Sepi.
Adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati dan hidupmu saat ini. Meskipun liburan semester telah tiba, tapi kau masih belum bisa merasakan atmosfer liburan itu. Karena di liburan ini ada tugas yang teramat penting yang harus kau lakukan, yaitu menjaga dan merawat nenekmu di desa. Orang tuamu yang sibuk bekerja, menjadikan waktu liburanmu tersita, mewajibkanmu untuk menggantikan mereka yang tidak punya waktu bahkan untuk mengurus anaknya sendiri mereka juga tidak sempat. Dan kau juga tidak sampai hati untuk membiarkan nenekmu diurus oleh perawat yang ketus dan kurang telaten merawat makhluk tua renta tersebut. Kadang kau benar-benar kesal dan kecewa dilahirkan di tengah-tengah keluargamu sekarang ini. Namun mau bagaimana lagi, semua harus dijalani.
Mungkin juga karena satu hal lain yang membuat dirimu merasa benar-benar kesepian di dunia ini. Sejak beberapa bulan lalu kau kehilangan kontak dengan kekasihmu, Jung Hoseok. Namja yang biasanya dengan ceria menghiburmu, membuatmu tersenyum, dengan tulus memberimu sandaran dan pelukan, tiba-tiba hilang lenyap tanpa kabar apapun. Walau kabar angin pun tidak pernah kau dapatkan darinya.
"Kau sebenarnya ada di mana?"
"Apa yang kau lakukan sekarang?"
"Apa kau masih ingat dengan kekasihmu ini?"
"Apakah kau tidak pernah memikirkan perasaanku?"
"Bagaimana bisa kau setega ini padaku, membiarkanku sendirian?"
Beberapa pertanyaan itulah yang berputar-putar dalam pikiranmu dan sangat ingin kau tanyakan padanya. Kau sudah berupaya untuk mencarinya, mulai dari apartemen, rumah, teman-temannya, dan bahkan tempat nongkrongnya, namun tak ada hasil.
Kau selalu mencoba untuk mengingat kembali apakah ada hal yang menyakitkan yang pernah kau lakukan padanya, ataukah ada kemungkinan orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan kalian. Namun semua pikiran itu kembali tertepis lantaran hubunganmu dengannya memang tidak terjadi kesalahan apa-apa. Sejauh ini kalian menjalin hubungan dengan baik.
#Tiga bulan yang lalu..
"Chagi, nanti aku akan menjemputmu, ya. Setelah itu aku ingin kita jalan bareng." Ucapnya saat mengantarmu berangkat ke kampus.
"Nee, with my pleasure, Honey." Kau memberi flying kiss padanya kemudian disusul dengan lambaian tangan darimu.
"Kau, jangan menjadikanku selalu merindukanmu seperti itu, y/n-ah." Katanya sambil tertawa.
Seusai kuliah, rupanya dia menepati janjinya. Hoseok telah berdiri di halaman berumput depan gedung kampus. Dia tersenyum lembut, namun seperti menyimpan sesuatu dalam senyuman palsunya itu. Namun kau tidak menyadarinya.
"Saranghaeyo, Hoseok-ah." Ucapmu saat berada dalam genggaman tangan dan bersandar padanya.
"Nado, y/n-ah." Suaranya terdengar lebih berat dan tercekat ketika membalas kata cintamu.
Kau memandangnya lekat, mulai merasakan sedikit keanehan dari dirinya. Namun Hoseok segera mengecup keningmu dan mengajakmu berjalan kembali.
"Sebenarnya ada masalah apa, Hoseok-ah?" Kau berhenti dan menatapnya dalam.
"Nothing. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan." Jawabnya dengan senyuman, namun tampak sekali jika senyuman itu dipaksakan. Karena bibirnya mengguratkan senyuman, namun binar matanya mengatakan yang lain.
"Aku hanya ingin kau selalu fokus pada cita-citamu. Jangan terlalu sering bersedih dan merasa kesepian. Kau tahu, aku akan selalu mencintaimu." Ujarnya sambil mengelus rambutmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Short Stories
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya jika kau menjadi bagian dari hidup mereka? Suka, senang, bahagia, terharu, hingga sedih dan memilukan.. Simak ceritanya..