IMAGINE JIN x YOU

3.6K 263 5
                                    


Kau mempercepat langkah tanpa melihat sekelilingmu. Seakan sedang dikejar oleh derasnya aliran darah dalam tubuhmu. Beruntung kau langsung mendapat taksi sehingga kau tidak sampai membeku di luar menunggu di malam yang dingin di pinggir kota.

Sesak rasanya dadamu, mengingat kembali apa yang kau temui tadi. Kini kau benar-benar seperti pungguk merindukan rembulan.

Harapan yang dulu tumbuh layaknya bunga yang bermekaran, kini harus kandas dalam waktu semalaman. Hanya dia, karena dia, Kim Seok Jin yang kini berusaha menghubungimu melalui telepon. Namun dengan kesal kau menolak panggilannya.

" Aku sangat menyesal dengan segala keadaan ini, dengan keadaan kita."

Sebuah pesan menyusul setelah kau   menolak panggilan. Siapa lagi kalau bukan pesan dari Seok Jin.

###
5 jam sebelumnya..

" Eommaa.. aku harus memakai pakaian yang mana?? Aku bingung, Eomma!!"
Serumu dengan bibir manyun.

" Aigoo.. kenapa anakku teriak-teriak?? Kau hanya akan mendatangi reuni SMA, kenapa harus bingung memilih baju? Kau cocok dan terlihat cantik dengan semua baju yang kau punya."

"Tapi ini spesial, Eomma. Aku ingin tampil lebih cantik."

"Aah, pasti karena kau ingin bertemu dengan seorang yang kau cintai, kan?" Goda eomma sambil mencubit hidungmu.

"Eomma.. setelah aku pikirkan kembali tawaran eomma dan teman eomma dulu, sepertinya aku harus mencoba memulai hubungan dengannya. Meskipun sudah lama aku tidak bertemu dengan teman eomma dan anaknya. Aku hanya berkomunikasi dengan anaknya lewat pesan dan telepon, dan sempat bertemu beberapa kali sebelumnya. Sepertinya aku merasa cocok." Terangmu pada eomma dengan jujur apa adanya.

"Syukurlah, aku sangat mengkhawatirkanmu karena sudah lama kau sendiri dan sangat sulit untuk membuka hatimu. Kini kau benar-benar mau menerima seseorang. Semoga kau bisa bahagia, Chagi.." ucap Eomma sambil memelukmu erat.

Kau memasuki ballroom megah di mana acara akan berlangsung. Berbalut gaun hitam sedikit ketat yang menampakkan lekuk tubuhmu dan dengan sepatu hak tinggi mengkilat, kau dengan percaya diri memasuki area manusia-manusia yang siap berpesta berkumpul di atas lantai marmer hitam.

Tampak segerombol wanita bergincu merah, salah seorangnya melambaikan tangan ke arahmu. Mengajakmu bergabung dengan mereka sambil menikmati hidangan dan musik yang berdentum di segala penjuru ruang.

" Y/n-ah.. tak kusangka ini kau! Kau benar-benar cantik malam ini. Aku belum pernah melihatmu secantik ini sebelumnya." Seru salah seorang dari mereka.

"Mungkin ada target malam ini, haha.." sahut lainnya.

"Hei hei, sudah hentikan. Aku hanya ingin mengubah penampilan saja." Kau tersipu.

Tak lama setelah itu, matamu menangkap sesosok makhluk Tuhan yang kau nanti kehadirannya. Rupanya ia menyadari kehadiranmu, langsung menyapamu.

"Annyeong.. apa kabar? Apa benar aku berbicara dengan Y/n sekarang?" Sapa Seok Jin yang telah berada di hadapanmu sekarang.

"Hahaha.. kau..memangnya kita sedang berbicara lewat telepon? Huh?" Tanyamu seraya menerima gelas berisi wine yang ditawarkan Seok Jin.

"Aku hanya memastikan, kalau ini benar-benar Y/n yang dulu aku kenal. Sekarang kau berubah. Semakin cantik." Seok Jin melontarkan pujian yang membuatmu semakin meleleh.

"Kau selalu saja bisa membuatku tersipu." Wajahmu merah padam, sambil menunduk. Tidak kuasa rasanya bila saat ini memandang wajah tampan menggodanya itu.

Di tengah kau berbincang banyak dengannya, tiba-tiba seorang yeoja datang dari belakang, langsung memeluk punggung kekar Seok Jin. Tampaknya dia sedikit mabuk. Tapi mabuknya seakan hilang saat melihatmu bercengkrama dengan Jin.

"Kemana saja kau? Aku mencarimu sedari tadi."

"Siapa dia? Kau tidak pernah mengenalkanku padanya." Ucapnya sedikit terputus-putus.

"Ah, iya aku lupa mengenalkanmu padanya. Dia anak teman eomma-ku, adik kelas SMA ku dulu. Y/n-ah, ini Hye Mi, dia..." Jelas Jin terputus, dan yeoja itu menyelanya.

"Aku istrinya, salam kenal." Sebuah kata yang tidak pernah kau harapkan, terlontar dari mulut yeoja itu. Seok Jin mengangguk pelan mengiyakan pernyataan wanita yang tampak lebih tua darinya. Hatimu benar-benar terasa hancur lebur, tidak lagi menjadi berkeping-keping tapi sudah menjadi butiran debu.

"Oh.. Oppa, kau sudah menikah ternyata." Kau berusaha memberikan respon positif, meskipun terlambat dan senyummu tampak palsu.

Kau menatap raut wajah tampan Seok Jin yang terlihat menyesal dan tampak tidak nyaman ketika mendeklarasikan bahwa wanita itu adalah istrinya. Sangat terlihat apalagi ketika yeoja itu berusaha bermanja-manja padanya, dan tidak ada balasan dari Jin. Kau sedikit tidak yakin kalau pernikahan Jin adalah karena terpaksa, namun entahlah. Yang ada kini hanyalah kau ingin berlari dan menangis sekencang-kencangnya.

"Chukkae, atas pernikahan kalian. Tapi aku kecewa karena aku tidak diundang di pernikahan kalian." Tenggorokanmu terasa tercekat ketika mengatakan apa yang tidak sesuai dengan isi hatimu. Kau menutupinya dengan cara meminum semua wine yang tersisa di gelas yang kau ambil beberapa waktu lalu.

"Ne, gamshamnida.. kami tidak mengundang banyak tamu, hanya saudara dekat saja. Kau tahu, kami akan segera berbulan madu di Hawaii." Terang Hye Mi, entah dia sengaja ingin memanasimu atau tidak, yang pasti kini tanganmu ingin sekali mendarat di wajahnya yang tidak terlalu cantik itu.

Sesaat kemudian, Seok Jin mengajak istrinya untuk meninggalkanmu, dan berbicara entah apa itu. Lalu kau pun bersiap diri untuk pergi dari tempat ini diam-diam sebelum ada teman yang mengetahuimu beranjak. Tak terasa matamu mulai berair, dan beberapa butir telah berjatuhan, terasa hangat di pipi.

Tiba-tiba sebuah genggaman tangan menyergap lenganmu dari arah belakang. Awalnya kau tidak mampu menoleh dengan mata yang sudah basah seperti itu.

"Ikutlah denganku, jebal." Suara yang tidak asing terdengar. Tangan kekar itu menggenggam erat pergelangan tanganmu, kau sudah tahu siapa pemilik tangan itu tanpa harus menatap wajah pemiliknya. Karena kau akan sangat malu jika Jin tahu kau sedang menangis.

Seok Jin mengajakmu ke belakang ballroom. Rupanya ia telah menyadari kalau air matamu mengalir.

"Mianhae," satu kata terucap dari bibir seksinya. Ia mulai merengkuhmu, namun kau menolak.

"Untuk apa? Aku sudah terlalu hancur untuk menerima kata maaf darimu." Kau mulai terisak, tak kuasa menahan tangis.

"Biar aku jelaskan, aku tidak pernah mencintainya." Jelas Jin berupaya untuk meyakinkanmu.

"Tidak perlu, kau sudah menikah, dia istrimu. Kau harus mencintainya."

"Aku sudah membuat eomma-ku menderita, dan kini aku juga membuatmu menangis seperti ini." Ujarnya penuh penyesalan.

"Aku menangis karena bahagia, mengetahui dirimu yang sekarang telah berada di pelukan yeoja lain. Sekali lagi aku ucapkan, selamat menempuh hidup baru." Kau berusaha menghentikan tangismu, dan menyeka air mata sebelum beranjak.

Kau berusaha untuk tegar, mengingat tujuanmu untuk datang ke acara itu, sedangkan semua harapan menjadi sirna dalam sekejap, terenggut dan sangat sulit untuk menerima. Terasa pedih memang. Tapi inilah yang terjadi. Kini kau meratapi nasib dan kesedihan seorang diri. Menyambut kesendirian yang kelam dan terasa dingin. Namun dinginnya tak mampu membekukan air matamu, yang terus mengalir.

THE END

Sedih deh kalo ditinggal nikah kayak gitu.. hiks.. maaf kalo kurang mengena di hati yaa.. sudah lama gak nulis, Xenon baru comeback nih hehe..
Lagi pengen nulis cerita gini aja soalnya lagi ngerasain.. #eh 🙊
Hehe gak kok cuma becanda guys..

Keep vommen deh yaa guys..

By Xenon💞💟

Bangtan Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang