Chapter 15

559 37 1
                                    

Pagi ini Dhea berangkat dengan tergesa - gesa, Dhea ingin cepat - cepat bertemu dengan ketiga sahabatnya dan menjelaskan tentang kejadian semalam. Namun sepetinya alam tak sejalan dengan keinginan Dhea, pagi ini Jakarta di landa hujan deras apalagi jalanan yang macet membuat perjalanan Dhea semakin lama dan membosankan. Rasanya seperti naik mobil mengelilingi Samudra Pasifik hingga Antartika dan melewati segitiga bermuda. Tidak nyambung ? Benar, seperti otak Dhea yang sudah konslet. Dan jika Dhea tidak segera sampai di sekolah, Dhea takut tidak bisa melihat wajah tampan Erza di pagi hari.

"Lo kenapa? " tanya Malvin

"Enggak"

"Lo kok kayak gak tenang gitu? "

Pasti kak Erza pagi ini sangat tampan. Cerah seperti matahari. Tidak mendung seperti awan pagi ini.

"Heh! "

Dhea tersentak saat Malvin menghentikan mobilnya mendadak. Dhea menoleh dan tersenyum lega saat mengetahui jika mobil Malvin berhenti di parkiran sekolah. "Eh kak udah sampai aku turun dulu ya"

Dhea langsung keluar dari mobil Malvin dan berlari menembus hujan. Dhea sampai di kelas dengan nafas yang terengah - engah dan baju yang setengah basah.

"Dhea habis ngapain lo? Kok basah - basah gini. Hayooo habis ngapain? " Tanya Sofi dengan mata memicing.

"Pikiran lo nyet" Dhea menjitak kepala Sofi.

"Sakit nyet" Sofi mengusap - usap bagian kepalanya yang terkena jitakan dari tangan raksasa milik Dhea.

"Bodo nyet"

"Kalian memang monyet" Ucap Afril dan Freya bersamaan.

"Si-"

brak!!!

Ucapan Dhea dan Sofi terpotong oleh suara gebrakan keras di pintu. Varsya dan teman - temannya datang dengan raut wajah marah yang sangat kentara. Varsya berdiri di depan kelas dan menatap tajam ke arah murid - murid yang menatapnya takut. Entah mengapa hampir seluruh murid di sekolah takut denga Varsya, termasuk Dhea.

"Mana yang namanya Nadhira? " Ucap Varsya berteriak lantang.

"MANA YANG NAMANYA NADHIRA? " Suara Varsya makin meninggi saat tidak ada satupun dari mereka yang mau mengaku.

Dhea, Sofi, Freya dan Afril ingin tau apa yang ingin dilakukan Varsya pada Nadhira si cewek cupu, dan apa yang telah di lakukan Nadhira sehingga membuat Varsya semarah itu. Nadhira memang cewek cupu tapi Nadhira cewek cupu yang termasuk cantik dan badannya juga tak terlalu buruk juga.

"S-saya"

Suara Nadhira sangat pelan dan bergetar, Nadhira terlihat sangat ketakutan. Varsya menghampiri meja Nadhira dan berdiri di samping meja Nadhira.

"Oh jadi ini yang namanya Nadhira? " Varsya tersenyum remeh menatap Nadhira.

"Udah Sya abisin aja nih cewek cupu" Caca mencoba memprovokasi Varsya.

"Lo tau apa kesalahan lo? " Tanya Varsya dan di jawab Nadhira dengan gelengan.

"Lo godain David kan? Lo yang narik David ke pojok perpustakaan terus lo meluk - meluk dia, dasar cewek gatel gak tau diri! Lo fikir lo cantik apa? " Varsya memaki - maki Nadhira tanpa belas kasihan.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang