkannya dari dalam--klan penyihir sendiri."

Dave mendengar suara Maleficus ketika ia melintas di ruang senjata, ia bersembunyi untuk mencuri dengar.

"Maka dari itu Maleficus, aku memerintahkanmu untuk menghancurkan mantra pelindung yang ada pada jantung Dave!"

Suara Drac membuat Dave terbelalak. Kerut di dahinya menggurat, alisnya bertaut, amarahnya memuncak. Ia segera melesat keluar kalang kabut, ia ingin segera pergi dari sana dan tidak ingin kembali. "Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Siapa sebenarnya aku? Bagaimana bisa mantra itu melindungi jantungku?" Pertanyaan-pertanyaan itu terus menyerang pikirannya.

Tubuhnya sempat menabrak dinding dan terpelanting karena keadaannya yang belum pulih.

Ia melesat ke timur tanpa tujuan. Matanya melihat kerlingan cahaya air bah yang tenang, yang terpantul oleh cahaya bulan. Kaki Dave berhenti bergerak. Ia segera turun dari atas pohon perlahan. Ia berjalan dengan limbung dengan sisa tenaganya.

Dave berdiri di tepi Danau menantang malam. Ia berteriak dengan aumannya yang paling keras. Tampak ia ingin murka. Namun tiba-tiba pikirannya bimbang, ia kembali bertanya-tanya tentang dirinya yang akhirnya membuatnya melemah dan berlutut di depan bulan. Pandangan matanya berubah kosong, serabut pembuluh darah di matanya seolah berdenyut tegang, Dave menarik nafas terisak. Sayangnya ia tak dapat menangis, hanya saja sesuatu yang tak nyata terasa mengorak-arik hatinya.

Angin seolah bersekutu dengannya, ia mencium bau keberadaan seseorang yang tengah bersembunyi dibelakangnya. Dave segera tahu mangsanya bersembunyi dibalik pohon.

"Keluar!!" Sentak Dave, namun tak ada tanda-tanda. "Keluarlah! Aku membutuhkanmu!" Rayu Dave seolah meminta tolong.

Seorang gadis keluar dari sana dengan ragu. Rambut pirangnya diikat dengan rapi, seolah seperti sebuah tiara dikepalanya. Tak segan Dave melesat, mencengkeram lengan gadis itu, dan hendak mengoyak lehernya.

"Namaku Jess."
Seketika Dave berhenti, terperangah dengan respon yang diberikan anak manusia itu.

The Cursed Half-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang