Part 45

82 13 0
                                    

---

"haduh! Bagaimana ini? Tidak mungkin aku yang harus membuka pakaiannya!" gumam Weronika sambil menatap lurus pria yang tengah berbaring di kasurnya dengan keadaan sekujur tubuh yang basah. "apa harus kupanggil bell boy?" kata weronika. Ia benar-benar masih bingung dengan apa yang harus dilakukan pada pria jangkung itu.

Dan juga masih tidak mengerti apa yang membuat pria ini datang ketempatnya dengan keadaan yang seperti sekarang ini -basah kuyup. Untung saja tadi, saat pria ini jatuh terhuyung kepada weronika, seorang office boy sedang berjalan melewati apartemen weronika -tentunya tidak sengaja.

Office boy itu langsung membantu weronika yang kesusahan menahan tubuh skandar yang besar. Apalagi weronika juga hanya menggunakan handuk, jadi ia sedikit risih sekaligus cemas takut handuk yang ia kenakan tiba-tiba terlepas dari tubuhnya.

Saat office boy itu menopang tubuh pria berambut kelam itu, weronika segera berlari kedalam, mengambil piyamanya dan meminta tolong pada office boy itu untuk membaringkannya di kasur karena ia akan berganti bajunya dulu -di kamar mandi.

Dan saat weronika keluar dari kamar mandi , ia baru ingat sesuatu ketika mendapati office boy yang tadi membantunya sudah tidak ada. Ia lupa bilang pada office boy tadi untuk membantunya mengganti baju skandar yang basah kuyup.

"huh! Dasar merepotkan!" ketus weronika acuh.

---

Oke. Sekarang apa yang harus kulakukan pertama?

Ah. Mungkin aku harus menghubungi caitlin..Siapa tahu saja dia bisa secepatnya datang dan membantuku mengurusi pria menyebalkan ini.

Kuambil ponselku dan segera menghubunginya. Tapi apa yang kudengar? Yang mengangkat telfonnya bukan caitlin , melainkan operator sialan yang mengatakan 'nomor yang anda hubungi sedang berada diluar jangkauan' ! Huh! Cait.. Kau dimana? Aku benar-benar membutuhkanmu!

Kuhubungi nomor caitlin lagi. Dan jawabannya tetap sama. Sial!

Kuputar bola mataku ke arah skandar yang masih belum menunjukan pergerakan sedikit pun. Dia itu mati atau berpura-pura pingsan? Eh. Benar juga. Kenapa baru terpikirkan sekarang?

Mungkin saja dia hanya berpura-pura.

Ya. Ya pasti begitu!

Kusimpan ponselku di atas meja . "hey tuan keynes! Kau fikir aku bodoh? Aku tahu kau hanya berpura-pura! Jadi cepatlah pulang! Aku tidak kasihan padamu!" tukasku pada si pembual -skandar- yang terbaring itu dengan tatapan sinis. Kulipat tanganku didada.

Tidak lama aku berkata begitu, skandar mengerang dan tubuhnya sedikit bergerak.

Dia menyentuh kepalanya lalu berkata, "bisakah aku istirahat disini sebentar?Kepalaku pusing.." ucapnya pelan. Bahkan hampir tidak terdengar. Akting yang bagus!

"aku tahu itu semua hanya bualanmu, jadi lebih baik pulanglah!" pekikku sambil berjalan mendekati kasur lalu berdiri tepat dihadapan kasur. Skandar melihatku sesaat seraya menyentuh kepalanya. "aku tidak bohong, aku jujur..Kumohon, kepalaku pusing sekali.." ujarnya terdengar menyakitkan. Tapi apa? Aku tetap tidak mau peduli padanya. Kutatap skandar. "pulanglah! Kau benar-benar merepotkan!" gumamku lagi.

Kulihat skandar langsung bangkit dari kasur dengan satu tangan menyentuh kepalanya dan kedua mata yang sedikit tertutup. "baiklah, maaf menganggu" kata skandar seraya berjalan dengan pelan dan gontai.

Apa dia benar-benar sakit? Oh. Tidak. Aku tidak boleh tertipu. Pasti dia berakting lagi!

Skandar berjalan ke arah pintu. Sejenak ia berhenti ,ia mengerang kesakitan. Lalu kembali melangkahkan kakinya dengan gontai. Sebenarnya aku tidak tega. Tapi...Aku tidak yakin.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang