The hatred came alone

142 36 27
                                    

Natha selalu menemani Ken, saat ini dia tertidur di bangku samping tempat tidur Ken "Kak Reina, jangan, kakak, jangan pergi, jangan tinggalin Nata, Nata mau kak Rein" Natha yang mendengar Ken mengigau langsung memencet tombol di atas tempat tidur Ken untuk memanggil dokter, dan dokterpun langsung datang untuk memeriksa Ken.

"Gimana dok kondisinya?" tanya Natha, setelah dokter memeriksa keadaan Ken .  "Dia sudah sadar, kalau ke adaannya makin membaik selama 3 hari, dia boleh pulang" Dokter itu pun menjelaskan keadaannya Ken sebelum dia keluar ruangan.

Natha menghampiri Ken yang sudah sadar dan memegang tangan Ken "Makasih udah sadar Ken, gue khawatir banget sama lo, gimana keadaan lo sekarang?" tanya Natha lembut dan senyuman yang mengembang di wajahnya.

"Mata lo ga liat ya? pala gue sakit, trus kaki gue juga sakit, gimana sih lo! punya mata ga di gunain, ini apa lagi megang tangan gue" jawab Ken jutek, dan Natha langsung melepaskan pegangannya.

Natha tersenyum senang melihat Ken yang jutek "Kalo lo jutek, tandanya lo udah sehat, lo ga tau apa gua nungguin lo dari kemaren siang ampe sekarang jam tiga pagi. Cape tau ga? Gue ga mau tau lo harus ganti rugi" omel Natha di hadapan Ken yang baru saja sadar.

"Lo gila ya? gua ga minta lo buat nungguin gue, pulang gih sono, ngapain lo masih disini" Ken terus saja bersikap jutek ke Natha, padahalkan yang menolong Ken dari kecelakaan itu Nathania.

"Ga tau terima kasih lo" Teriak Natha sambil memukul luka yang ada di kaki Ken, dan Ken langsung meringis kesakitan "Sorry Ken sorry, sengaja". Natha menatap Ken dengan sinis.l

Ken terus mengusap ngusap kakinya yang di pukul Natha "Tau gitu tadi gue ngehubungin nyokap lo" secara tiba- tiba Ken langsung memegang tangan Natha. "Jangan kasih tau orang rumah, mati lo di tangan gue kalo ampe ngasih tau orang rumah" anceman Ken itu malah membuat Natha bingung, Kendranata itu tak pernah luput dari kata ancaman.

"Kenapa? Ga gue kasih tau aja mereka udah dateng" jawab Natha enteng sambil mengaduk teh manis yang sudah dia buat beberapa jam lalu dan sekarang teh itu sudah mulai dingin.

"Mamah sama papah gue kesini?" tanya Ken yang langsung membulatkan matanya lebar. "Bukan, perempuan cantik yang umurnya kira-kira dua atau tiga tahun di atas kita, sama cowok BULE, ganteng deh" ujar Natha sambil senyum dan menatap langit-langit kamar Ken.

"Gue ga punya saudara orang luar, kalo cewe yang umurnya segitu cuma,,,, kak Reina" seketika mereka terdiam, "Apa dia kak Reina?" tanya Ken.

Natha hanya menaikan bahu sambil menggelengkan kepala "Ga tau, kakak lo ae gua ga pernah liat. Udah ah jangan berisik gua mau tidur dulu Ken, ntar kan gue sekolah" Oceh Natha yang langsung menaruh kepalanya di pinggir kasur Ken dan Ken hanya menggelengkan kepala.

"Apa perempuan itu benar kak Reina? Apa dia masih hidup?". pertanyaan itu terus saja terngiang-ngiang di kepala Kendranata.

                                      ⏭️⏮️

Nasya terus saja memikirkan Ken yang tidak pulang-pulang. Bahkan sampai pagi seperti ini Nasya yang biasanya sudah rapih untuk pergi ke kantor, malah terdiam di kamar sambil terus melihat ponsel nya.

Rico dan Aldo memasuki rumah Ken dengan muka bersalah, dan dia menghampiri Royhan yang sedang membaca berkasnya di ruang keluarga. "Pagi om" sapa Aldo, Royhan yang melihat ke datangan mereka berdua langsung menaruh berkas dan berjalan ke arah Rico dan Aldo "Ada kabar tentang Nata?" tanya Royhan penuh selidik.

Rico dan Aldo kompak menggelengkan kepala "Maaf om" Rico tertunduk, dia bingung mau nyari Ken kemana lagi.
Aaaaaa,,,,,,,, terdengar teriakan dari kamar Royhan "Tante kenapa om?" tanya aldo bingung.

Music, Love and Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang