Akhirnya mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah gedung besar yang bertuliskan " Montreal Academy". Dari dalam mobil kulihat gedungnya sangat besar, begitupun lapangannya. Astaga? Benarkah ini sekolah yang akan kutempati nanti? Besar sekali. Bahkan sekolahku yang dulu tidak sebesar ini. Padahal berstandar internasional. Ini keren!
"kita sudah sampai?" kataku takjub. Pandanganku tidak mau lepas dari gedung besar yang bentuknya sangat unik. Bentuknya seperti gedung opera terbesar di dunia yang pernah kulihat di TV. Ya meski ukurannya sedikit lebih kecil.
"tentu! kau kampungan sekali! Tidak pernah melihat gedung besar ya?" kata devon seraya tetap sibuk menyetir menuju ke dalam parkiran mobil yang sudah disediakan di sekolah ini. Tapi Aku tetap diam, duduk dan mataku tetap berpandang pada gedung itu. Hingga mobil yang kutumpangi telah berhenti.
"turun dungu!" devon mengetuk pelan kepalaku. Aku tersentak dan mentapnya terkejut.
"turun dari mobilku !" katanya lagi tapi lebih lantang.
"iya, ya ! cerewet sekali" gumamku sembari melepaskan safety beltnya lalu aku keluar dari mobil range milik tuan menyebalkan itu.
Alyson menggengam tanganku. Di depan kami ada devon, coeur yang berjalan sambil bermesraan. Ah iya, aku lupa bilang sesuatu padamu ! sewaltu di mobil tadi aku berkenalan dengan Alyson dan Coeur. mereka adalah salah satu siswa di sekolah ini. Alyson dan coeur adalah pemandu sorak sekaligus siswa berbakat di sekolah ini. Tetapi coeur adalah kapten dan alyson hanyalah sebagai anggota pemandu sorak disini. Tapi meski hanya sebagai pemandu sorak. Team mereka sudah pernah bertanding di australia cheerleading assosiation dan mendapat juara favorite dan juara pertama.
"inilaha sekolah kami !" kata alyson ramah. Aku tersenyum kepadanya lalu kembali melihat gedung yang ada di depanmu.
"ini keren." Kataku berbinar-binar.
Kemudian alyson pun mengajakku berjalan menelusuri sekitar menuju ke sebuah gedung utama.
selangkah demi selangkah kami maju. Hingga akhirnya saat di tengah lapangan, devon menghentikan langkahnya. Aku dan alyson pun ikut berhenti. Mataku menyapu ke seluruh penjuru di lapangan ini. Banyak sekali orang disana, suasananya ramai dan banyak sekali orang yang sedang bermain musik di tengah lapang yang dihiasi oleh rumput hijau yg teratur. Mereka semua terlihat sangat senang dan gembira kala itu.
"hei dungu ! kemari !" perintah devon padaku. Aku menatapnya tajam. "namaku weronika tuan menyebalkan !" kataku kesal. Tapi devon tidak menghiraukan ucapanku, dia malah menarik tanganku dengan kasar dan memintakku untuk melihat apa yang sudah dia tunjuk menggunakan telunjuknya yang besar itu. Meski kesal, aku tetap menurut.
"kau lihat seorang gadis berambut pirang yang sedang memainkan biola itu?" tanyanya padaku sembari menunjuk seorang wanita muda yang sedang duduk di kursi taman yang berada di bawah pohon besar yang menyejukan itu.
"tentu, memang kenapa?" tanyaku tanpa menatapnya.
"dia adalah ratu biola disini. Dia sering mendapatkan juara terbaik setiap ada perlombaan biola sedunia" jelas devon antusias. Keren.
"lalu pria yang sedang berkumpul di disamping wanita itu adalah voice grup yang sangat fenomenal disini. Mereka juga telah mendapatkan beberapa penghargaan" jelas devon. "apa kau pernah melihat mereka diTV?" tanyanya.
"tidak" kataku menyeringai.
"kampungan !" lagi-lagi devon menggerutu sambil mengetuk kepalaku. Dia ini hobi sekali!
Lalu devon menjelaskan disini adalah pusat dari semua jurusan musik. Tapi di sekolah ini cabang musik telah dibagi 3 tahap, yaitu tahap phase beginner, Senior , dan yang terakhir adalah Expert . Phase beginner adalah seorang siswa yang mampuannya masih sangat kecil atau baru belajar. Tapi diharapkan siswa phase beginner mampu untuk membuat sebuah lagu atau dentuman dari alat musik yang mulai dia kuasai. Tahap Senior adalah satu tahap di atas phase beginner. Siswa senior adalah siswa yang telah lulus ujian di tahap phase beginner. Dan siswa senior harus sudah mampu membuat sebuah karya dan dapat berimprovisasi dengan alat musik lain untuk mampu nauik ke tahap yang lebih tinggi. Yaitu Expert/ahli/master. Dan di tahap ini hanya siswa-siswa yang benar-benar berkemampuan untuk mendapat gelar master. Karena unutuk mendapat gelas master butuh perjuangan yang sangat besar pada saat di tahap senior. Dan sampai sekarang hanya beberapa siswa yang mampu melalui ujian untuk mendapat gelar master. Ini adalah tahap yang sangat sulit.
"kau yakin kau bisa mendaptkan gelar master?" tantang devon padaku. Aku kembali menatpnya.
"tentu saja ! aku pasti bisa !" kataku antusias.
"tapi kurasa kau takkan bisa !" katanya meremehkanku.
"kenapa kau bilang begitu?"
"karena aku tahu kau sama sekali tidak bisa memainkan alat musik! Dasar dungu!" kata devon sambil lalu. Coeur mengejarnya dan kembali bergelayut di lengannya yang kekar itu.
"menyebalkan !!!!" kataku geram sambil memperhatikan devon yang berjalan pergi meninggalkan ku dan alyson. Memang benar , aku tidak bisa memainkan alat musik apapun. Tapi apa perlukah dia meremehkanku begitu? Sungguh dia tidak pantas jika disebut sebagai seorang presiden !
Devon ! aku membencimu !
Kuhentakan kaki beberapa kali ke lahan rumput dengan penuh kekesalan. Tak peduli orang melihatku aneh atau apapaun.
"tenang! Devon memang begitu. Tapi sebenarnya dia sangat baik !" alyson membuyarkan pikiran burukku mengenai devon. Dia meremas bahuku pelan. Aku menatapnya. Mendesah.
"kau lucu!" kata alyson sambil tertawa kecil. Aku menatapnya heran. Apa yang lucu?
"kemarilah ! aku akan menjelskanmu lebih detail mengenai sekolah ini ! ayo!" katanya lalu menarik tanganku kencang hingga aku berjalan sedikit tersaru-saruk.
Kami berjalan sampai menuju ke dalam gedung yang megah ini.
****
"wow !" itulah satu kata yang terlontar dari bibirku saat pertama kali masuk ke dalam gedung. Aku begitu takjub melihat keindahan di dalam gedung yang temboknya dihiasi oleh view not balok dan karikatur sejarah musik dunia. Apalagi suasana di dalam sini sangat damai dan berirama. Alunan musik berbagai macam aliran memenuhi telingaku. Ini menakjubkan!
Aku dan alyson berjalan menelusuri ke dalam dan berhenti sejenak unutk mengambil kertas kecil yang ditaruh di atas sebuh meja yang mirip dengan meja resepsionis. Setelah kubaca, ternyata kertas ini adalah semacam katalog singkat mengenai sekolah ini. "lihatlah ke atas" kata alyson sambil tersenyum. Aku menatapnya heran namun kemudian mataku terbelalak melihat sebuah tulisan besar yang di buat menggunakan gitar kayu dan disusun serta di tempel di langit gedung dan membentuk sebuah tulisan "la musique est ma vie". Aku tidak mnegerti mengapa sekolah ini mencantumkan kata-kata yang aku tidak mengerti.
"apa artinya?" tanyaku pada alyson yang sedang memperhatikan segerombolan pria di dekat piano itu.
"tampan" kata alyson . hah ?
"apa ? tampan ?" tanyaku heran. Kuhentakan bahu alyson dan dia langsuing menatapku dengan bola mata yang hampir keluar karena terkejut. "hei ?!" kataku
"apa? Tadi kau bertanya apa?" tanyanya terbata-bata.
"kau ini ! tadi aku bertanya, apa artinya?" kataku sedikit kesal.
"oh, itu artinya musik adalah hidupku" kata alyson antusias lalu kembali menatap pada segerombolan pria tadi.
"kau ini sedang memperhatikan siapa sih?" tanyaku penasaran dan ikut memperhatikan mereka.
"élèves doués" kata alyson tersenyum. "mereka adalah pria popular dari kelas Senior" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
FanfictionHai. Ini JD atau Just dreaming atau fanfiction Justin bieber yang aku buat tahun 2011 wkwkw. Ini versi original dan gak aku ubah sedikit pun 😂 enjoy kerancuan nya haha