Part 36

81 11 0
                                    

"kita mau kemana cait?" tanyaku seraya masuk kedalam taksi. "ke montreal!" jawab caitlin yang sudah berada di dalam taksi. "apa? Montreal?!" kutatap caitlin dengan mata yang membulat.

"iya, tempat baru kita ! Kenapa?" tanya caitlin heran.

Kubenarkan dudukku lalu mendesah. Ya Tuhan! Benar dugaanku. Ternyata montreal tempat kerja baruku!

"kenapa?" tanya caitlin lagi. Aku menggeleng lemah. Tidak mungkin aku harus memberitahu caitlin tentang ini. Pasti dia akan menasihatiku lagi jika aku tidak mau bekerja disana.

Huh! Baiklah, bagaimana pun caranya aku harus tetap siap.

Kau pasti bisa wero!

'WELCOME TO MONTREAL MUSIC ACADEMY'

itulah tulisan besar yang terpampang di depan gapura besar milik sekolah yang belum selesai ini. Jantungku kembali berdegup lebih dari biasanya. Tapi kalau dipikir kenapa aku harus gugup? Lagipula pasti aku tidak akan bertemu dengan para siswa 5 tahun lalu bukan?

Kenapa aku bodoh sekali!

"ayo cepat!aku sudah tidak sabar ingin melihat suasana di dalam!" ucap caitlin seraya meraih tanganku dan menyeretku untuk segera masuk kedalam. Dia ini memang sangat menyebalkan!

Sesampainya didalam , ternyata masih banyak para pekerja yang sedang berhilir kesana kemari sembari membawa peralatan pembangunan.

Sekolah ini belum jadi ,tapi kenapa sudah berniat mengkontrak para pekerja musik? Aneh sekali!

Aku dan caitlin pun berjalan menelusuri lobby utama. Dan kami berpapasan dengan seorang wanita muda. Dia menghampiri kami dan mengajak kami ke sebuah ruangan yang dipenuhi orang-orang yang ternyata mereka adalah pekerja seni seperti aku dan caitlin.

Di ruangan ini kami dijelaskan tentang kinerja yang dibentuk oleh pemilik dari montreal.

Aku baru tahu jika sekarang montreal di bagi menjadi 2 gedung. Tidak seperti dulu yang 1 gedung dipenuhi bidang olahraga dan musik.

Dan ternyata sambil menunggu renovasi selesai, selama beberapa bulan sebelum kerja kami dikarantina disini untuk dipilih pekerja seni yang terbaik. Pemilik montreal yang baru ini menerapkan konsep yang sangat berbeda dengan yang dulu. Tapi tetap sangat menarik menurutku. Pemiliknya yang baru pasti sangat disiplin dan sangat bijaksana.

Selesai mengikuti diskusi yang cukup lama ini, aku dan caitlin berjalan -jalan berdua menelusuri gedung montreal yang baru ini.

Menurutku gedung montreal yang baru lebih canggih dan lebih unik juga lebih bagus.

Jika dulu temboknya dicat dengan warna biasa yang polos dan hanya diukir dibagian langit-langit, sekarang ini gedung montreal lebih kaya warna dan temboknya memiliki ukiran yang sangat menarik dan tidak membosankan. Apalagi sekarang gedung ini memiliki lift.

Ini benar-benar sekolah masa depan yang sangat menakjubkan!

Tempat ini benar-benar menyihirku. Sangat indah dan sangat menakjubkan. Pandanganku tidak terlepas pada setiap ukiran ditembok yang dihias sedikimian rupa meskipun aku sedang berjalan.

Oh iya, tadi aku merasakan sesuatu hal yg aneh saat seorang pria dewasa berpakaian rapih berjalan melewatiku. Tapi kurasa itu hanya perasaanku saja.

"wero.. Sepertinya pria dibelakang kita memperhatikanmu terus." ujar caitlin antusias. Kukerutkan dahiku seraya menatapnya. Maksudnya apa? Pria dibelakang kami?

"kenapa kau menatapku begitu? Lihat dulu. memang kau pikir aku berbohong?" caitlin meregap bahuku dan langsung membalikan tubuhku ke arah belakang. Kulihat disana ada pria berpakaian rapih sedang berdiri sembari melihat kami. Tapi entah mengapa aku merasa tatapannya itu terarah padaku.

Kenapa dia menatapku begitu? Memang ada yang salah denganku?

Aku balas menatapnya.

"benarkan? Kurasa dia jatuh cinta padamu." bisik caitlin tepat ditelingaku. Hembusan nafasnya membuat bulu kudukku langsung berdiri.

Aku berpaling dari pria tersebut dan menatap caitlin.

"kau gila! Lebih baik ayo kita pulang. Aku risih!" kataku seraya mendorong tubuh caitlin yang menghalangi langkahku. Caitlin langsung tertawa menggodaku sembari melangkah bersama menuju keluar dari gedung ini.

Sesekali aku mencuri pandang kebelakang dan ternyata pria tersebut masih disana dengan pandangan yang terarah padaku dan seukir senyuman yang terhias dibibirnya.

Dia itu kenapa sih? Pria yang aneh!

****

Sekarang ini aku sedang berbaring di kasur. Sementara caitlin sedang membuat coklat panas untuk kami berdua. Tiba-tiba saja aku jadi teringat pada pria aneh tadi. Aku masih bingung kenapa dia menatapku begitu. Tapi, kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya ya?

Atau mungkin, ini hanya halusinasiku saja?

Ya!pasti ini hanya halusinasiku saja. Lagipula aku baru saja datang ke toronto. Jadi tidak mungkin aku mengenalnya!

Dasar bodoh.

"hey! Kau melamun?" caitlin menepuk bahuku, membuat lamunanku buyar seketika. Aku sedikit terkejap.

"jadi kau benar melamun?" ujar caitlin sambil duduk dikasur dan memberikan segelas coklat panas untukku.

Kuambil gelas itu lalu menggeleng keras. "tidak. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.." kataku.

"itu sama saja " gumam caitlin. Aku tersenyum canggung lantas meminum coklat panas itu secara perlahan.

"kau pasti memikirkan pria tadi ya?" tanya caitlin padaku. Aku langsung tersedak saat mendengarnya.

Bagaimana dia tahu?

"bukan!" dustaku.

"kau bohong. jika tebakanku salah, kenapa kau sampai tersedak?" caitlin menatapku dengan sorotan penuh keyakinan bahwa dugaannya itu benar.

"aku tersedak karena kau mengangetkanku!" dustaku lagi. Caitlin menatapku curiga. Aku tersenyum meyakinkannya.

"terserah lah.." ucapnya lalu menyalakan TV lewat remote control. 

***

Aku sudah bangun pagi-pagi untuk membeli beberapa kebutuhan untuk di apartemen. Aku pergi ke supermarket dan mengambil  beberapa barang yang kubutuhkan dan memasukannya pada keranjang dorong yang ukurannya tidak terlalu besar.

Tapi pada saat aku sedang memilih buah-buahan, tiba-tiba saja kepalaku pusing dan aku tidak sengaja menabrak seseorang yang berada disampingku.

"maaf-maaf!" ucapku sembari menyentuh pelipis kepalanya dan tanpa menatap orang tersebut.

Jangan sampai aku kambuh diteempat seperti ini.

"tidak apa-apa, kau kenapa?" tanya orang tersebut sembari menyentuh bahuku, seolah menahanku agar tidak terjatuh.

Tapi tunggu. Kusentuh kepalaku sembari berfikir, kenapa rasanya aku mengenal suara itu?

Dengan perlahan aku mendongakan kepalaku dan menatap ke arah orang yang sedang menopang tubuhku.

Ya Tuhan! Apa aku tidak salah lihat?!

JUSTIN?! 


UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang