Malam ini kau sedang menghadiri pesta ulang tahun temanmu di sebuah villa. Acara tersebut meriah sekali karena selain dijamu dengan hidangan-hidangan yang membuat lupa diet, tidak ketinggalan pula hiburan musik yang memukau. Meskipun bukan sebuah konser megah, namun keharmonisan musik dan kemerduan suara penyanyinya sudah cukup menarik perhatian tamu undangan, terutama kau yang sedari tadi tersita perhatianmu pada penyanyi muda nan rupawan itu. Seperti seorang malaikat yang turun ke bumi.
Tapi, memandang hanyalah memandang. Kau hanya bisa mengaguminya dari jauh, tak lebih dari itu. Sambil menikmati Bloody Mary cocktails di sudut ruang dan mendengarkan lagu romantis yang dimainkan secara akustik, kau merasa enjoy hingga turut bersenandung.
"Dimohon untuk maju ke depan bagi saudara yang bernama y/n. Han y/n." Tiba-tiba MC mengambil alih acara dan menyebut namamu. Membuatmu tersentak kaget. Dan sedikit gugup karena berujung semua mata tertuju padamu.
Kau pun berjalan memilah keramaian orang yang menonton performa musik itu. Lalu akhirnya kau sampai di tempat MC dengan tampang bodoh karena tidak tahu apa yang akan kau lakukan. Kemudian MC tersebut melanjutkan penjelasannya.
"Baiklah, Hadirin sekalian. Apakah Anda sudah tahu siapakah yeoja ini?"
Para tamu ada yang menyahut tahu dan sebagian lain menyerukan tidak tahu. Dan kau benar-benar seperti orang bodoh dengan senyuman palsu.
"Silahkan kau perkenalkan namamu."
MC tersebut memberikan mic-nya padamu.
"Ne, annyeonghaseo, nama saya Han y/n, eh.. saya teman Song Hyemin yang sedang berulang tahun." Kau melambai lambaikan tangan ke para tamu undangan.
"Ehm mianhae, saya tidak tahu harus berbuat apa disini. Ini sangat mengejutkan, saya tidak mengerti rencana dari acara ini apa." Kau berbisik pada MC yang berdiri di belakangmu.
"Berikan tebakan lagu agar dijawab oleh penyanyi dalam bentuk nyanyian. Silahkan kau berdiri disini."
MC memberikan instruksinya agar pemuda itu berdiri di hadapanmu. Dan kau sangat takjub dengan ketampanannya saat menatap lebih dekat.
Namja itu mengulurkan tangannya, mengajakmu berkenalan. Dengan senang hati kau menerima tangannya yang kekar itu.
"Jungkook. Kau pasti y/n." Ia menyebutkan namanya dan bersikap sok akrab dan sok tahu namamu yang jelas-jelas sudah disebutkan oleh MC.
"Haha, MC sudah menyebutkan tadi."
"Tapi kau tidak berubah."
"Apa maksudmu?"
"Ayo ikut aku sebentar." Jungkook menarik tanganmu. Dan memberi kode pada MC supaya acara diganti dengan orang lain.
"Mwo? Kita mau kemana?" Pekikmu.
Kau berada di luar villa bersama seorang namja tampan yang baru kau kenal. Udara dingin menyambut kedatangan kalian berdua di malam yang sunyi ini. Hiruk pikuk hanya dimiliki oleh villa tersebut. Di halaman luar hanya tersinari cahaya terang rembulan, beberapa bintang dan redup lampu taman.
Namja itu masih saja menggenggam erat tanganmu. Kau masih bingung, terdiam menatapnya.
"Kau kedinginan? Tanganmu dingin sekali." Baru pertama kali ini kau menemukan seorang namja yang memperlakukanmu semanis ini.
"E.. uhm.. apa masih perlu kau menggenggam tanganku? Kita sudah di luar, katakan saja apa yang kau mau?" Kau berusaha melepaskan tangannya. Namun Jungkook tetap bergeming, tangannya erat menggenggammu.
"Aku sudah lama sekali mencarimu, apa aku harus secepat itu melepasmu?"
Kau semakin dibuat bingung dengan tutur katanya yang lembut itu. Di tengah ketidakpahamanmu, ia melepas jaketnya dan memakaikan ke pundakmu, menutupi lenganmu yang terbuka.
"Aku sangat merindukanmu, y/n-ah." Ucapnya sembari menarik tubuhmu lebih dekat dan menatapmu sendu.
"Tapi.. aku masih tidak mengerti apa maksudmu." Kau berusaha melepaskan tangannya dari pundakmu, namun ia malah memelukmu erat.
"Mianhae, y/n-ah. Aku tidak bisa menjagamu."
"Aku masih tidak mengerti."
Tanpa menjawab, Jungkook melepaskan pelukannya. Lalu menuntunmu untuk berpindah ke suatu tempat.
Meskipun tidak terlalu jauh dari halaman villa, namun untuk mencapai ke tempat tersebut butuh usaha ekstra yaitu naik dan turun sebuah bukit kecil. Perjalanan melalui bukit cukup menegangkan karena curam dan gelapnya. Beruntung Jungkook membimbing langkahmu, bersiap menangkapmu yang mungkin saja terpeleset. Kau benar-benar tidak tahu akan pergi kemana. Tapi entah mengapa kau mempercayai dan tidak menaruh curiga padanya.
"Apa kau masih tidak ingat?"
Jungkook menunjukkan kolam dengan air mancur dan lampu taman warna-warni di sekitarnya. Kau terpaku, dan kepalamu mulai pening. Hampir saja kau terjatuh, namun Jungkook menangkapmu dari belakang.
"Kau tidak apa-apa?"
"Gwenchana, aku hanya sedikit pusing."
"Ini adalah tempat di mana kita awalnya menjalin kasih. Kau dan aku." Jelasnya, sembari menatap ke langit yang pekat dan berbintang.
"Kau? Kekasihku? Aku tidak pernah tahu." Kau mencoba untuk mengingat kembali.
"Ya, kemudian kau memutuskanku karena kau cemburu pada seorang yeoja, yang sebenarnya dia adalah sepupuku. Lalu setelah itu kau tertabrak sebuah mobil yang mengakibatkan kau kehilangan ingatanmu. Belum sempat aku menjelaskan kesalahpahaman kita, tapi kau sudah pergi ke luar negeri untuk berobat."
Kau hanya termenung mendengarkan penjelasannya. Kau tidak percaya bahwa kau memiliki kekasih sepertinya.
"Jinjja?"
Jungkook mengangguk mengiyakan.
"Aku katakan sekali lagi, aku sungguh sangat mencintaimu, y/n-ah. Kau harus tahu itu. Aku tidak akan pernah menduakanmu."
Kau termangu setelah mendengar kata-katanya, dan menatap dalam mata indahnya yang berseri. Kau merasakan lembut sentuhan bibirnya. Semakin lama semakin dalam ciuman yang kau rasakan, kau pun tanpa sadar memeluk tengkuknya.
Namun langit gelap berubah menjadi terang secara tiba-tiba. Kau tersentak kaget. Suara nyaring terdengar memekakkan telinga. Kau melepaskan ciumannya, dan perlahan bayangan Jungkook memudar. Pandangan menjadi kabur seolah raib terenggut oleh waktu. Jungkook terlihat ingin mengatakan sesuatu. Kau berusaha mendengarkannya tapi suasana sudah terlalu kacau. Gelap pun menguasai penglihatanmu saat ini. Matamu yang semula terpejam kemudian kembali terbuka melihat dunia yang nyata. Rupanya cahaya terang berasal dari tirai jendela yang telah terbuka entah oleh siapa.
"Aah, ya Tuhan, kenapa Kau ingatkan aku lagi padanya." Gumammu lirih.
Tidak hanya tubuhmu, bahkan deru nafasmu kini bergetar. Tak terasa air matamu berlinang. Bahkan mungkin kau membutuhkan tangan yang sudi untuk mengusapnya karena ketidakberdayaanmu. Teringat akan Jungkook yang masih mengisi hatimu, akhirnya mengunjungimu dalam mimpi setelah sekian lama ia pergi untuk selamanya. Sambil mematikan alarm handphonemu yang berbunyi, kau pun berusaha untuk mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh Jungkook terakhir kali.
"Carilah cinta sejatimu, meskipun aku mencintaimu tapi aku tak akan bisa membahagiakanmu dan selalu di sampingmu. Aku tidak ingin melihatmu terus sendirian, dan kesepian. Aku sudah tak bisa kau tunggu dan kau harapkan lagi. Aku hanyalah bintang malam yang hanya bisa kau pandang dalam langit kenanganmu."
THE END
By Xenon
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Short Stories
FanfictionBagaimana rasanya jika kau menjadi bagian dari hidup mereka? Suka, senang, bahagia, terharu, hingga sedih dan memilukan.. Simak ceritanya..