"Peluk aku erat," katanya, sedang sang Putri telah mencengkeram bagian punggung pangeran. "Kau boleh menggigit bahuku jika tidak tahan."
Gadis itu mengangguk pelan. Dia berusaha keras meredam senggukkannya, tapi tidak berhasil. Di punggungnya tertancap patahan kayu yang tajam. Darah merembes, mewarnai kain putih gaunnya menjadi merah. Mereka tidak ingin hal terburuk terjadi pada sang Putri nantinya, jadi serpihan kayu itu harus dicabut lebih dulu.
Pangeran berlutut mendekap putri. Hatinya terenyuh, sedikit demi sedikit hancur. Dia menyalahkan diri, karena kenyataannya meski baik-baik saja, keadaannya berbanding terbalik dengan gadis itu. Tubuh gadisnya gemetaran ketakutan, bagai anjing yang sadar hendak dibunuh. Dia pun menggigil sehingga pangeran harus terus memeluknya-satu-satunya cara supaya hangat tubuh mereka bisa membagi.
Seseorang menghampiri mereka, membawakan sebilah pisau yang telah dipanaskan dengan bara api. Pangeran mengambil benda itu dan mengarahkan ujungnya ke arah patahan kayu tadi tertancap.
"Tahan sebentar," bisik pangeran lembut saat menyibakkan rambut panjang putri dari lukanya. Dia lebih dulu membuka resleting bagian belakang gaun putri, dan berhati-hati melepaskannya dengan pisau.
Ketika ujung pisau mulai menyentuh luka itu, pekikan tertahan terdengar. Kuku-kuku sang Gadis tambah mengerat mencengkeram bahu pangeran. Menahan sakit yang luar biasa tak terkira, dia lantas menggigit bahu pemeluknya. Saat tajamnya pisau panas mengorek ujung patahan kayu terdalam, gigitan itu mulai melukai pangeran. Pada bahu itu bahkan mulai memercik darah segar.
Pangeran mendesis, paham rasa sakit putri yang tersalurkan padanya.
Saat patahan kayu mulai bergerak untuk dikeluarkan, saat itulah tubuhnya bergerak liar. Jeritannya menggaung di seluruh sudut kastil. Kepanikan dan kecemasan tercipta karenanya.
Namun rupanya, rasa sakit itu tidak hanya tersalur ke satu orang. Luka sang Putri rupanya memancing kengerian yang jauh lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Marshmallow Meet Dark Chocolate
Gizem / GerilimStatus: COMPLETED, buku II seri kembar Tiara Chrysantee Len--kembar keempat "Pilih salah satu: mati di tanganku, atau bunuh dirimu sendiri."