Yanet tengah meneguk jus jeruk sambil berjalan ketika tidak sengaja Abe berjalan cepat dan menyenggol bahunya. Mulut gadis itu gagal mempertahankan jus sehingga sebagian isinya menyembur ke lantai. Abe buru-buru minta maaf panik saat Yanet mendelik kesal.
"Maaf! Maaf! Beneran nggak sengaja!" ucap Abe lalu memberitahu alasan kenapa laki-laki itu kebingungan. "Bagas di depan. Ada mbak-mbak pingsan!" tunjuknya, mengarah keluar rumah.
"Who is mbak-mbak?" Apa itu nama orang? Atau sebutan untuk orang yang punya pekerjaan tertentu? Aneh. Padahal Yanet yakin dirinya sudah fasih berbahasa Indonesia. Kalau tidak salah, sebutan "mbak" ditujukan pada perempuan yang lebih tua. Apa mbak-mbak yang dikatakan Abe berarti mereka ada banyak? Berapa perempuan yang pingsan bersamaan?
"Bagas minta tolong biar dia langsung dibawa ke dalam," kata Abe lagi.
"Oh, wait!" Yanet langsung menghentikannya sebelum pergi. Abe itu masih bocah menurutnya. Kasihan kalau harus ikut membantu menggotong orang. Gadis itupun berseru memanggil Logan.
"Apa?" Logan datang dengan hanya memakai kaus dalam dan celana pendek. Tubuhnya banjir keringat.
Apa yang dilakukan monster itu di kamarnya? Yanet bertanya-tanya tapi enggan mengutarakan langsung.
"Ikut keluar," kata Yanet.
Mereka mengikuti Abe yang berlari menghampiri Bagas yang tengah menopang seorang gadis di tangannya. Di dekatnya, koper pink besar di tanah. Tadinya Abe dan Bagas akan bersama menggotong gadis itu, namun Logan buru-buru menawarkan diri menggendongnya. Tubuh gadis itu pun disampirkan layaknya gulungan selimut di bahu Logan. Yanet pun berharap gadis itu tidak langsung siuman gara-gara mencium bau keringat.
Untungnya masih ada kamar kosong di rumah Irene. Di sanalah kemudian Logan meletakkan gadis tadi di atas ranjang. Koper yang sepertinya milik gadis itupun ditinggalkan ke dalam lemari oleh Abe. Setelahnya Yanet menyuruh ketiganya pergi supaya dia bisa membantu melepaskan sepatu dan jaket sang Gadis supaya bisa istirahat tenang.
Apa dia kelelahan? Batin Yanet bertanya setelah menyelimutinya. Siapa namanya?
Wajah tidurnya seperti bayi. Bantal yang lebar dan empuk seolah membingkai wajah gadis itu. Alisnya rapi dan cantik, sepertinya disulam. Bulu matanya panjang. Sementara di bawah hidungnya, bibir gadis itu kemerahan di tengah dan memucat di pinggiran. Keseluruhan wajahnya berona... merah muda? Apa mungkin hanya perasaan Yanet saja? Wajah itu tampak seperti marshmallow.
"Hei, kau..." Yanet berucap pelan. Gadis itu tidak akan mendengar. Yanet bisa mengetahui dari irama napasnya yang teratur. "Kenapa kau terlihat sangat menyebalkan?"
***
Ranan tidak mendeteksi ada orang asing masuk malam itu. Seperti biasa, dia lebih leluasa turun ke lantai bawah di saat penghuni lain tengah terlelap. Sedikit melamun, laki-laki itu bergerak ke dapur untuk mengambil minuman dingin, beberapa syal bersih—karena Ranan tidak suka memakai syal lebih dari semalam, dan kadang-kadang sedikit makanan yang bisa dia temukan.Awalnya gelap. Dia tidak menyadari keberadaan seseorang dalam balutan blus pink berenda lengan panjang dan celana jeans bergerak meraba-raba lemari es. Ranan langsung mengerjap serta menghentikan seketika kursi rodanya begitu pintu lemari es membuka—yang mana sinar lampunya otomatis menunjukkan sosok gadis berambut panjang bergelombang itu berdiri membelakangi Ranan. Tangan kirinya menjulur menyentuh makanan-makanan yang dia temukan. Bunyi berisik plastikpun terdengar.
"Siapa?"
Gadis itu menoleh. Matanya melebar, tampak sangat terkejut melihat Ranan ada tepat di belakangnya. Tangan kiri gadis itu menggenggam sesuatu, sementara tangan yang lain tidak bergerak. Rongga dadanya kembang kempis, sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi terlalu kebingungan sehingga tidak ada kata yang terlontar.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Marshmallow Meet Dark Chocolate
Mystery / ThrillerStatus: COMPLETED, buku II seri kembar Tiara Chrysantee Len--kembar keempat "Pilih salah satu: mati di tanganku, atau bunuh dirimu sendiri."