Part 10

173 19 0
                                    

hari yang melelahkan. tapi ini adalah hari yang terburuj! karena besok aku masih harus menjadi murid justin. itu karena mr alex bilang tadi kami tidakk serius latihan . hih ! bertemu lagi dengan justin !

Kubuka pintu rumah dengan lemas. Aku benar-benar lelah. Sehingga aku tak dapat menopang tubuhku sendiri. Tubuhku terhuyung kedepan dan hampir terjatuh. Tapi untunglah seseorang dengan sigap menopang tubuhku. Wajahku mengenai dadanya yg terasa bidang. Aku tak tahu dia siapa. Karena aku tak sanggup untuk menengadahkan wajahku padanya. Tapi bisa kurasakan harum tubuhnya. Aku yakin ini bukan Randal. Karena randal tidak pernah memakai parfum seperti ini.

Lalu siapa dia? Ingin rasanya kulihat wajahnya. Tapi aku benar-benar kecapaian. Beruntung saja, aku tak pingsan.

"kau kenapa?" tanyanya terdengar khawatir. Dia menopangku masuk kedalam. Aku berjalan dengan sempoyongan. Tak lama kudengar beberapa orang berbicara. Mataku sayu-sayu melihat ke arah mereka. Yang terlintas dalam penglihatanku hanyalah randal. Setelah itu aku tak tahu apa yg terjadi.

Gelap.

Aku merasakan kegelapan sempurna. Perlahan kubuka mataku. Cahaya lampu menyilau pada 2 bola mataku, menyempitkan pupilnya. Loh? Kenapa aku ada dikamar? Apa tadi aku pingsan? Siapa yg membawaku? Pasti randal.

"kau sudah sadar?" kudengar seseorang berbicara. Suaranya mirip dengan suara yg tadi menopangku masuk ke dalam. Siapa dia? Aku mendongak ke sumber suara. Kulihat seseorang disampingku. Tapi tak terlihat jelas karena aku tak memakai kacamata. Rasanya buram. Sepertinya dia tersenyum padaku. Itu karena aku melihat siluet membentuk di wajahnya. Kusipitkan mataku agar dapat melihat dengan jelas, tapi tetap saja tak bisa

"pakailah ini.. Mungkin akan terlihat jelas.." dia memberikan sesuatu padaku.

Kuambil pemberiannya dan kurasakan bentuknya. Ah. Kacamataku ! Segera kupakai. Dan sekarang aku dapat melihat dia dengan jelas. Mataku terbelalak saat melihatnya. dia tampan sekali !

"bagaimana?" tanyanya. Menghancurkan lamunanku karena sibuk menatap wajah tampannya.

"a-e, lumayan.." kataku gugup. Wajahku terasa panas. "o- i-ya ..siapa kau?" tanyaku.

"saya skandar.." dia mengulurkan tangannya yg kekar padaku. Kuraih perlahan dan kami saling berjabatan.

"a-ku we" belum selesai bicara skandar memotong ucapanku.

"aku tahu..kau weronika kan? Anak tiri letnan randal" katanya sigap.

"ah iya..jadi kau?"

"saya anak sahabat papamu"

"oh" tanggapku. Kuperhatikan skandar kembali. Tapi dia tak melihatku. Dia sibuk memperhatikan kamarku. Dia tampan. Tapi sayang. Kurasa dia kaku . pasti sikapnya hampir sama dengan Randal.

"ah, apa kau tentara seperti randal?" tanyaku. Dia berhenti memperhatikan kamarku. Menoleh padaku. Tersenyum.

"iya dan letnan randallah yg mengajar saya..saya kagum padanya, kau beruntung memiliki orang tua seperti dia.. Sangat disiplin tapi juga penyayang keluarga" kata skandar panjang lebar. Sudah kuduga! Benar kan? Dia juga tentara seperti randal! Pantas saja culas. Sebenarnya aku tak nyaman berbincang dengannya. Dia begitu sopan dalam berucap. Bagai orang dewasa. Padahal sepertinya dia masih muda.

"oh begitu.." tanggapku kembali singkat. Kau tahu. Aku kehabisan kata-kata saat berbicara dengannya. Padahal kami baru bertemu. Entahlah.

"ah, kau tadi kenapa? Untung saja ,kau bertemu dengan saya di depan pintu."

"jadi kau yg membawaku ke kamarku?" tanyaku.

"iya.. Letnan randal yg menyuruhku melakukan itu.." katanya tenang. Astaga !

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang