Part 26

114 18 0
                                    

Kunyalakan keran air panas di bathup lalu keluar dari kamar dan ternyata devon sudah tidak ada.

Mungkin dia sudah keluar. Ha, biarlah.Kuambil baju kering di lemari,

kemudian menaruhnya di gantungan yg berada di kamar mandi lantas kulepas seluruh bajuku ,menanggalkan dalam Aku masuk kedalam bathup yg tadi sudah kuisikan air hingga menutupi seluruh badanku, kecuali kepalaku.

Aku ingin berendam sambil menenangkan pikiranku.

Kusandarkan kepalaku pada kepala bathup dan mulai memejamkan mataku.

akhir-akhir ini pikiranku kacau balau. semua terjadi begitu cepat dan untung saja jika kepalaku tidak pecah. Aku menghembuskan napas panjang dan baru akan meregangkan leherku ketika tiba-tiba kurasakan sesuatu menginjak kaku dan sontak aku langsung berteriak.

Kubuka mataku dan aku semakin terkejut ketika aku melihat devon berada di depanku dengan hanya menggunakan celana pendeknya yang bergambar spongbob itu.

"kau mau apa?!!" tanyaku takut-takut. Kututup tubuhku dengan kedua tanganku.

"aku tak akan melakukan apa-apa padamu. Aku hanya ingin ikut berendam boleh kan ?" katanya terkekeh. "oh iya. Maaf tadi aku tidak sengaja menginjak kakimu!" katanya datar lalu masuk kedalam dan membuat bathup yg berukuran kecil ini menjadi sesak. Kutarik kedua kakiku yang tadi sedang berselanjar. "keluar ! kau tidak sopan !" kataku kesal.

Tapi devon hanya tersenyum nakal. "jika kau mengusirku, maka aku akan...." Katanya sambil melihatku dengan pandangan menakutkan.

"akan apa?" kataku takut-takut.

"aku akan menyirammu !!" kata devon seraya menyiramkan air pada wajahku dengan menggunakan tanggannya. Seketika itu juga seluruh tubuhku menjadi basah. Saialan ! padahal aku tidak mau membasahai rambutku !

Karena kesal kubalas perbuatannya dengan cara melakukan hal yang sama yg dia lakukan pada diriku. Alhasil, devon malah tertawa dan kemabli membalasnya.

Akhirnya kami berdua tertawa bersama sambil bermain air , sampai air di dalam bathup itu tinggal setengahnya saja.

Kami berhenti tertawa dan devon kembali melihatku. Dia melihatku yang hanya menggunakan dalaman saja. Karena takut, aku pun segera beranjak dari bathup dan saat hampir menuju ke tempat gantungan baju. Sesuatu menghantamku. Ternyata itu adalah air pada selang shower. Devon yang melakukannya. Dia tertawa terbahak-bahak bagaikan anak kecil yang senang melihat temannya menderita karena perbuatannya. Karena kesal, kurebut selang itu lalu menyemprotkannya pada devon. Lagi-lagi kami tertawa bersama . bermain air bagaikan anak kecil.

Hingga akhirnya kami berdua capai dan keluar dari kmara mandi dengan tubuh yang basah kuyup dan masih diiringi gelak tawa. Tapi, alangkah kagetnya kami ketika melihat randal ada di kamarku dan sedang duduk di tepi kasur. Dia melihat kami lalu bangkit dengan mata yang terbelalak.

"kalian......." Desisinya terkejut. Aku hanya bisa diam, sedangkan devon masih tertawa lalu menghampiri randal. "kami berdua melakukannya di kamar mandi dad ! hebat kan aku ?" kata devon terkekeh. Apa? Kenapa dia malah bilang begitu ? dasar bodoh !

"dad, yang dibilang devon itu tidak benar.. kami hanya...." Belum sempat kuselesaikan ucapnku, Randal memotongnya. "kalian berdua ini seperti anak kecil !!" kata randal sambil tertwa kecil. Apa? Kukira dia marah dan akan mengira yang tidak-tidak.

"kau itu devon ! dad tahu kau tidak akan pernah melecehkan adikmu. Jadi dad tidak akan percaya pada ucapnmu tadi !" kata randal sambil mengetuk kecil kapala devon. Lagi-lagi devon terkekeh lalu menatapku. "tapi dad, kalau boleh jujur aku senang melihat tubuh wanita lugu itu. Seksi sekali !!" katanya lalu tertwa. Dan bukannya marah, randal malah ikut tertwa. Ha kalian ini !

Kubalikan tubuhku lalu kembali masuk kedalam mandi dan membantingkan pintunya. Dasar !

****

"waw ! ini indah !" kataku sembri melihat pemandangan dari luar mobil. Pemandangan gunung-gungung dan tempat yang sangat asri sekali. Aku suka !

Hari ini devon mengajakku ke salah satu rumah temanya di los angeles. Aku tidak tahu dia siapa, yang penting aku ikut karena aku ingin menenangkan pikiranku dari semua masalah. Dan devon mendukungku. Dia memang kaka yang sangat baik, meski terkadang aku kesal karena dia sering menggodaku.

"ada yang lebih indah !" katanya ssibuk menyetir mobil. Kupandang wajahnya. "dimana ?" tanyaku antusias.

"dirumah temanku !" katanya. Aku hanya mengangguk tidak sabar lalu kembali memandangi pemandangan indah diluar sana hingga akhirnya aku mengantuk dan tertidur.

"hei bangun !" kurasakan seseorang berbicara padaku sambil mencubit pipiku. Kubuka mata dan melihat devon. "kita sudah sampai ?" tanyaku sambil menggeliat.

"sudah ! ayo turun !" ajaknya seraya keluar dari dalam mobil. Aku mengikutinya.

Dan aku sangat terkejut ketika melihat sebuah rumah besar bak istana di depanku. Astaga !

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang