Jangan datang jika untuk pergi
Jangan datang jika hanya untuk menyakiti
Jangan pernah datang tuk beri harapan jika itu hanya sebuah permainan
×××××
"Kak Erza pernah ngerasain Cinta sepihak gak? "
"Enggak" Jawab Erza. "Emang kenapa Dhe? "
"Rasanya gimana? " Tanya Dhea lagi.
"Mana gue tahu, kan lo yang ngalamin" Jawab Erza.
"Ih, kak Erza" Dhea mengerucutkan bibirnya kesal. Walaupun memang benar, tapi tak bisakah Erza menjawab dengan jawaban yang lebih melegakan. Lagipula, jawaban yang di berikan Erza itu lebih menjorok ke ledekan daripada jawaban.
"Emang kenapa sih ?" Tanya Erza dengan wajah serius.
"Kak David deketin aku, beri harapan ke aku, dan kak David juga bilang ke aku kalau aku Cinta sama dia, aku harus buktiin Cinta aku itu. Aku udah buktiin semuanya aku rela latihan main piano semalaman dan gak tidur buat nyatain Cinta aku, aku nyanyi di depan semua orang dan aku sampai musuhan sama Sofi, Freya dan Afril itu semua karena kak David. Aku lakuin itu semua karena aku Cinta sama kak David" Dhea mengungkapkan isi hatinya. Apa yang dipendamnya selama ini dia ceritakan secara gamblang pada Erza. Dhea sudah tidak tahan menahan apa yang dirasakanya, Dhea berharap setelah mengungkapkan apa yang dirasakanya, hatinya akan lebih tenang dan mampu melupakan kejadian itu.
"Tapi apa yang dilakuin kak David itu bener - bener jahat, aku udah habisin banyak waktu hanya untuk kak David. Kita jalan bareng, main bareng, ketawa bareng dan semuanya hampir kita lakuin itu bareng - bareng. Tapi apa? Kak David kayak gitu karena dia punya maksud, dia mainin aku dia gak pernah sungguh - sungguh deketin aku" Dhea berkata seperti itu dengan nada yang sangat lirih dan pelan. Jika mengingat hal itu, hatinya begitu sakit. Memang Dhea tidak menangis, air matanya mungkin sudah habis untuk menangisi laki - laki seperti David. Namun hatinya yang menangis, hatinya terasa teriris oleh pisau berkarat.
"Sakit itu ketika semua usaha yang telah kita lakukan hanya di balas dengan sebuah penghianatan"
Tak banyak yang bisa dilakukan Erza selain merangkul bahu Dhea, mencoba memberi kehangatan dan semangat untuk Dhea. Erza juga tak berbicara apapun, menurutnya berbicara apapun juga tak akan mengembalikan keadaan hati Dhea yang sudah hancur dan berantakan. Ibarat vas bunga, hati Dhea sudah tahap waktunya untuk di buang ke tempat sampah karena sudah terlalu hancur.
"Gue gak mau munafik, gue cuma mau ngasih kata - kata aja buat lo terserah lo mau percaya atau enggak" Dhea menoleh ke arah Erza dan menunggu kelanjutan ucapan Erza.
"Kata orang - orang sih semua akan indah pada waktunya. Some people say, that everything has got it's place in time" Ucap Erza.
Hati Dhea menjadi lebih lega sekarang. Walaupun tidak banyak memberi kata - kata, tapi Erza mampu membuat keadaan hatinya lebih tenang. Di dekat Erza membuat Dhea nyaman, aman dan senang.
"Makasih ya kak"
Erza mengernyitkan dahinya bingung. "Buat ?"
"Buat semua. Pokoknya makasih ya kak" Dhea tersenyum manis.
•••
"Gue mau ngomong sama lo"
"Tuh lo udah ngomong"
Rahang Erza mengeras mendengar ucapan David, kenapa laki - laki ini menjadi sangat menyebalkan sekarang. Entan setan apa yang merasukinya, David memang sudah berubah. Dulu dia orang yang menyenangkan, supel, humble. Tidak heran Malvin membiarkan David mendekati Dhea. Mereka juga tidak menyangka David sudah berubah seperti ini.
"Gue mau ngomong berdua sama lo dan gak disini" Ucap Erza menahan emosinya.
"Oke" David berdiri dari duduknya. "Sayang nanti aku kesini lagi, kamu jangan kemana - mana ya! " David berpamitan pada Varsya.
"Kamu jangan lama - lama ya, aku kan cantik nanti cowok - cowok deketin aku gimana? " Varsya berbicara dengan nada manja.
Erza rasanya ingin muntah mendengar ucapan Varsya yang sangat menjijikan itu. Cewek ular. Desis Erza dalam hati. Dan Erza benar - benar ingin mengeluarkan isi perutnya saat mendengar jawaban David. Mereka berdua benar - benar pandai dalam memainkan drama.
"Kamu cantik, aku ganteng. Dan kamu gak akan mungkin selingkuh karena kamu Cinta sama aku"
"Yaudah aku pergi dulu ya! " Lanjut David.
Erza mengajak David pergi ke Taman belakang sekolah. Selain rooftop, taman ini memang cocok untuk dijadikan berdiskusi karena kondisi yang sepi.
"Apa? " Tanya David sesaat setelah mereka duduk di bangku taman.
"Maksud lo apa kayak gitu sama Dhea? " Ucap Dhea langsung pada intinya.
"Yang mana? "
"Gue tau lo ngerti yang gue maksud"
"Oke - oke, gue gak ngapa - ngapain"
"Oh jadi gitu? Setelah lo mainin perasaan Dhea lo masih mau bilang kalau lo gak ngapa - ngapain? Lo emang bener - bener brengsek ya" Ucap Erza.
"Udah tau gue brengsek tapi Dhea masih mau tuh Cinta sama gue" Jawab David santai.
"Karena lo ngasih harapan ke dia, kalau lo gak deketin dia, dia juga gak akan Cinta sama lo" Ucap Erza setengah membentak. Emosi nya sudah berada di ujung tanduk.
"Dia terlalu baperan jadi cewek"
"Udah deh kalau cuma ngomongin itu gue gak ada waktu, gak penting tau gak?! " David beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan Erza. Sedangkan Erza masih terduduk sambil menatap punggung David yang semakin menjauh. David benar - benar sudah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Rewarded [END]
Fiksi RemajaTak ada yang ingin disakiti Tak ada yang ingin dikecewakan Tak ada yang ingin dibohongi Dan tak ada yang ingin terus gagal dalam percintaan. Tapi tidak bagi gadis bernama Dhea Vyllia Meddy. Gadis itu punya segalanya, tapi tidak untuk cinta. Dimana d...