Part 46

69 13 0
                                    

Skandar masuk kedalam kafè. Matanya menerawang mencari sosok yang akan ditemuinya disini.

Ia baru saja berniat mengambil ponselnya -untuk menelfon orang tersebut- ketika ia melihat sosok yang dicarinya ada dimeja yang ada diujung sana.

Skandar dengan cepat melangkahkan kakinya ke sana. "maaf aku terlambat" katanya cepat-cepat setelah ia sampai di meja itu dan menarik kursi lalu duduk dengan santai. Wanita itu -orang yang ada dihadapannya- memasang raut wajah kesal. Apa karena skandar datang terlambat? Tapi..Skandar mengira bukan hal itu yang membuat wanita jangkung ini kesal. Ia tahu alasannya sebenarnya..

Wanita itu-caitlin- mendesah kesal. Ia menatap tajam pada skandar. "kenapa kau tidak memberitahuku? Kau tahu? Kemarin malam adalah hal yg paling menjijikan yang pernah kulihat seumur hidupku!" cetus caitlin panjang lebar. Ia terus menatap skandar seakan meminta penjelasan yang lebih jelas.

Skandar membalas tatapannya, seulas senyuman terlihat di bibirnya yang tipis. Dugaannya benar. Wanita ini kesal bukan karena ia terlambat datang. Tapi karena masalah itu...Masalah itu...

Semalam wanita ini menelponnya sambil marah-marah. Ia melihat justin dan weronika bermesraan di apartemen weronika -dengan tidak sengaja tentunya!-.

Itukah yang disebut menjijikan? Sebenarnya TIDAK jika mereka-justin dan weronika- bukanlah adik kakak.

"kukira kau sudah tahu" kata skandar.

Wanita itu menggeleng. Skandar melihat raut wajahnya. Terlihat kecewa dan kesal."aku tidak mengerti apa mau wero" caitlin mendesah lalu menunduk, "pantas saja dia tidak menghubungiku sewaktu aku cuti 5 hari..Ternyata selama ini dia berhubungan dengan kakaknya sendiri! Itu menjijikan!" tambahnya dengan perasaan yang terdengar campur aduk.

Skandar menyandarkan punggungnya di kursi, dan mendesah. "weronikasangat membutuhkan justin.." ia melirik caitlin yang menggelengkan kepalanya. Wanita itu kecewa. Ia sangat kecewa.

"oh iya, kau janji mau menceritakan yang kau lihat tadi malam" kata skandar ketika wanita itu baru mengangkat kepalanya.

---

Hujan turun begitu deras. Awan hitam menyelimuti hampir seluruh permukaan langit di puncak bukit bogeyz.

Terlihat seorang wanita dan seorang pria sedang berteduh di sebuah pondok kecil disana. Mereka masuk kedalam dan ternyata tidak ada orang. Perlengkapan di pondok ini sangat sederhana.

Tempat tidurnya terbuat dari kayu, dan beberapa perabotan antik tergantung di hampir seluruh tembok yang terbuat dari batu pualam ini.

Pria itu menarik jaket yang menutupi tubuh weronika lalu mengantungkannya di belakang pintu. "wero, duduklah di sana" perintah pria itu sambil menunjuk tempat tidur kayu yang hanya beralaskan sprei yg terlihat kucat di atasnya.

Weronika mengikuti kata-kata pria itu. Ia melangkahkan kakinya dengan gontai-karena sudah lemas-menuju tempat tidur dan duduk ditepinya.

Weronika memeluk dirinya sendiri karena tubuhnya mulai mengigil. Ia membutuhkan sesuatu untuk menghangatkannya. Weronika baru saja bangkit ketika tangan besar pria itu menariknya kembali duduk di tempat tidur yang sepertinya sudah agak goyah.

"jangan banyak bergerak, kau sudah terlihat lemah!" kata pria itu terdengar cemas. Dia pun memeluk weronika. Mencoba menghangatkan tubuh weronika yang mengigil-meski pada kenyataanya tidak berguna-.

---

Skandar tidak berhenti mendesah dan menggelengkan kepalanya saat caitlin menceritakan secara jelas apa yang dilihatnya kemarin malam di apartemen weronika.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang