Suara langkah Dave menggema di aula dansa, ia berjalan keluar tanpa mengalihkan pandangannya yang lurus kedepan. Wajahnya tampak geram, bibirnya terkatup rapat dan pandangan matanya semakin tajam. Ia mengepalkan tangannya erat-erat hingga kuku jarinya menusuk telapak tangannya sendiri, ia terus berjalan tanpa menghiraukannya.
Dave mendorong pintu masuk terbuka, bukan alam terbuka yang ia lihat seperti sejak pertama ia datang melainkan sebuah ruangan dalam mansion tua yang dindingnya dihiasi ornamen batu.
Dave menelusuri lorong, ia mendengar rengekan bayi yang terdengar samar samar.
Ia berhenti didepan pintu, suara itu bersumber dari balik pintu besar itu. Dave mendorongnya dan masuk. Tampak dua orang bayi tengah tertidur pulas dalam sebuah ranjang yang hangat dan nyaman. Entah kenapa Dave juga merasa hangat dan tenang, ia merasa nyaman. Matanya berpusat menatap salah satunya, Dave merasa sangat dekat seoalah ia mengenal si bayi dari aroma darahnya, denyut nadinya, daging dan otonya, sampai ke tulangnya, hingga seakan ia tengah melihat dirinya sendiri beberapa tahun sebelumnya, kecil dan tak berdaya. Ia terlalu terbawa suasana, senyuman yang tulus tampak mengembang dari bibirnya.
Kemudian, tiba-tiba ia merasa marah dan akhirnya keluar. Namun, ketika ia membuka pintu ia kembali berdiri di kamar itu lagi. Dave menatap ke belakang, hanya sebuah ruangan gelap.
Kini bilik itu tampak berantakan, yang tersisa hanya ranjang kecil milik sang bayi yang masih pada tempatnya. Setelah tangisan yang paling keras terdengar, suara itu lenyap perlahan. Bayi-bayi itu menghilang. Seorang laki-laki tengah duduk meringkuk dan sibuk di sudut ruangan. Terdengar derak tulang-tulang yang dipatahkan dan suara gerat giginya tengah mengunyah. Darah mengalir di bawah kakinya.
Dave mendekat, suara langkahnya terdengar hingga laki-laki itu berbalik dan menatapnya. Dave terperanjat, kini ia melihat dirinya sendiri berdiri didepannya. Laki-laki itu memasang tampang tak berekspresi mentap Dave yang terkejut. Ia melangkah mendekat. Suara tetesan-tetesan darah terdengar menggema, salah satu pergelangan tangan laki-laki itu putus. Tiba-tiba Dave merasa nyeri ditempat yang sama dimana tempat laki-laki itu terluka. Dave menatap tangannya, berdarah dipergelangannya dan hilang telepak tangannya--patah. Laki-laki itu berlari seolah hendak menerkam, kemudian ia menabrakan diri ke tubuh Dave. Seketika ia menghilang seperti onggokan debu yang tertiup angin. Dave mencengkram dadanya sendiri, jantungnya terasa sakit seolah satu detakan yang terdengar keras akan berlanjut menjadi ledakan. Ia memjamkan mata menahan sakit.
Rasa nyeri yang luar biasa itu lenyap perlahan. Dave mulai membuka mata kembali. Kini ia berdiri di depan sebuah cermin besar, yang menampakan gambar dirinya tengah berdiri tanpa ekspresi dengan background ruangan kastil yang dikenalnya, namun suasana gelap terasa disana. Cermin itu tak merefleksikan gambar dengan benar, nyatanya Dave berdiri kebingungan di dalam sebuah bilik yang sama dengan ornamen batu di dinding.
Ia melihat laki-laki jangkung berpakaian serba hitam mengayunkan kapak ke lehernya. Dave tidak bisa bergerak, tubuhnya membeku. Seolah dialah yang menjadi bayangan dari gambarnya sendiri.
Kapak itu melesat diiringi bunyi gesekan dengan udara. Ujungnya yang tajam meretas jaringan kulit Dave, merobek dagingnya, memutuskan otot dan pembuluh darahnya, kemudian meretakan tulang lehernya hingga patah dengan cepat.
Pandangannya seketika berubah gelap, ia tak dapat merasakan tubhnya.
***
Dave terlonjak kaget tersadar. Ia kembali merasakan tubuhnya dan semuanya baik-baik saja seperti semula. Ia duduk di kursi dan kembali ke permainan tarotnya.
Kartu tarot itu terhubung dengan ilusi melalui sihir, pikir Dave.
Ia menatap kartu tarot di tangannya. Makhluk berwujud mengerikan dengan kaki dan kepala binatang, bertubuh manusia bersayap kelelawar terlukis dalam kartu. Makhluk itu seakan mengekang seorang wanita dan laki-laki--the devil.
Dave kembali mengikuti alur ilusi....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Half-blood
Fantasía[COMPLETED] Dave bukanlah vampir berdarah murni. Kutukan itu telah mendarah daging dalam dirinya. Ia telah menghisap banyak darah manusia, dan mengalahkan kaum penyihir, para pemburu vampir. Hingga suatu malam ia mendapati hal yang sangat tidak disa...