Chapter 2

1.6K 64 3
                                    

Kini ku tlah jatuh cinta
Cinta pada pandangan yang pertama
Hanya lewat sebuah tatap mata
Sebuah senyum indah
Dan sedetik sentuhan kata
Dirimu mampu membuatku selalu mengingat pertemuan awal kita.

×××××

      Hari Selasa, hari yang paling ditunggu oleh semua siswa - siswi di Grammar Senior High School, karena pada hari ini akan dilaksanakan acara classmeeting. Pagi ini seluruh murid sudah berkumpul di lapangan dengan pakaian olah - raga untuk mengikuti atau pun melihat lomba. Tak terkecuali Dhea. Gadis itu sudah siap dengan pakaian olah - raganya. Dengan rambut yang dikucir kuda, Dhea  berdiri di ambang pintu menunggu Sofi yang masih sibuk mengucir rambutnya.

     "Selamat pagi anak - anak, lomba akan segera di mulai maka dari itu semua murid harap berkumpul di pinggir lapangan" Suara panitia menggema di penjuru sekolah membuat semua murid berbondong - bondong menuju lapangan. Mereka tak ingin melewatkan begitu saja acara ini.

     Dhea memilih tempat duduk di bawah pohon agar tak kepanasan selama lomba berlangsung, dan  disampingnya Sofi duduk menemani Dhea sambil menatap sekeliling. Dhea sudah terbiasa jika hanya berdua dengan Sofi, karena dua manusia sok sibuk seperti Freya dan Afrill itu memang sering menghilang entah kemana dan tiba - tiba datang dengan muka kusut atau bahagia seperti sekarang ini. Setelah pergi entah kemana, mereka berdua datang dengan wajah bahagia nya.

    "Habis dari mana sih ?" Tanya Dhea langsung saat Freya dan Afrill duduk di kursi yang sama dengannya.

     Afrill menatap Dhea dengan tatapan geli, Dhea selalu bertanya kemana dirinya dan Freya saat tiba - tiba pergi dan selalu juga tak dijawab. Itulah mengapa Dhea lebih dekat dengan Sofi, karena mereka selalu berdua seperti tak terpisahkan, seperti dirinya dan Freya.

     Sofi menolehkan kepalanya ke arah Freya yang duduk di samping kirinya, matanya memicing menatap Freya dan Afrill seperti menyorotkan kecurigaan pada mereka berdua. Sofi mendekatkan wajahnya dan mengendus baju Freya. Setelah itu Sofi berdiri dan melakukan hal yang sama pada Afrill. Afrill dan Freya menatap Sofi dengan wajah bertanya - tanya.

     Seperti, waras nggak sih nih cewek ?

     Dan juga, ngapain sih? Kurang kerjaan banget.

     Dhea yang melihat tingkah Sofi juga terlihat aneh dengan Sofi. "Ngapain sih lo? " Tanya Dhea dengan alis terangkat sebelah.

    "Gue mencium bau parfum kak Egha dan kak Bryan di baju mereka, Dhe" Sofi membisikkan hasil investigasi nya tadi pada Dhea

    Dhea menaikkan sebelah alisnya, tanda tak mengerti. Lalu kenapa jika di baju Freya dan Afrill ada bau parfum pacar mereka. Dhea melihat Freya dan Afrill yang masih menatap dirinya dan Sofi dengan wajah bertanya - tanya dan kembali menatap Sofi yang menaik turunkan alisnya.
    
    "Lo gak curiga apa ?" Tanya Sofi lagi

     Dhea menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Dhea tidak curiga pada Freya dan Afrill, tapi Dhea iri. Iya, Iri. Dhea iri pada dua sahabatnya itu karena mereka berdua itu memiliki pacar seperti Egha dan Bryan. Type - type ideal yang diinginkan Dhea.

     "Ngapain sih ?" Tanya Afrill yang sudah tidak dapat menahan rasa ingin tau nya.

     "Gapapa" Jawab Sofi sekenanya.

     Freya dan Afrill hanya mengedikan bahunya dan mulai melihat ke arah lapangan yang sudah penuh karena lomba egrang dan kelompen raksasa akan segera di mulai. Masing - masing pendukung kelas mulai bersorak - sorak menyuarakan yel - yel dukungan pada perwakilan kelas mereka. Tapi tidak untuk Dhea, gadis itu malas berteriak - teriak di tengah terik matahari seperti ini, apalagi kelasnya sudah kalah di awal tadi.

Never Rewarded [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang