22. Marshmallow Added in Sherry Trifle

1.5K 173 12
                                    


Viola dan Amarta masih berada di rumah Irene sampai malam. Saat Susan dan Amarta bersama memasak makan malam, yang lain sibuk duduk melingkar di atas karpet ruang tengah bermain kartu. Yang kalah akan dilumuri bedak oleh pemain lain. Dan kali ini, Luki lagi-lagi kena sial. Wajah laki-laki itu penuh bedak bayi—yang bahkan membuat bulu mata dan alisnya berubah putih.

Mereka berganti beralih ke meja makan saat makanan sudah siap, dan tercengang begitu mendapati banyak sekali piring-piring makanan tertata. Nasi, ayam teriyaki, ayam tepung, udang panggang, cumi saus asam manis, sup jamur dan asparagus, salad sayur—semuanya terhidang dengan uap yang masih mengepul. Dan yang terpenting, makanan-makanan itu terlihat amat cantik berkat dihiasi telaten.

"Kak Susan serius masak segini banyak?" tanya Abe tak percaya.

"Oh, anu.. ini tadi.." Susan kebingungan harus menjawab apa. Menu mereka malam ini hampir tidak melibatkan dirinya dan Irene. Susan hanya sempat beberapa kali memotong sayur untuk salad, lalu membuat jus semangka. Sisanya, Amarta yang punya kontrol penuh.

Tubuh gadis itu mungil—namun energinya tercurah penuh saat memasak. Dia terus-terusan bergerak riang sambil bersenandung. Senyumnya tidak pernah absen pada wajah cantiknya. Ketika semua makanan yang dia buat telah matang, Amarta menyeka peluh di dahi lalu melepas celemek. Saat itulah Susan tertegun betapa dia mengenal satu karakter yang "ajaib".

Amarta juga telah akrab dengan Loli dan Oreo sehingga sempat membuatkan keduanya biskuit dari sekepalan tangan daging yang tersisa.

"Silakan! Silakan!" ucap gadis itu ramah. Dia lalu mengambil duduk di sebelah Tiara, sementara Viola duduk di samping kiri.

Logan mengambil salah satu paha ayam goreng tepung dan langsung memakannya. Ketika gigi Logan beradu dengan renyahnya kulit tepung ayam, yang lain bersamaan menoleh. Bunyinya menggiurkan sekali sehingga Abe, Bagas dan Yanet sontak mengambilnya juga.

"Ini enak loh," kata Damar sembari menyendokkan ayam teriyaki ke piring Luki.

Susan melihat sewaktu Irene menyeruput kuah sup. Wanita itu langsung menyunggingkan senyum puas.

"Kamu makin pintar masak, Nak," puji Irene pada Amarta.

"Masak buat banyak orang rasanya beda sekali waktu di rumah," kata Amarta. Gadis itu mengambil udang yang ukurannya paling besar ke piring Tiara. "Kau suka seafood kan? Maaf, aku tidak bisa masak semur karena bahannya tidak ada..."

Tiara tertegun sesaat.

Hangat.. Dia bisa merasakannya, bahkan dari sendok yang tengah dirinya pegang. Amarta tampak sangat bersemangat memberi perhatian pada yang lain. Gadis itu selalu terlihat manis kapan pun. Di sisi lain, Viola bisa langsung membaur—bahkan dengan Luki. Tiara juga mendengarnya bercerita soal jadwal resital kecilnya bulan depan.

Mereka masih bercahaya, sementara Tiara kehilangan semuanya.

Obrolan seru makan malam itu tetap berlanjut, meski Tiara membisu sampai kebersamaan mereka berakhir.

***
Sepasang kembar itu berpamitan setelah jarum jam menunjukkan pukul sembilan lewat. Irene sempat mengusulkan mereka menginap saja, namun Viola menolaknya halus. Sementara yang lain mengantarnya hanya sampai di ambang pintu utama, Tiara tetap mengikuti mereka sampai ke mobil.

Amarta terlihat lelah dan kedapatan beberapa kali mengucek mata.

"Aku harus mengebut nanti," ujar Viola setelah memasukkan barang ke bagasi. Sebelum masuk ke dalam mobil, dia menghela napas saat melangkah mendekati Tiara. Tangan Viola terangkat, merapikan poni adiknya. "Kau tidak menceritakan apa pun padaku sejak tadi, ingat?"

When Marshmallow Meet Dark ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang