Nathania Akifa Dzikra

303 98 26
                                    

Nathania itu tipe wanita pecinta musik, dia bisa memainkan beberapa alat musik, seperti Gitar, Piano dan Biola. Dia belajar semua alat musik dari kakaknya tanpa sepengetahuan ayah nya, karna ayahnya Ridwan tidak suka anaknya mengabiskan waktunya dengan bermusik. Menurut Ridwan bermusik itu tidak punya masa depan, tidak menjamin masa depan akan sukses, berbeda dengan mamahnya Seina yang selalu mendukung apapun yang di impikan anak-anak nya, karna menurut dia, kebahagiaan anaknya nomer satu.

Hari-hari Nathania di habiskan dalam kamar, terkdang dia membantu mamah dan bibik di dapur, tapi saat ada ayahnya dia langsung pergi ke kamarnya. Nathania tidak terlalu suka dengan ayah nya, karna ayahnya memiliki sifat yang kasar dan ayahnya selalu melampiaskan masalah apapun ke dalam keluarga, entah itu masalah kantor atau hal sepele.

Setelah pulang sekolah Nathania langsung membawa gitarnya ke teras rumah dan dia memainkan beberapa lagu dengan gitar nya. Ini kesempatannya bermain gitar, saat ayahnya sedang tidak ada di rumah dan mamahnya sangat menyukai Natha saat bermusik.

"Gimana sekolah baru kamu Nat?" Seina menghampiri anak nya yang sedang bermain gitar di teras rumahnya. Di usap dengam lembut kepala Nathania, dia tersenyum melihat Nathania tersenyum sambil memainkan gitar.

Nathania menghentikan aktifitasnya dan tersenyum ke mamah nya saat namanya di sebut "Baik mah, sekolahnya bagus dan temen temennya juga asik". Seina mengecup ujung kepala Nathania "Luka kamu gimana, apa masih sakit?" tanya Seina, dia sangat mengkhawatirkan keadaan Natha. Apalagi saat dia pulang dengan keadaan luka.

Refleks Natha memegang lukanya yang ada di kening "Engga mah, nanti juga aku buka perbannya, mamah ga usah khawatir". Natha mencoba menenangkan perasaan mamahnya, karna dia tau, mamahnya ini mudah khawatir.

Setelah memakirkan mobilnya Ridwan berjalan menghampiri anak dan istrinya yang  sedang berbincang di teras rumahnya. "Natha!! kenapa kamu masih megang gitar? dari pada kamu terus-terusan maen gitar mending kamu belajar, kamu itu harus bisa jadi arsitek kaya ayah, inget ya, musik gak akan buat kamu sukses". Omel Ridwan yang baru sampai rumahnya.

Air mata Natha mengembang di matanya dan dia berusaha agar air mata itu tidak jatuh di hadapan ayahnya. "Maaf yah, Natha ke kamar dulu" Natha langsung berlari ke kamarnya, dia paling tidak suka di bentak oleh Ridwan, ada perasaan sakit di hatinya saat ayahnya bicara kasar kepadanya.

Seina miris melihat anaknya yang selalu kena marah sama suaminya. "Kamu jangan gitu dong yah ke Natha, dia perlu bahagia, jangan terus- terusan kamu tuntut". Ujar Seina dengan nada yang lembut sambil memegang lengan Ridwan.

Ridwan langsung mencekram lengan istrinya dan Seina hanya meringis menahan sakit karna ulah suaminya itu. "Denger ya, dengan dia nurutin apa kemauan aku, itu bisa buat dia bahagia. Kamu tuh selama ini selalu memanjakan mereka".

Seina selama ini tersiksa karna ulah suaminya yang kasar, semenjak dia selalu dapet proyek-proyek besar dia berubah menjadi seseorang yang menakutkan, apa lagi setelah impiannya di tolak mentah-mentah oleh anak pertamanya, dia semakin menunjukan sikap karas ke sangistri, sebenernya dulu dia pria yang baik, dan perhatian.

Setelah omelan ayahnya tadi Natha terus berada di dalam kamarnya, dia berusaha ngehubungin kakak nya yang sedang berada di London, tapi nihil kakak nya tidak menjawab telfonnya, biasanya kalau ada masalah Nathania langsung menghubungi kakaknya, Nathania sangat menyayangi kakaknya, karna kakaknya yang selalu ada buatnya, mamahnya juga ada di pihak Natha,tapi tidak sepenuhnya Seina berpihak ke Nathania.

Seina perlahan membuka pintu kamar Nathania, terlihat Natha sedang tertidur di kasurnya sambil mendengarkan lagu di earphone miliknya "Nath, ayo makan bareng,udah di tunggu ayah di bawah" Seina mengelus lembut kepala putrinya.

Music, Love and Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang