Chapter 23

502 33 0
                                    

    "Dateng ya! "

     Dhea berjalan di sepanjang koridor dengan senyum lebarnya, Dhea sedang membagi - bagikan undangan pesta ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Sweet seventeen. Dhea kembali berjalan dan membagikan undangan ulang tahunnya. Dhea berjalan menuju sekumpulan murid laki - laki kelas XI yang sedang mengobrol di depan kelas.

    "Gue mau ngasih undangan" Dhea mengulurkan tangannya untuk memberi undangan.

    Murid - murid itu tidak ada yang mengambil undangan di tangan Dhea, respon mereka hanya menatap Dhea sembari menaikkan sebelah alisnya.

    "Buat apa? " Tanya salah satu murid itu.

    "Ya buat ngundang kalian buat dateng ke ulang tahun gue" Ucap Dhea sedikit ragu.

    "Gak penting"

    Dan mereka kembali mengabaikan Dhea yang masih terdiam menatap murid - murid itu, bahkan tangan Dhea masih terulur. Dhea ingin menarik kembali tangannya, namun ada tangan lain yang menahan tangannya. Dhea menoleh dan dan ternyata sudah ada Sofi, Freya dan Afril di sampingnya.

    Sofi merebut undangan itu dan menepuk bahu salah satu murid.

    "Apa? " Tanya murid itu lagi.

    "Nih undangan ulang tahun Dhea" Sofi memeberikan undangan Dhea secara paksa pada laki - laki.

     "KITA GAK MAU DATENG! " Murid laki - laki yang mereka ketahui bernama Rizky itu mengeja ucapannya.

    "KITA GAK PERDULI !" Freya ikut mengeja ucapanya seperti Rizky. Setelah memberikan undangan ulang tahun Dhea secara paksa, keempat gadis itu pun melangkah pergi. Mereka kembali membagikan undangan ulang tahun Dhea pada murid yang lainya.

•••

    "Eh gila tadi Mrs. Riana kenapa sih marah - marah mulu" Tanya Egha.

    "Iya masa gue yang jadi korban" Ucap Erza dengan raut wajah kesal.

    "Lagi PMS mungkin" Ucap Bryan asal.

   "Emang dia bisa PMS ?" Tanya Egha dengan wajah bertanya - tanya.

     "Ya bisalah, lo fikir dia astronot" Jawab Bryan tidak woles.

     "Astronot juga manusia kalee" Erza menjawab ucapan Bryan yang tidak jelas.

     Saat ini Malvin, Egha, Bryan dan Erza sedang berkumpul di dalam kelas dan sedang mengobrolkan hal - hal random, tapi sepertinya yang mengobrol hanyalah Bryan, Egha dan Erza sedangkan Malvin hanya diam saja seperti memikirkan sesuatu. Walaupun memang biasanya Malvin juga jarang berbicara, namun kali ini Malvin terlihat berbeda.

     "Ekhem" Malvin berdehem dan berdiri dari duduknya. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo! " Ucap Malvin tiba - tiba.

     Sedangkan Erza, Egha dan Bryan hanya memandang Malvin dengan tatapan bingung, masalahnya Malvin tidak mengatakan dia ingin berbicara kepada siapa.

    "Erza" Lanjut Malvin singkat.

    "Oke" Erza juga ikut berdiri dan mengikuti Malvin.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang