"Naik pisang kuy"
"Yang bener aja dong Fril, pisang segitu dinaikin"
"Ogeb lo, pisang itu loh" Freya menunjuk sebuah tempat penyewaan banana boat di sekitar pantai Senggigi Lombok.
Hari ke 4 ini mereka mengunjungi pantai Senggigi, selain akan bermain air mereka juga berencana akan menaiki banana boat dan juga akan mencoba parasailing. Dua permainan yang cukup menguji adrenalin bagi mereka.
"Nyoba parasailing aja dulu, kayaknya lebih seru"
"Boleh - boleh, gimana Vin?" Tanya Bryan pada Malvin.
Dhea menoleh mendengar usulan Egha itu, bukannya tak suka tapi dari tadi Dhea sudah berusaha menunda agar teman - temannya tak mengajaknya menaiki parasailing. Dhea takut akan terjadi sesuatu padanya saat menaiki parasailing itu, bukan apa - apa tapi Dhea cukup sadar diri jika mungkin nantinya berat badannya ini malah akan mencelakakan dirinya. Karena dari pengalaman yang sudah ada, Dhea sering jadi bahan tertawaan orang karena sesuatu yang rusak atau meletus setelah Dhea menggunakannya. Dhea mengalihkan pandanganya pada Malvin, Dhea memberikan sinyal pada Malvin lewat tatapan matanya agar tak menyetujui usulan Egha tadi.
Dhea memberikan tatapan yang artinya mungkin, Kak pliss aku gak mau naik itu!!!
Atau mungkin, aku gak mau mati muda kak!
Sedangkan Malvin yang diberi tatapan seperti itu oleh Dhea hanya menatap Dhea datar dan mengangkat bahunya acuh.
"Ini berarti setuju" Bryan berujar dengan semangat.
Lutut Dhea serasa lemas saat melihat teman - temannya yang lain antusias mendekati tempat penyewaan parasailing, sedangkan Dhea hanya berdiri melihat pengunjung lain yang berterbangan di atas air dan ditarik oleh sebuah kapal mesin. Dhea tak yakin parasut itu mampu mengangkatnya.
"Dhe, apa yang bakal lo lakuin saat ngelihat orang yang lo sayang lagi ketakutan?"
Erza merangkul bahu Dhea sambil mengikuti Dhea yang masih menatap orang - orang yang menaiki parasailing, sedangkan Dhea matanya memang masih menatap ke depan tapi hatinya sudah tak karuan saat Erza merangkul bahunya. Erza memang sering merangkulnya, tapi sekarang berbeda karena Dhea sekarang memang sedang membutuhkan Erza.
Ngomong - ngomong tentang pertanyaan Erza tadi, tak perlu ditanya lagi, kita pasti tak suka jika melihat orang yang kita sayang sedang ketakutan dan tentu jawaban Dhea adalah, "Ya aku akan berusaha buat ngeyakinin mereka untuk gak usah takut" Jawab Dhea dengan yakin
"Tapi, kenapa kak Erza nanyain itu?"
Erza tersenyum mendengar pertanyaan Dhea, Erza memiringkan kepalanya dan meletakkan kepalanya di atas kepala Dhea dengan masih merangkul bahu Dhea. Percayalah, posisi mereka yang sepeti itu terlihat sangat romantis dan pantas untuk mendapat julukan couple goals.
"Gue nanya kayak gitu karena gue tahu kalau lo sekarang lagi ketakutan Dhea. Gue bakalan ngelakuin hal yang sama kayak yang lo ucapin tadi, gue bakalan ngeyakinin lo kalau lo gak usah takut walaupun nantinya rasa takut lo tetep gak ilang. Tapi yang penting kan gue udah berusaha, gue sayang sama lo Dhe dan gue gak bakalan biarin lo terjebak sama perasaan takut lo"
Dhea tertegun mendengar penjelasan Erza yang menurut Dhea sangat menyentuh hatinya. Dan sekarang Dhea merasa jika rangkulan Erza semakin erat, sebelum Erza kembali melanjutkan kalimatnya yang semakin membuat Dhea melayang tinggi bahkan lebih tinggi dari parasut parasailing itu. Dhea sekarang yakin jika Erza benar - benar sayang padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Rewarded [END]
Fiksi RemajaTak ada yang ingin disakiti Tak ada yang ingin dikecewakan Tak ada yang ingin dibohongi Dan tak ada yang ingin terus gagal dalam percintaan. Tapi tidak bagi gadis bernama Dhea Vyllia Meddy. Gadis itu punya segalanya, tapi tidak untuk cinta. Dimana d...