Chapter 40 <Last Part>

693 21 3
                                    

Last but not least.

×××××

     Dhea Vyllia Meddy, S.Psi.

     Dhea tersenyum menatap deretan nama yang berada di kertas yang saat ini di pegangnya. Nama tersebut baru saja didapatnya pada beberapa jam yang lalu, sebuah kebanggan baginya saat membaca pada bagian belakang namanya terdapat sebuah gelar dari hasil belajarnya selama beberapa tahun ini.

      "Sarjana Psikologi. Not bad" Dhea menoleh saat mendengar suara Malvin dari arah belakangnya. Laki - laki itu tumbuh dewasa setelah beberapa waktu tidak bertemu, dan 2 hari yang lalu Malvin pulang untuk menghadiri wisuda nya. Tidak seperti Malvin yang memilih berkuliah di luar negeri, Dhea lebih memilih berkuliah di tanah kelahiranya. Dan sekarang Malvin tengah menempuh pendidikan S2 nya di London bersama Egha, Bryan, Erza dan Ayya.

      Dhea ingat dulu saat Dhea memilih berkuliah jurusan Psikologi. Keluarganya awalnya menentang nya mengambil jurusan itu, tapi Dhea berhasil meyakinkan keluarganya. Dulu papa nya juga sering membandingkanya dengan Malvin yang mengambil jurusan Hukum.

      "Hahahaha. Iya pak pengacara atau apalah itu, aku pengen jadi Psikolog biar bisa nyembuhin orang - orang yang pernah kayak Dhea" Jawab Dhea.

      Malvin mengacak rambut Dhea dan mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. "Erza punya hadiah spesial buat lo" Ucap Malvin sambil menunjukan layar ponselnya ke arah Dhea dan menunjukan sebuah foto.

      Mata Dhea berbinar menatap foto yang di tunjukan Malvin. Hubungan Dhea dengan Erza memang sudah sangat membaik, begitupun dengan Ayya. Dhea ingin sekali bertemu dengan mereka, apalagi melihat putri mereka yang sangat cantik tapi jarak yang jauh membuat Dhea jadi berpikir berkali - kali. Jangan lupa jika Dhea takut naik pesawat.

 Jangan lupa jika Dhea takut naik pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Anak mereka udah gede. Sedangkan lo masih jones aja dari dulu" Ledek Malvin.

      "Anak mereka udah gede. Sedangkan kak Malvin masih pacaran aja gak nikah - nikah" Balas Dhea yang tak mau kalah.

      "Asal lo tau, gue gak nikah gara - gara lo buntelan ketupat"

      Dhea melotot tidak terima setelah Malvin menyelesaikan kalimatnya. "Kok aku ?" Tanya Dhea.

      "Sofi dan 2 temen lo itu gak mau nikah kalau lo belum punya pasangan. Cepetan deh cari pacar, lo gak kasian sama Freya dan Afrill  pacaran dari SMA sampai lulus kuliah  gak nikah - nikah. Bryan sama Egha aja sampai bingung jawab kalau mereka ke rumah camer mereka dan di tanyain kapan ngelamar" Ucap  Malvin panjang lebar kali tinggi. Sedangkan Dhea yang tahu alasan ketiga temanya yang sampai sekarang tidak segera menikah itu malah tersenyum dengan wajah terharu. Beruntung sekali Dhea mendapat sahabat seperti mereka.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang