Keesokan harinya, Suri terbangun karena udara dingin pagi yang masuk dari jendela membelai pipinya. Ada kerut samar yang tercipta di dahi gadis itu, disusul bulu matanya yang bergetar pelan sebelum matanya benar-benar terbuka sepenuhnya. Apa yang pertama kali Suri lihat adalah langit-langit kamar, kemudian wajah milik Jia Dawala yang memandangnya sambil tersenyum. Wanita setengah baya itu selalu tampak elegan seperti biasa, meski hanya dengan setelan kaus oblong dan celana tidur.
"Sori, Mami nggak bermaksud bangunin kamu."
"Nggak apa-apa." Suri tersenyum tipis setelah dia beranjak dan duduk di tepi kasur sambil mengucek salah satu matanya. Ah ya, dia baru ingat. Semalaman dia tidur di kamar Sebastian. Sejenak, tangan Suri melekat erat pada permukaan bed cover yang melapisi ranjang tempatnya terduduk sekarang. Sebastian sudah pergi, tapi jejak bau parfumnya yang bercampur dengan aroma khas shampoo yang dia pakai masih tertinggal.
"Happy birthday, Suri."
Senyum Suri melebar pada kalimat Jia, meski terkesan agak sedikit dipaksakan. "Thanks, Mi."
"Kamu bisa mandi dulu sebelum kita sarapan sama-sama. Mami nggak akan ikut nonton konser kakak kamu hari ini, karena kayaknya Mami sudah terlalu tua buat berdesakan dengan cewek-cewek remaja." Mami terkekeh. "Tapi Gio bakal nonton. Jadi kamu bisa pergi ke konser bareng dia."
"Rencanaku emang begitu sih, Mi."
Jia menatap Suri dengan lembut, lalu mengelus sekilas helai rambut gadis itu. "Mami tunggu di ruang makan ya."
"Oke, Mi."
Mendengar jawaban Suri, Jia pun berlalu keluar dari kamar. Kesendirian membuat Suri sempat melamun meski hanya sebentar, lalu napasnya terembus pelan. Ini hari ulang tahunnya. Atau lebih tepatnya, hari ulang tahun pertama yang dia rayakan setelah bersama Sebastian. Suri punya banyak bayangan tentang apa yang ingin dia lakukan bersama cowok itu di hari ulang tahunnya, tapi well, Suri tidak bisa memaksa, kan?
Lamunan Suri terpecah ketika dia mendengar suara getar dari ponselnya, tanda ada notifikasi pesan baru yang masuk. Ternyata dari Sebastian. Hanya sebuah kalimat singkat—yang jelas tidak romantis. Suri tidak tahu bagaimana Gu Jun Pyou atau Do Min Joon akan merayakan hari ulang tahun pacar mereka, tetapi satu yang pasti, mereka tidak akan mengirimi Geum Jan Di mau pun Cheon Song Yi dengan pesan pendek tanpa emoji.
From: Eskimo<3
Hbd.
Suri meremas ponselnya dengan kesal. Terkadang, dia pikir diantara mereka berdua, dia adalah yang paling waras. Semalam, Sebastian bersikap kelewat manis, mulai dari memeluknya saat dia berniat membantu cowok itu berkemas, membangun istana bantal di lantai sambil mendengarkan ceritanya tentang apa yang dia lakukan sepanjang hari hingga menyuruhnya tidur ketika dia terbangun di tengah malam dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengirimi Sebastian pesan teks. Sekarang, Sebastian memperlakukannya seolah-olah Suri adalah cewek random yang kebetulan jadi teman Sebastian di Facebook.
To: Eskimo<3
Y.
Suri mendengus, lalu bangun dan pergi mandi. Dia sengaja tidak mengecek ponselnya, khawatir justru akan sakit hati. Gadis itu langsung beranjak menuju ruang makan rumah Keluarga Dawala. Mami tidak terlihat disana dan ketika Suri bertanya, Sergio bilang Mami sudah disibukkan dengan agenda yang selalu beliau lakukan saban pagi; menyirami tanaman-tanaman dalam pot yang berjajar di halaman belakang rumahnya. Sejak Mami kembali ke rumah dan tak lagi mengikuti Papi dalam setiap perjalanan bisnisnya, taman rumah Sergio kembali hidup oleh berbagai jenis tumbuhan.
"Happy birthday." Sergio berujar seraya mendorong setoples wadah Nutella mendekat pada Suri yang justru dibuat terperangah menatapnya. "Kenapa? Lo suka Nutella, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOIR
FantasyBook One - Noir [Completed] Book Two - Noir : Tale of Black and White [Completed]