Justin menghela nafas. Ia menatap wanita dihadapannya serius lalu berkata , "dan.. aku akan menikahimu.."
Wanita itu berdiri mematung. Matanya terbelalak menatap justin di hadapannya. Tercengang. Bahkan nafasnya seakan disumbat sesuatu. Ia tidak percaya mendengar sebuah pernyataan yang jelas-jelas baru diucapkan pria yang nyatanya adalah kakaknya sendiri.
"just..Justin.. Aku... Tapi..." wanita itu mencoba berbicara, tapi lidahnya seakan kelu untuk berbicara dengan benar. Justin tersenyum lebar, matanya menatap dalam kedua bola mata weronika yg berwarna coklat. Ia mencondongkan tubuh weronika agar dapat semakin merapat. Ia mengelus rambutnya, pipinya lalu berkata dengan perlahan. "aku tahu kau mencintaiku, aku tahu kau membutuhkanku, itu alasannya aku ada disini..aku tidak peduli kau adalah adikku atau bukan..Aku hanya mencintaimu.."
--
Terlihat sebuah mobil hitam berhenti tepat di gerbang gedung besar bernama montreal. Di dalamnya ada sepasang pria dan wanita yang sedang bersiap-siap untuk turun. Sebenarnya hanya wanita itu saja yang akan turun. Ia melonggarkan sabuk pengamannya, lalu membukanya. Pria disampingnya diam dengan seulas senyuman yang diperlihatkan untuk wanita itu. "jadi? Pulang aku bekerja kau mau mengajakku kemana?" tanya wanita itu dengan mata yang berbinar-binar. Ia sangat bahagia karena akhrnya pria dihadapannya mengajak ia pergi keluar ya walaupun hanya makan malam.
Justin mengulurkan tangannya, mengusap pipi weronika dengan lembut. "terserah kau saja.."
senyum wanita itu melebar. Dia memeluk justin. "aku mencintaimu.." ucapnya tulus.
--
Skandar menopangkan kedua tangannya pada meja kerja yang ada dihadapannya. Pikirannya sedang kacau saat ini. Ia mendesah berulang-ulang. Ia bingung apa yang harus dilakukannya.
Skandar sudah tahu. 3 hari yg lalu wanita itu mengatakan jika ia sudah kembali berhubungan dengan justin. Katanya hubungan mereka baru saja berjalan. Ia berkata dengan polosnya. Ia terlihat tidak peduli jika ia sedang menjalin hubungan dengan saudaranya sendiri. Namun wanita itu belum tahu jika dia mengatakan hal ini pada seseorang yang salah.
Skandar menyandarkan punggungnya pada kursi dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Dia masih bingung. Bingung apa yang harus dilakukannya agar dapat memisahkan mereka. Biar bagaimana pun mereka adalah saudara dan tidak akan bisa lebih dari itu.
Skandar baru akan memejamkan matanya ketika ponselnya berdering. Ia mengambil ponsel canggihnya itu di dalam saku dan menatap pada layarnya. Sambil mendesah ia mengangkat telfon dari seseorang itu.
"hallo?..Tidak, kau tidak mengangguku. Ada apa?...Oh...Oke, aku akan kesana.." skandar menyimpan ponselnya di atas meja kerjanya setelah ia selesai berbicara. Ia bangkit dari duduknya.
--
Wanita cantik itu berjalan masuk kedalam gedung montreal dengan penuh semangat dan senyuman yang tersungging di bibirnya yang tipis. Ia sangat bahagia hari ini. Bagaimana tidak? Malam ini dia akan kencan bersama kekasihnya -sebenarnya, kakaknya!- di tempat yang dia pilih nanti. Tapi sebenarnya bukan itu yang membuatnya bahagia , ia bahagia karena justin akan segera mengugat cerai pada istrinya -selena
Namun, sebenarnya keraguan masih tersirat di dalam hati wanita ini. Ia masih belum dapat memahami perasaannya yang sering sekali berubah. Contohnya perasaannya sendiri pada justin. Ia tidak mengerti ia mau kembali pada justin. Padahal ia masih sangat sakit hati pada perbuatannya. Bagaimana bisa secepat itu menghapuskan rasa benci dan sakit hati selama 5 tahun?
Weronika buru-buru mempercepat langkahnya ketika ia tahu ia sedang melewati ruangan skandar. Semenjak ia tahu bahwa pria itu adalah pemilik baru montreal, ia semakin risih -meski ia pernah menceritakan tentang hubungannya dan justin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
FanfictionHai. Ini JD atau Just dreaming atau fanfiction Justin bieber yang aku buat tahun 2011 wkwkw. Ini versi original dan gak aku ubah sedikit pun 😂 enjoy kerancuan nya haha