IMAGINE RAPMON x YOU

2.9K 219 5
                                    





Terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang rumah sakit, kini menjadi nasibmu. Karena kesibukan ekstra, pola hidup yang tidak sehat, serta ketidakadilanmu terhadap tubuh, akhirnya kau harus menanggung penderitaan penyakit typus ini. Tubuh melemas seperti sehelai kain serta wajahmu memucat tak bergairah. Tangan layuhmu yang ditusuk-tusuk jarum infus seolah berpasrah, menyerah dengan apa yang diperbuat padanya. Lalu ada satu hal lagi sesuatu yang kau benci dan harus kau terima adalah bau obat-obatan rumah sakit.

Sudah tiga hari kau dengan terpaksa harus meninggalkan aktivitas sehari-harimu dengan berbaring manja di kamar VIP yang tidak pernah diharapkan ini. Meski demikian tak satupun keluarga yang menjagamu untuk turut merawat. Mereka hanya bisa menjengukmu sesekali setelah sekian lama kau jatuh sakit. Mereka memilih untuk menyewa seorang suster yang akan melakukan dan memenuhi semua keperluanmu. Alasan mereka melakukan itu adalah karena tidak ada waktu untuk meninggalkan kesibukan masing-masing dan memilih untuk merawatmu. Mungkin karena jabatan dan harta yang telah mengendalikan mereka dan menjadikannya buta kasih sayang. Kau terus berpikir positif meskipun masih terasa mengganjal dalam hati untuk menerima hal itu, kau berpikir bahwa ini semua karena kau telah dewasa sehingga mereka merasa tidak perlu untuk menjagamu lagi saat sakit. Kau hanya bisa memendam kekecewaan itu. Rasa pahit harus kau telan sendiri, mungkin hanya ada satu orang yang bisa kau ajak berbagi rasa dan dia pun juga tak kalah sibuknya dengan keluargamu. Sehingga kau hanya bisa mencurahkan perasaanmu padanya melalui pesan.

"Agassi, ada seseorang yang mencari Anda," suster itu memberitahumu setelah ia mengambil obat dari luar. Kemudian disusul dengan kemunculan seorang namja berlesung pipi. Dia menunjukkan senyum khasnya yang menawan.

"Annyeong, Lee Y/n." Sapanya padamu ketika masuk ke ruangan.

"Namjoonie!" Kau berteriak girang melihatnya, sampai-sampai kau ingin berjingkrak dari ranjang.

"Eits, jangan banyak bergerak, kau harus istirahat," ujarnya menasihatimu.

"Arra arra. Tapi aku senang sekali hari ini ada yang mau menjengukku. Apalagi yang menjengukku adalah oppa tertampanku," kau mencubit pipinya dengan gemas. Seketika itu kau seperti sembuh dari penyakit dalam sekejap.

"Nee, aku hari ini menyempatkan waktu untuk menjengukmu setengah hari. Ya karena aku merasa kau butuh teman untuk mencurahkan perasaanmu," ucapnya lembut sambil mengusap-usap rambutmu. Ia mengambil tempat duduk di tepi ranjang dekat denganmu.

Namjoon, anak dari sepupu ibumu telah dekat denganmu sejak kalian masih duduk di bangku SD. Walaupun terbilang menjadi saudara yang cukup jauh, tapi hubunganmu dengannya sangat dekat karena kau bersekolah di tempat yang sama dan pernah dititipkan di rumahnya saat kau ditinggal orang tuamu pergi ke luar negeri. Kau sudah seperti adik Namjoon sendiri dan begitu pula sebaliknya. Meski usia kalian terpaut tidak terlalu jauh, tapi Namjoon mampu menjadi sosok oppa yang baik dan dapat membimbing, menjagamu ketika kau sedang dalam kesulitan. Hal itu yang membuatmu kagum padanya.

"Sebenarnya aku tidak ingin berkeluh kesah tentang apapun. Karena seperti inilah kondisi dan nasibku. Aku hanya ingin ada seseorang yang menemaniku," jelasmu memelas pada Namjoon.

"Kenapa kau begitu menyedihkan, Y/n-ah?" tutur Namjoon sembari mengambil sesuatu dari totebag-nya yang bertengger di atas nakas.

"Ini untukmu. Minumlah," perintahnya sambil menyodorkan sebuah botol berisi ramuan herbal. Kemudian sang suster mengangguk melihatnya saat kau mengisyaratkan ramuan tersebut padanya. Lalu dengan segera kau meminum ekstrak kurma itu. 

Hening sejenak, Namjoon menatap dalam dirimu yang masih sibuk dengan ramuan herbal itu.

"Oppa, kadang aku berpikir apa benar aku ini anak orang tuaku? Apa aku hanya seorang anak pungut atau semacamnya?" kau memulai perbincangan yang mengikutsertakan emosional perasaan.

Bangtan Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang