Chapter 22

512 32 0
                                    

     Kelas Dhea saat ini sangat hening hanya terdengar guru yang sedang mengajar. Dhea sedari - tadi sudah terkantuk - kantuk mendengar penjelasan Mr. Adi yang sangat membosankan. Dhea sangat berharap waktu dipercepat agar pelajaran sejarah ini segera berakhir.

     "Perang Pasifik, yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya dan di Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang) (kang-Ri zhanzheng), terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika Jepang-"

Tok tok tok

     Mr. Adi menoleh ke arah pintu dan menginterupsi guru piket yang sedang berada di depan pintu agar masuk ke dalam kelas.

     "Maaf mengganggu saya ingin mengantarkan surat izin dari siswa yang bernama Alfian" Ucap Guru tersebut.

     "Terima Kasih" Ucap Mr. Adi.

     "Sama - sama, kalau begitu saya permisi dulu" Guru piket itu kembali keluar kelas setelah memberikan surat izin milik Fian.

      "Sekertaris" Mr. Adi memberikan surat izin itu pada sekertaris kelas.

      "Kalau begitu mari kita lanjutkan"

      Mr. Adi kembali menerangkan materi sejarah pada zaman dahulu. Dhea tidak mengerti kenapa harus ada materi sejarah yang artinya akan mengulas peristiwa - peristiwa pada zaman dulu, itu artinya kan mengingat masa lalu dan masa lalu biarlah berlalu. Kenapa harus flashback, throwback dll itu. Lebih baik melihat masa depan daripada masa lalu. Dhea tahu ini tidak benar, maka dari itu Dhea menganjurkan dengan amat sangat jangan pernah berniat untuk meniru nya.

     "Baiklah kerjakan buku paket hal 345, saya permisi sebentar" Mr. Adi keluar kelas. Setelah Mr. Adi keluar dari kelas, Dhea dan teman - temanya langsung menoleh ke arah sekretaris kelas. Semua pasti penasaran dengan apa yang terjadi dengan Fian setelah kejadian mimisan waktu itu.

     "Fian kenapa gak masuk? "

     "Fian sakit DB terus ditambah  Fian punya typus dan tertera disini kalau Fian harus istirahat total setidaknya 3 - 4 Bulan" Ucap Shanin membaca surat dokter milik Fian.

      "Lama banget"

      "Tapi kasian juga sih mangkanya kemarin Fian mimisan" Ucap Dhea.

      "Kita jengukin aja yuk" Usul Vikri.

     "Boleh tuh"

     "Tapi kapan? " Tanya Dhea.

     "Nanti janjian jam 5 aja gimana? " Usul Afrill.

     "Deal jam 5 kita janjian disini kita berangkat bareng" Ucap Zahra.

     "Oke"

     "Ada apa ini? "

     Semua langsung berhamburan menuju tempat duduk masing - masing dan dengan gerakan cepat langsung membuka buku paket sejarah mereka setelah mendengar suara dari Mr. Adi yang mengagetkan mereka semua.

     "Kalau berdiskusi nanti saja, sekarang pelajaran sejarah dan ini tugas individu" Mr. Adi duduk di meja guru

     "Cepat kerjakan dan kumpulkan ketika bel tanda pelajaran saya habis"

     Semua murid kelas XI IPA 2 dengan gerakan serempak mengangkat kepala mereka untuk melihat jam digital di sebelah papan tulis dan ternyata sisa pelajaran sejarah tersisa 20 menit lagi padahal soal di buku paket ada 10 soal.

     "Mampus susah banget lagi" Dhea membolak - balikan lembaran buku paketnya.

    Dhea sekarang seperti menjilat ludahnya sendiri, Dhea ingin sekali menarik kata - katanya yang menginginkan pelajaran sejarah agar cepat berakhir sekarang Dhea ingin memperlambat waktu lagi.

     "Sof ini jawabannya apa? " Tanya Dhea pada Sofi.

    "Cari aja sendiri ini kan individu dan tidak boleh mencotek" Ucap Sofi. Benar bukan, Sofi itu orang yang pelit jawaban.

     Dhea mendesah kesal, kenapa di saat seperti ini teman - temannya tidak ada yang mau membantunya. Dhea melihat Freya dan Afril yang sudah mencapai 5 soal, otak Freya dan Afril memang paling encer menurut Dhea. Dhea menoleh ke arah Sofi ternyata Sofi sudah mengerjakan 3 nomer. Sedangkan Dhea satupun soal belum sama sekali Dhea kerjakan.

    "Dhea kerjain cepetan! " Sofi memberitahu Dhea.

    "Gue gak tau jawabannya" jawab Dhea

    "Mangkanya di cari Dhea, semua bacaan nya ada di buku paket" Ucap Sofi mulai gemas dengan tingkah malas Dhea.

    "Iya deh gue cari" Dhea dengan gerakan lambat mulai membuka - buka bacaan di buku paketnya.

    "Yang sudah boleh dikumpulkan" Suruh Mr. Adi.

    Freya dan Afril bersamaan langsung berdiri dan meletakkan paket mereka di atas meja guru.

    "Kalian udah? " Tanya Dhea.

    "Udah"

    Dhea menjadi panik sendiri sekarang karena teman - temannya sudah banyak yang mengumpulkan buku mereka, termasuk Sofi.

    "Dhea cepetan! " Suruh Sofi.

    "Bentar dulu" Dhea menulis dengan sangat cepat.

    Bel tanda pergantian pelajaran telah berbunyi yang membuat Mr. Adi segera mengemasi barang - barangnya dan memerintahkan 2 orang murid laki - laki agar membantunya membawa buku siswa ke ruang guru. Mr. Adi tidak akan menerima jika ada yang mengumpulkan buku jika dirinya sudah berada di luar kelas.

     "Dhea cepet! "

    "Mr. Adi tunggu" Dhea berdiri dari duduknya dan berjalan cepat menghampiri Mr. Adi.

      Tepat satu langkah lagi Mr. Adi akan benar - benar keluar dari kelas Dhea jika Dhea tidak mengehentikan Mr. Adi.

     "Biasakan kerja cepat ya! " Ucap Mr. Adi pada Dhea.

    "Baik Mr. " ucap Dhea

    Dhea menghela nafas lega. Jika Dhea kembali telat mengumpulkan, sudah pasti isi raportnya akan terlihat banyak kolom nilai yang kosong. Dhea sepertinya butuh penyemangat untuk mengerjakan tugas.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang