Kau berjalan menyusuri koridor kampus, menuju ke halaman luar yang berumput. Kau baru saja menyelesaikan ujian akhir semestermu. Perasaan lega bercampur senang meledak-ledak dalam dadamu, karena sebentar lagi liburan semester menyambutmu.
Saat kau menoleh ke arah parkir mobil, tiba-tiba matamu menangkap sesosok makhluk indah yang tak asing bagimu. Kemudian kau berlari menghampirinya yang sedang bersandar pada fender depan mobil SUV nya.
"Oppa! Sedang apa kau kesini? Menjemputku? Bagaimana kau bisa tahu kalau aku baru selesai ujian, padahal aku tidak memberitahumu?"
"Aku tahu kau hari ini ujian terakhir dari statusmu di media sosial. Kenapa kau tidak memberi tahu kekasihmu saja, malah semua orang kau beri tahu." Hoseok memasang wajah cemberutnya.
"Mianhae, Oppa. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." kau menyodorkan jari kelingking mungilmu di depan wajah Hoseok. Kemudian dengan iseng kau sentuh hidungnya dengan kelingkingmu. Membuat senyum manisnya terbit menghiasi wajahnya.
"Sangat sulit untuk bisa marah denganmu lebih lama, y/n-ah."
Kalian berdua masuk ke dalam mobil."Y/n-ah, apa kau tidak ada acara setelah ini?" Hoseok berdehem dan sedikit terbatuk-batuk.
"Ani, wae, Oppa? Kau sakit? Masuk angin?" tanyamu cemas sambil menyentuh dahinya untuk mengecek suhu badannya.
"Aaah, sedikit meriang, semalam aku agak demam juga. Jadi, maukah kau menemaniku ke dokter?" pinta Hoseok dengan senyuman khasnya.
"Kenapa kau tidak bilang semalam? Ya, Oppa, kau harus segera ke dokter untuk diperiksa."
"Ok, let's go, Chagiya."
"Apa perlu aku yang menyetir?" kau menawarkannya, karena kau sangat khawatir padanya.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri kok, dan aku tahu harus kemana, oke?"
Hoseok mengedipkan satu matanya padamu sambil mengusap pipimu."Arra, arra."
Kalian menikmati perjalanan dengan memutarkan radio. Pada saat itu sebuah lagu lama mengalun,
" All through your life,
I'll be by your side,
Till death do us part""Baby, I'll be your friend,
My love will never end,
Till death do us part"Hoseok menyanyikan beberapa bait lagu itu. Meskipun tidak terlalu bagus, karena dia bukanlah penyanyi, namun dia sangat menikmati lagu tersebut.
"Kau tahu lagu lama itu, Oppa?" kau heran dengan Hoseok yang masih muda namun mengenal lagu lama yang bahkan lagu itu sudah muncul sebelum dia lahir.
"Ne, aku tahu dari orang tuaku, mereka sering memutar lagu-lagu lama."
"Dan kau tahu, lagu ini sangat mewakili perasaanku padamu. Dari hatiku yang paling dalam, y/n." lanjutnya dengan meraih tanganmu dan menautkannya dengan tanganmu, menjadikanmu semakin tersipu, dan mukamu memerah. Hingga kau tak bisa berkata-kata. Kau hanya tersenyum padanya.
"Hmm.."
Mobil kalian menempuh perjalanan cukup lama, mulai dari menyusuri gedung-gedung dan bangunan-bangunan megah di kota, hingga mulai memasuki daerah pematangan sawah yang hijau dengan pepohonan yang rindang. Jauh dari suasana kota yang hiruk pikuk. Hingga membuatmu heran dengan tujuan yang direncanakan Hoseok.
"Oppa, apa kau tidak salah jalan?"
"Ani, Chagi. Kenapa? Memang jalannya melewati ini."
"Yaak, tapi ini sudah keluar dari kota. Kalau kau mau ke dokter, di kota juga banyak dokter yang buka praktek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Short Stories
FanfictionBagaimana rasanya jika kau menjadi bagian dari hidup mereka? Suka, senang, bahagia, terharu, hingga sedih dan memilukan.. Simak ceritanya..