enam belas

324K 24.4K 4.9K
                                    

Dua hari telah terlewati sejak peristiwa Chandra meminta kontak Siena pada adik bungsunya, namun masih tidak ada perubahan yang berarti. Suri masih tetap pada pendiriannya, dia baru akan memberikan kontak Siena setelah ketiga kakaknya sepakat mengizinkannya untuk pacaran. Sayangnya, baik Cetta maupun Calvin sama-sama tidak setuju. Keduanya masih saja mengabaikan Chandra, hingga Chandra nyaris kehabisan akal dibuatnya.

Akhirnya siang itu, sepulang dari acara membuat video Samyang Challenge bersama rekan-rekannya sesama selebgram¸ Chandra menyusun rencana. Kebetulan, Calvin dan Cetta sama-sama sedang berada di rumah. Calvin tengah disibukkan memulai bab-bab awal tugas akhirnya, sementara Cetta punya kelas pagi yang berakhir sebelum pukul sebelas siang. Suri sendiri masih berada di sekolah, dan bisa dipastikan akan pergi ke rumah Keluarga Dawala seperti hari-hari kemarin. Ketiga kakaknya tidak bisa melarang, karena Jia Dawala yang mengundang Suri berkunjung ke rumahnya.

Chandra menulisi dua lembar kertas sticky notes berwarna kuning dengan spidol merah tebal. Isinya sederhana saja. Hanya beberapa kalimat berbunyi;


Kepada yang tersayang, Tri dan Malika

Rapat besar di ruang keluarga. Sepuluh menit lagi.

Wajib hadir.


Chandra menempelkan 'undangan rapat' tersebut di pintu kamar kedua adiknya, tentu saja setelah memastikan keduanya ada di dalam. Lantas, dia sengaja mengetuk pintu itu bergantian sebelum berlalu pergi masuk kembali ke kamarnya sendiri, otomatis membuat Cetta dan Calvin membuka pintu kamar mereka masing-masing pada waktu yang hampir bersamaan. Keduanya saling menatap dengan kening berlipat, namun kompak meremas sticky notes itu dan membuangnya begitu saja ke atas lantai sesaat setelah membaca isinya. Masih dengan serempak, kedua cowok itu kembali masuk ke kamar mereka—menghadiahkan satu suara keras bantingan pintu yang terdengar hingga ke dalam kamar Chandra.

Suara bantingan pintu membuat Chandra keluar dari kamar dengan gusar. Cowok itu menyipitkan matanya, menatap bergantian pada bongkahan hasil sticky notes yang diremas tanpa ampun, lantas mengusap rahangnya seraya berpikir keras. Jika adik-adiknya berpikir Chandra akan menyerah semudah itu, hm maaf-maaf saja. Jangankan membujuk tiga adik kurang ajarnya, mendaki gunung turuni lembah pun akan Chandra lakukan demi mendapatkan kontak Siena. Soalnya tidak mungkin kan Chandra harus bertanya langsung pada Siena saat meet and greet. Nanti dikira dia naksir setengah mati sama cewek itu. Bisa gawat kalau Siena sampai kege-eran. Bagaimanapun juga, harga diri Chandra harus diperhatikan.

Tetapi Chandra tidak bisa membuang-buang waktu. Dia harus segera mendapatkan kontak Siena. Pertama, karena Chandra belum pernah merasa benar-benar harus berusaha sekeras ini hanya untuk mencoba dekat dengan seorang gadis. Biasanya, dia mendapatkan makhluk-makhluk cantik itu dengan mudah—dan tanpa harus terhalang penolakan dari adik bungsunya tercinta. Kedua, karena Siena itu adalah gadis yang cantik. Bukan tidak mungkin jika ada cowok lain yang tengah mencoba mendekatinya sekarang. Tidak ada sejarahnya Barachandra Aryasatya gagal mendekati perempuan hanya karena keduluan pejantan lain.

Sori-sori lah ya.

Tergesa, Chandra mendekati nakas di sisi tempat tidur untuk meraih ponselnya yang tergeletak disana. Tangannya menari di atas layar untuk mengetik pesan. Setelah itu, dia memilih opsi 'kirim'.

Keluarga Cemara (3)

Barachandra : Oy

Read by 2

Barachandra : Oh gitu ya :)

Barachandra : Read aja terus

Barachandra : Uang bulanan kalian nanti gue tahan

NOIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang