Cover

117 9 0
                                    

Usai Miranda membersihkan racun dan mantra yang menyerang tubuh Dave. Miranda beranjak, "aku tidak bisa menutup lukanya, ia akan meregenerasi."

"Kau membiarkannya menganga seperti itu?" Tanya Jess sangsi.

"Aku sudah menghentikan pendarahannya, itu cukup." Sambungnya, "Coba saja kau awasi semalaman, luka itu sudah menutup besok."

"Bisa kau bantu aku memindahnya ke kamarku?"

"Oh please!!! Isabelle lakukan sendiri, ini terasa seperti aku menghianati klanku!"

"Bagaimana jika dia benar-benar Randall?"

"Jika? Hanya jika. Aku tidak peduli!"

Jess menghalangi langkah Miranda yang beranjak pergi.

"Baiklah akan ku ajari mantra menghilang," ucap Miranda menyerah." Gadis itu mulai memperagakan, "pilih media yang mau kau gunakan."

"Miranda disini hanya ada dinding dan tanah."

"Dengar Jess, mantra ini menghilangkan keberadaanmu di dunia nyata, semua sel yang ada ditubuhmu tidak akan melebur dan menghilang dan disatukan kembali seperti yang kau tau, tapi mantra ini akan merefleksikan dunia nyata dan kau hanya harus melewati jalur yang sama seperti di dunia nyata untuk mencapai tempat tujuanmu. Paham?" Miranda merogoh isi tasnya, "sebaiknya kita gunakan cermin ini." Miranda memulai ritualnya, "sentuh sisi cerminnya, sebaiknya kau bawa makhluk bodoh itu! Setelah sampai, lihat keluar sisi cermin di kamarmu."

Mereka mulai merapal mantra.

***

Jess segera menutup semua celah dikamarnya, ia meletakkan Dave diranjangnya dengan keadaan terikat mantra. "Dia terlihat tampan ketika diam seperti itu," gadis itu menyentuh wajah Dave yang dingin dan dihiasi serabut pembuluh darah yang terlihat dibalik kulitnya yang pucat, "lihat, kau begitu tenang padahal ini malam hari, apa kau tidak bernafas?" Jess yang penasaran mendekatkan jarinya ke hidung Dave, ia tak bernafas.

Jess terkesima, "aku benar-benar ingin membedah isi tubuhmu, bagaimana seluruh organmu bekerja? Sayangnya ada perasaan dihatiku yang mencegahku melakukannya," ia tersenyum manis.

"Coba saja..." Dave berbisik dan tersenyum menantang, ia tersadar.

Seketika Jess terperanjat.

Dave terkekeh, "sebaiknya kau lepaskan aku."

"Kau tahu? Sebentar lagi pagi tiba."

Jess mangkah keluar, membanting pintu itu dan menguncinya. Ia kembali, "jika keluar dari sini kau akan mati!"

"Lepaskan aku!"

"Jika kau tidak bisa diam kau juga akan mati," Jess menambahkan dan pergi mengurusi urusan kerajaannya.

"Sial," racau Dave.

Matahari pun menina bobokannya.

***

Derap langkah kuda kuda yang beriringan pun menuju kerajaan. Para penyihir mengawal Putri Rosaline dan anggota kerajaan lainnya.

"Dimana Isabelle?!" Rutuknya pada diri sendiri.

"Rosaline, serahkan pada kami. Kami akan mencari Isabelle," Rolland menarik kudanya.

Miranda tampak berlari mendekat sebelum mereka pergi, "putri Isabelle sudah pulang, aku bertemu dengannya semalam di jalan."

"Kalau begitu kami akan membersihkan kekacauan di custle. Sebaiknya kau juga mengurus bagianmu, Rosaline," Rolland bersikap sarkas. Ia mengingat ketika musibah trakhir yang menimpa kerajaan Levergne, Dave membantai habis sebuah lembah di selatan kerajaan. Pihak kerajaan tidak melakukan apapun hingga rempat itu menjadi kota mati. Namun, para penyihir berhasil mengembalikan tempat itu ke wilayah kerajaan.

Gadis itu hanya mendengus dan melengos pergi, "Miranda, katakan padaku, apa yang dilakukan Isabelle?"

"Dia pikir, dia bisa mengatasi ini," Miranda tahu bagaimana mengakhiri omong kosong dengan Rosaline.

Rosaline pun diam dan merasa puas adiknya tak terlihat lebih baik darinya. Miranda berhasil membuatnya senang tanpa mengatakan yang sebenarnya.

***

"Isabelle!" Rosaline berlari kearahnya.

Isabelle tengah tenang di ruang baca. Sial batin Rosaline, "syukurlah kau baik-baik saja." Ia langsung pergi.

The Cursed Half-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang