Chapter 29

609 31 0
                                    

Tiba saatnya kita saling bicara
Tentang perasaan yang kian menyiksa
Tentang rindu yang menggebu
Tentang cinta yang tak terungkap

Sudah terlalu lama kita berdiam
Tenggelam dalam gelisah yang tak teredam
Memenuhi mimpi-mimpimu malam kita

Duhai cintaku, sayangku, lepaskanlah
Perasaanmu, rindumu, seluruh cintamu
Dan kini hanya ada aku dan dirimu
Sesaat di keabadian

Jika sang waktu kita hentikan
Dan segala mimpi-mimpi jadi kenyataan
Meleburkan semua batas
Antara kau dan aku, kita

- Aku dan Dirimu

×××××

     Malvin, Erza, Egha, Bryan, Sofi, Dhea, Freya dan Afril saat ini sedang berada di sebuah lapak jagung bakar di pinggir jalan setelah tadi mereka berjalan - jalan di taman kota. Mereka mengisi liburan pertama mereka hanya dengan berjalan - jalan di dalam kota. Karena mereka juga belum punya rencana untuk liburan ke luar kota.

   "Bosen nih masa liburan di Jakarta terus, keluar kota yuk!" Ajak Bryan.

    "Leh uga" Erza mengangguk - anggukan kepalanya.

    "Kira - kira kemana?" Tanya Egha.

    "Bandung" usul Malvin tanpa menatap siapa pun dan masih asik memakan jagung bakar nya.

    "Gak seru ih" Jawab Dhea dengan nada tak suka.

    "Bandung deket lagi dari Jakarta, terus kita udah sering ke Bandung. Liburan tahun kemarin kita juga ke Bandung kan?" Ucap Sofi yang di sambut anggukan dari Dhea, Freya dan Afrill.

    "Ke Jawa aja gimana?" Usul Erza.

    "Gimana kalau Bali" Bryan berkata dengan menjetikkan jarinya antusias.

    "Lombok" Dhea, Sofi, Freya dan Afril berkata bersamaan.

    "Oke" Malvin, Erza, Egha dan Bryan juga berkata bersamaan.

    Dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengisi liburan tahun ini dengan berlibur ke Lombok bersama - sama. Dhea tersenyum senang setelah mereka memutuskan untuk berlibur ke Lombok bersama, bukan karena tempatnya tapi keadaanya. Keadaanya sekarang Dhea punya Erza yang pasti akan menjaganya. Dan liburannya pasti akan lebih menyenangkan.

    "Ngapain lo senyum - senyum? Nanti kita ke Lombok naik pesawat loh Dhe" Ucap Sofi pada Dhea.

    Dhea dari dulu memang takut naik pesawat tapi tidak jelas alasannya apa. Dhea memang sering naik pesawat jika berpergian jauh, namun Dhea pasti berkeringat dingin dan langsung berlari ke kamar mandi jika pesawat akan lepas landas. Tapi sekarang setelah mengetahui mereka akan naik pesawat, Dhea tidak resah karena seperti yang Dhea katakan tadi bahwa Erza pasti akan menjaganya dan Dhea juga senang sebenarnya karena Dhea bisa sedikit - sedikit modus pada Erza.

•••

    "Lama banget sih!"

    Dhea melihat jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, sudah hampir 30 menit dirinya menunggu teman - temannya datang namun mereka tak juga datang. Dhea melihat ke arah Malvin yang sedang duduk manis sambil mendengarkan musik di earphone miliknya. Malvin terlihat sangat santai, berbeda dengan Dhea yang sangat gelisah.

    "Kak Malvin kok santai banget sih? Kakak gak takut ketinggalan pesawat?"

    Malvin tak menghiraukan pertanyaan Dhea, Malvin malah memejamkan matanya menikmati musik yang didengarkannya.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang