Part 4

212 26 0
                                    

Dan sekarang giliran alyson yang berdongeng tentang sekolah ini.

Sekolah ini berdiri beberapa puluh tahun dan didirikan oleh seorang musician sekaligus atlit olahraga dari perancis. Namanya Debourne kowaklsi. Dia adalah pria yang sangat menyenangi musik sekaligus olahraga. Maka dari itu dia membangun sekolah ini. Nah, dari dulu kowalksi ingin sekali mempunyai putra dan putri yang ahli bermusik sekaligus juga olahraga. Karena menurutnya keduannya itu sangat berkaitan erat. Jika kami tidak bisa mengatur nafas, kami tidak akan bisa mengalunkan irama dengan sangat indah. Benarkan? Itulah konsep yang dia buat hingga sekarang dia sukses membuat sebuah sekolah yang sangat luar biasa.

Dan pada beberapa tahun lalu peraturan diseolah ini adalah siswa montreal harus ahli dalam bidang olahraga dan bermusik. Tapi ternyata perauran ini digugat oleh turunan kowalksi yang ke 19. Pada saat itu dia menjadi presiden disni, dan mencetuskan sebuah kalimat "semua orang memiliki kemampuan masing-masing" dan sejak saat itulah peraturan dirubah. Sekarang peraturannya adalah siswa harus mampu menguasai salah satu bidang diantara musik atau olahraga. Jika siswa memilih menguasai musik, maka dari itu dia juga harus memilih salah satu jurusan olahraga. Tapi tidak diharuskan untuk dikuasai. Begitupun jika siswa memilih bidang olahraga, dia pun harus menguasai musik tetapi tidak diharuskan untuk di kuasai. Siswa tetap harus sangat fokus terhadap bidang pertama yang dia pilih.

Benar-benar sekolah yang sangat membingungkan. Tapi juga sangat unik karena aku dapat bertemu dengan para ahli musik dan juga para atlit olahraga. Dan jika dalam bermusik itu ada 3 tahap, di dalam bidang olahrag memiliki konsep yang berbeda. Di sini bidang olahraga di bagi 3 kategori, yaitu kategori most popular, popular dan rated. Most popular adalah cabang olahraga yg sangat digemari dan tentu banyak atlet yg patut diacungi jempol. Ya tuhan, ini benar-benar membuatku bingung !

****

Sekarang aku tengah berdiri di tepi lapangan basket indoor bersama alyson. Tadi devon memintaku untuk datang kesini, karena ada hal yang dia ingin katakan dan jelaskan padaku. Tapi sudah hampir setengah jam aku membeku di bleacher karena menunggu kedatangannya. Sedangkan alyson sibuk mendengarkan ipod miliknya. Aku menghela napas, lantas menoleh padanya. "aku turun kebawah ya?" desisku. Dia hanya menjawab dengan anggukan.

Aku pun turun dari bleacher dan menuju ke tepi lapangan. Disana aku melihat ada seorang wanita sedang duduk di Bleacher seberang dan sedang memainkan sebuah alat musik. Entah apa namanya, tapi ukurannya sangat kecil. Bahkan suarnay pun tidak terdengar.

Karena penasaran aku pun menghampirinya lalu tanpa segan duduk disampignya. Dia menoleh lalu menatapku sembari tersenyum manis . Jujur, itu adalah senyuman yg sangat manis.

"kau mau apa?" tanyanya. Lalu memasukan alat musik yang tadi ia pegang ke dalam tasnya yang berwarna ungu.

"aku....hanya....ya..." kataku terbata-bata. Kalau dipikir lagi memang apa tujuanku kemari ?

"tak perlu tegang begitu, aku takkan menggigitmu kok !" katanya setengah tertawa. Aku tersenyum malu-malu. "hmm.. Aku selena, dan kau?" tambahnya sembari memasang senyuman manisnya seperti tadi. Dia mengulurkan tangannya padaku. Kubalas senyumannya dan kuraih jabatan tangannya. "aku weronika, kau boleh memanggilku wero" kataku ramah.

"nama yang manis, seperti wajahmu yg manis" pujinya. Astaga! Apa tadi dia bilang? Aku manis? Apa dia buta? Aku ini culun ! Bahkan waktu di sekolahku dulu, semua orang memanggilku betty.

"ahaha.. Kau berlebihan" kataku canggung.

"haha, memang kau tidak sadar jika kau itu cantik? Kacamatamu itu hanya penghias saja..percayalah ,kau itu cantik " sergahnya antusias. Dia kembali tersenyum. Astaga! Dia manis sekali.

"oke..oke..tapi kau lebih cantik dariku " balasku memuji. Selena tertawa geli. Dan kami tertawa bersama.

"oh iya, apa jurusanmu disini?" tanya selena.

"aku murid baru disni.." jawabku.

"pantas aku tidak pernah melihat......." belum sempat selena menyelesaikan ucapannya . tiba-tiba kami berdua mendengar suara langkah kaki dari arah pintu lapangan dan tak lama seseorang membuka pintu lapangan lalu dalam sekejap puluhan orang memenuhi tengah lapangan. Mereka terlihat sedang mencari seseorang. Dan kebanyakan dari orang-orang itu adalah pria. Mereka sedang apa? Apa mau mempertunjukan keahlian musik mereka disni ?

Kuperhatikan mereka satu persatu dan ternyata ditengah –tengah segerombolan orang tersebut aku melihat ada devon dan coeur. Entah aku bodoh atau apa. Tiba-tiba saja aku berteriak memanggil nama mereka dari atas sini.

Dan otomatis mereka berdua mencari sumber suara. Tapi, bukan hanya mereka yang mencari arah sumber suara. Melainkan semuanya ! astaga ! dasar bodoh !

"aku....aku.." kataku gagap.

"apa yang kau lakukan disana dungu ? cepat turun kebawah !!" teriak devon lantang. Tapi entah mengapa tubuhku rasanya sulit digerakan. Aku tidak tahu mengapa. Apa mungkin karena mereka semua mentapku? Tapi sungguh ,aku takut pada tatapan tajam mereka semua. Apalagi kulihat diantara mereka ada seorang pria yang bertatto sama seperti coeur, tapi ini lebuh banyak dan ototnya itu sangat kekar.

"cepat turun ! apa kau tuli?" teriak devon lagi, tapi kali ini lebih lantang dari yang tadi. Aku terkesiap , lantas turun dari bleacher perlahan-lahan sembari menundukan kepalaku. Aku takut pada tatatapn mereka!

"tenanglah.." tiba-tiba seseorang meremas tanganku. Aku menolah dan ternyata alyson. Sejak kapan dia ada disni?

"aku takut..." desisku pelan.

"kau bercanda! Kami tak akan menggigitmu ! kau santai saja !" kata alyson sembari membawaku ke bawah dan akhirnya kami sampai di tengah lapangan. Lagi-lagi mereka semua menatapku dengan pandangan tajam. Tapi, ada satu pria yang membuatku sangat tertarik. Astaga ! dia tampan. Ah ! tidak kau ini kenapa wero ? kau kan sudah janji tidak akan cepat jatuh cinta lagi!

Tapi. Dia sangat tampan! Siapa namanya?

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang