"Pagiii"
Dhea datang dengan riang dan duduk di kursinya. Sepertinya Dhea sangat bersemangat hari ini. Tidak seperti biasanya, wajahnya terlihat sangat ceria.
"Kenapa lo? " Tanya Afril.
"Gapapa" Ucap Dhea. "Btw kalian udah ngerjain PR? " Tanya Dhea mengalihkan pembicaraan.
"Kita udah lha" Jawab Freya dan Afril bersamaan. Mereka berdua memang tidak pernah telat soal PR dan tugas. Berbeda dengan Dhea, Dhea akan mengerjakan tugas di detik - detik terakhir pengumpulan.
"Emang ada PR apaan? " Tanya Sofi dengan wajah bertanya - tanya.
"B. Inggris Sofi" Jawab Dhea.
"Gue lupa" Ucap Sofi dan mulai grusak - grusuk membuka buku B. Ingrris nya yang tadi hanya tergeletak di atas meja.
"Frey - Frey ini gimana sih ngerjainnya? " Tanya Sofi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pelajaran akan di mulai beberapa menit lagi, dan jam pertama adalah pelajaran B.Inggris.
"Nih, contek punya gue aja. Kalau lo ngerjain sendiri kelamaan entar" Suruh Freya sambil melemparkan buku tulis B.Inggris nya kepada Sofi.
"Yaudah - yaudah" Jawab Sofi.
"Dhea, lo udah ngerjain ?" Tanya Afril.
"Sudah dong" Jawab Dhea percaya diri. "Eh nanti belajar bareng yuk bentar lagi kan UAS" Ajak Dhea yang ternyata langsung di setujui oleh ketiga sahabatnya. Tentu Dhea senang, karena dengan belajar bersama, Dhea bisa lebih mudah memahami materi. Dhea terkadang bertanya - tanya, kenapa otaknya tidak disamakan saja dengan Malvin. Bukan hanya otak, dari segi fisik juga. Malvin adalah idaman semua orang, sedangkan Dhea adalah bahan bully- an orang - orang. Miris memang.
•••
"Good morning students" sapa guru perempuan bernama Mrs. Emily
"Morning ma'am"
"Today we will discuss homework last week, but is there anyone who doesn't do? "
Karena tidak ada yang mengangkat tanganya maka Mrs. Emily melanjutkan untuk membahas tugas minggu lalu. Dan sudah menjadi kebiasaan Mrs. Emily jika mengoreksi tugas maka dia akan menunjuk anak didiknya. Dan sekarang, Dhea dan Sofi menjadi anak angkatnya Mrs. Emily. Anak angkat di tujukan bagi murid yang ditunjuk oleh Mrs. Emily, bahkan jika murid itu sering di tunjuk olehnya akan mendapat sebutan anak kandung. Dan yang ditunjuk memang anak - anak yang mendapat nilai rendah di kelas.
"Okay number 1 will be done by Dhea, number 2 by Sofi" Ucap Mrs. Emily lantang.
"Eh apaan kok nyebut - nyebut nama gue?" Tanya Dhea dengan wajah bingung.
"Lo di suruh ngerjain nomer 1" Ucap Sofi.
"Eh gue gak yakin jawaban gue bener" Ucap Dhea pada ketiga temannya. Dhea menyesal tadi tidak melihat jawaban milik Freya.
"Rasain" Ucap Sofi sambil menjulurkan lidahnya pada Dhea.
"Dhea, go ahead and do it on board, or maybe you don't do? " Tanya Mrs. Emily memicingkan matanya menatap Dhea.
"Udah - udah sana kerjain di papan" Sofi mendorong pelan bahu Dhea. Akhirnya, Dhea maju untuk menulis jawabanya di papan tulis. Dhea tahu dirinya akan menjadi bahan tertawaan teman - teman sekelasnya karena jawabanya yang bahkan Dhea sendiri tidak tahu maksudnya.
Setelah menulis di papan tulis dengan tulisan ceker ayam dan dalam ukuran font yang besar - besar Dhea kembali duduk kembali. Mrs. Emily memeriksa jawaban Dhea.
"Are you sure about your answer? " tanya Mrs. Emily.
Dhea terlihat tidak mengerti dengan ucapan Mrs. Emily tadi, Dhea malah menoleh ke kanan dan ke kiri meminta bantuan pada teman - temanya.
"Dhe lo di tanyain tuh" Sofi berkata pelan.
"Mrs. Emily ngomong apaan? " Tanya Dhea.
"Dhea are you sure about your answer? " Mrs. Emily mengulangi pertanyaannya lagi.
"Dhea jawab napa! " Afril berkata dengan pelan.
"Gue gak ngerti" Dhea menjawab dengan jujur.
"Lo yakin apa enggak sama jawaban lo? " Freya memberi tahu Dhea dengan wajah kesal. Masa B.Inggris paling dasar seperti itu saja Dhea tidak tahu.
Dan setelah tahu arti pertanyaan Mrs. Emily tadi, jawaban dari Dhea hanyalah menggelengkan kepalanya.
•••
"Dhea sumpah tadi lo malu - maluin banget tau gak? " Ucap Sofi kesal.
Dhea tadi benar - benar membuat Mrs. Emily kesal karena jawaban yang ditulis Dhea di papan. Jawaban Dhea benar-benar melenceng jauh dari soal dan ketika ditanya apakah Dhea mengerti yang dimaksud soal tersebut Dhea hanya menggelengkan kepalanya. Dan pada akhirnya Mrs. Emily tidak hanya memarahi Dhea tetapi juga memarahi Sofi, Freya dan Afril karena tidak mau mengajari Dhea.
"Yeee, lo semua kan udah tau kalau gue lemah di B.Inggris" Jawab Dhea.
"Gue koreksi ucapan lo, gak cuma B.Inggris tapi semua mapel" Ucap Afril.
"Tai lo" Ucap Dhea. "Tapi nanti jadi belajar bareng kan? "
"Iya"
Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba - tiba terdengar suara tawa yang sangat Dhea kenal. David. Dari arah pintu masuk kantin, David datang dengan Varsya dengan tertawa - tawa. Bahkan David tidak malu untuk merangkul Varsya dan mencium puncak kepala perempuan itu. Dan entah mengapa, hati Dhea masih saja terasa sakit saat melihat mereka berdua.
"Are you okay ?" Tanya Sofi yang sadar akan perubahan sikap Dhea. Tapi Dhea sama sekali tidak menjawab.
"Kak Erza !"
Dhea langsung mengangkat kepalanya saat mendengar Sofi memanggil Erza. Dan tanpa menunggu lama, Erza sudah ada di dekat mereka, bahkan bukan cuma Erza tapi juga Bryan dan Egha. Dan tanpa menunggu lama juga Erza menyadari ekspresi sedih Dhea.
"Kenapa Dhe?" Tanya Erza.
"Gara - gara lihat mereka tuh !" Jawab Afril sambil menunjuk David dan Varsya dengan dagunya. Erza mengangguk mengerti.
"Dhea udah ya gak usah sedih lagi entar gue beliin es krim deh" Bujuk Erza mencoba menghibur Dhea.
"Lo pikir Dhea anak kecil" Ucap Bryan.
"Kenapa lo yang nyolot sih ?" Jawab Erza tidak mau kalah.
"Gapapa kok kak aku mau" Jawab Dhea tersenyum malu. Wajahnya sudah tidak semuram tadi. Semua itu berkat Erza, hanya karena sebuah es krim, Erza mampu merubah mood Dhea. Benar - benar laki - laki idaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Rewarded [END]
Fiksi RemajaTak ada yang ingin disakiti Tak ada yang ingin dikecewakan Tak ada yang ingin dibohongi Dan tak ada yang ingin terus gagal dalam percintaan. Tapi tidak bagi gadis bernama Dhea Vyllia Meddy. Gadis itu punya segalanya, tapi tidak untuk cinta. Dimana d...