Chapter 4

915 57 1
                                    

Suara dengarkanlah aku

Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Suara dengarkanlah aku
Apakah aku slalu di hatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Kalau ku masih tetap di sini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu Aku menunggu

- Suara

×××××

      Kelas Dhea hari ini sangat ramai karena pada hari ini semua guru sedang rapat besar - besaran entah membahas apa. Tak terkecuali Dhea, Freya, Sofi dan Afril sedari tadi mereka tak henti - henti tertawa terbahak - bahak tidak tahu membahas apa.

      "Gue punya lagu baru nih" Dhea berbicara sambil menahan tawa nya.

      "Lagu apa? " Sofi bertanya sambil menghapus air mata nya karena terlalu banyak tertawa.

     "Dengerin ya! "

Potong bebek angsa
Masak di kuali
Nona minta dansa
Dansa empat kali

     Sontak ketiganya langsung tertawa terbahak-bahak 'lagi' setelah Dhea menyelesaikan lagu potong bebek angsa-nya. Liriknya memang biasa saja namun nada yang di nyanyikan Dhea membuat ketiga nya tertawa. Dhea menyanyikan lagu anak - anak itu dengan nada lagu India.

      "Udah tau lagu nya kan? Ayo nyanyi bareng! " Ucap Dhea semangat dan mereka berempat mulai bernyanyi bersama dan setelah itu mereka langsung tertawa setelah menyelesaikan lagu nya.

     "Bosen nih main apa gitu kek" Ucap Dhea sambil menopang dagunya di atas meja.

     "Mainan yang nebak - nebakin nama - nama sesuatu aja tapi mainnya tim, tim yang kalah akan di hukum. Gimana? " Sofi memberi usul yang langsung di setujui oleh Dhea, Freya dan Afril.

      Pembagian tim mereka adalah Sofi & Dhea yang diberi nama Jengkol  dan Afril & Freya yang diberi nama Kelor. Jangan tanya siapa yang membuat nama itu, kalau tidak Dhea yang selalu saja ada hal unik di kepalanya. Saat mereka bermain teman - teman sekelas mereka juga ikut membatu salah satu tim yang membuat permainan sederhana ini menjadi lebih seru. 30 menit kemudian permainan selesai dan di menangkan oleh tim Kelor. Freya dan Afrill berbisik - bisik untuk menentukan hukuman apa yang pantas untuk cewek yang tidak pemalu seperti Sofi dan Dhea ini.

     "Buruan !"

     "Hukumannya gampang kok " Ucap  Freya dengan senyum jahat seperti tokoh antagonis di sinetron - sinetron.

     "Cukup lo suapin Kak David sama Kak Malvin semur jengkol yang di jual di kantin bawah !"

•••

     "Eh itu mereka berdua" Ucap Afrill sambil menunjuk ke arah jajaran - jajaran loker siswa kelas XII.

     "Samperin sana" Ucap Freya mendorong Dhea dan Sofi pelan.

      Dhea menatap Freya dan Afrill dengan tatapan yang seperti berkata 'serius lo ?'. Dhea dan Sofi tadi sudah memohon kepada dua gadis gila ini, tapi tetap saja mereka tak berubah pikiran, bahkan mereka mengancam akan menambah hukumannya jika mereka tetap tidak mau menyuapi dua cogan sekolah dengan semur jengkol yang ada di kantin sekolah itu.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang