"Haah.."
Kau menghela napas kasar, sambil menumpuk map-map di atas meja hingga hampir sejajar dengan mukamu saat kau duduk di bangku kerjamu.
"Sepertinya aku tidak bisa menikmati waktu istirahatku siang ini" gumammu.
"Tidak ada makan siang hari ini" ocehmu dengan muka kusut dan lesu.
Tumpukan map sudah menunggu untuk kau kerjakan. Sebagai pegawai magang, kau menjadi sasaran empuk pegawai-pegawai senior lainnya untuk disuruh ini itu, termasuk menyelesaikan beberapa dokumen yang harus selesai besok.
Tiba-tiba seorang pria berpakaian rapi dengan beberapa barang di kedua tangannya masuk ke dalam ruang kerjamu.
"Yaa, kenapa kau masih disini? Semua pegawai sudah mulai keluar untuk istirahat. Lihatlah, tidak ada orang kan di ruangan ini. Hanya ada kau dan aku."
Jimin mengoceh sambil meletakkan kotak yang entah apa isinya dan dua cup kopi panas ke atas mejamu.
"Apa aku terlihat santai dan menikmati waktu istirahatku?"
"Lihatlah, Jim. Semua pekerjaan ini menungguku, besok harus selesai. Dan aku tidak mau lembur sampai terlalu larut" lanjutmu dengan muka memelas.
"Hmm, sudahlah aku tidak mau menerima alasan apapun darimu, bahkan jika direktur yang melarangmu untuk beristirahat, akulah orang pertama yang menentangnya."
"Yaak, pantas saja kau berani menentang direktur, karena kau adalah anaknya sendiri!" kau mencubit perut kekasihmu itu.
Jimin tertawa terbahak. Memang dia adalah anak dari direktur perusahaan tempatmu magang. Dan dia pun saat ini juga sama denganmu menjadi pegawai magang.
"Y/n, aku tidak mau kau sakit lagi seperti beberapa waktu yang lalu. Ayolah, aku sudah bawakanmu nasi kotak, kopi, dan rainbow cake kesukaanmu" bujuk Jimin dengan mengusap-usap rambutmu.
"Tapi aku malas makan, Jiiim.." ucapmu dengan memanyunkan bibirmu.
Jimin mengambil kursi dan menggeser kursimu untuk duduk saling berhadapan.
"Tapi kau harus! Aku suapin yaa.."
Jimin mengambil sepotong kecil rainbow cakenya, kemudian dia menyuapimu dengan garpu.
Saat Jimin hendak memasukkan suapan untukmu, kau masih membungkam mulutmu. Sehingga dia menempelkan whip cream cake tersebut ke pipimu dengan sengaja."Yaak, Jim!!"
"Hehehe" Jimin terkekeh hingga matanya tampak hanya segaris di wajahnya yang imut itu.
Meskipun kau adalah kekasihnya, namun menjahilimu hingga kau benar-benar kesal adalah salah satu hobinya.
Ketika kau akan mengusap pipimu yang terkena whip cream tersebut, Jimin mencegah tanganmu."Eiits, tunggu dulu, biar aku yang tanggung jawab." kau mengira Jimin akan membasuh pipimu dengan tisu, namun yang terjadi adalah..
Cup!
Jimin mengecup pipimu singkat dengan sedikit hisapan.
Kau melototinya, namun yang ada malah dia tertawa semakin menjadi."Jim, aku tidak mau bercanda sekarang!"
"Aku baru tahu kalau rasa whip creamnya sedikit seperti rasa BB cream" Jimin kembali tertawa.
"Yaak, Park Jimin! Jangan pernah kau bertindak mesum lagi di kantor yaa!!"
"Kalau begitu kapan-kapan kita lanjut di tempat lain saja ya, Chagi"
Kau memukul lengan Jimin dengan keras. Membuat Jimin mengelus-elus lengannya karena kesakitan.
"Aaww!"
"Sakitkah?" kau agak menyesal karena menyakitinya.
"Ani, Chagiya. Aku akan sakit jika kau tidak mau makan."
"Berjanjilah kau memakan ini semua yaa?" lanjutnya sembari beranjak dari tempat duduknya.
"Jangan pernah takut gemuk, yang aku harap hanya tubuhmu yang sehat, tidak sakit-sakitan lagi. Arraso?" kau hanya mengangguk pelan.
Dalam hatimu kau sangat bersyukur mempunyai kekasih yang perhatian seperti Jimin meskipun sering membuatmu gemas.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Short Stories
FanfictionBagaimana rasanya jika kau menjadi bagian dari hidup mereka? Suka, senang, bahagia, terharu, hingga sedih dan memilukan.. Simak ceritanya..