10. Jealous

10.9K 408 4
                                    

"Rapat hari ini selesai,saya permisi" ujar Arron mengakhiri rapat dan bergegas meninggalkan ruang rapat dan langsung menuju ke ruangannya.

Setelah sampai diruangannya ia bingung harus melakukan apa? karna sekarang jam menunjukan waktu makan siang. Ia berfikir sejenak sampai akhirnya suatu ide terlintas dibenaknya. Segera ia hubungkan interkomnya untuk memanggil seseorang.

"panggilkan Mr.Parker keruangan ku sekarang" pinta Arron cepat dan langsung menutup intercomnya sepihak dari ruang sekeretarisnya. beberapa menit kemudian suara ketukan pintu terdengar.

tok..tok..

"masuk"ujar Arron singkat.

Gio segera masuk untuk yang kedua kalinya kedalam ruang CEO tersebut dan menunduk hormat.

"ada yang bisa saya bantu sir" ujar Gio ramah.

"haha..santai saja George,jangan kaku begitu silahkan duduk. ada yang ingin ku bicarakan padamu," ujar Arron ramah dan langsung menuju ke sofa dan duduk dengan tenang yang diikuti oleh Gio dibelakangnya. Gio hanya mengendikkan bahunya bingung lalu ikut duduk juga.

"apa kabar dengan Asheell??"tanya Arron to the point.

Gio sedikit bingung dan menaikkan sebelah alisnya kearah Arron.

"maksudmu" ujar Gio mulai merileks setelah mendapat perlakuan ramah oleh Arron layaknya teman.

"kenapa kau jadi bingung, aku hanya bertanya tentang kabar adikmu ,kau kan pasti baru saja makan siang dengannya" jelas Arron netral. Sedangkan Gio hanya ber-oh ria dan menganggukan kepalanya,ia paham sekarang.

"yang mengantarkan ku makanan tadi Milly,sahabatnya jadi aku hari ini tidak makan siang dengannya"jelas Gio.

Arron menaikkan alisnya bingung.terlihat jelas di wajahnya yang terpancar aura bertanya-tanya.

"mengapa bisa?? bukankah biasanya dia yang selalu mengantarkannya? ada apa dengannya? Apa dia baik - baik saja??" tanya Arron beruntut dengan nada yang sedikit khawatir.
'Hell,mengapa aku berlebihan sekali dengan kabar gadis kecil sialan itu?'

"tenang, dia baik-baik saja. Hanya saja hari ini seorang pria teman kampusnya ,mengajaknya untuk berangkat bareng sekaligus lunch bersama, bahkan lelaki itu izin langsung denganku dengan menggunakan ponsel Asheell saat aku sedang menelponnya".jawab Gio santai tanpa tahu apa yang telah dia bicarakan memberikan efek dahsyat kepada lawan bicaranya.

rahang Arron seketika mengeras dan juga tangannya terkepal seperti sedang menahan emosi. Entah mengapa saat ia mendengar gadis kecilnya diajak lunch bersama seorang pria membuatnya geram. Dan yang membuat ia bertambah kesal adalah, mengapa Gio mengizinkannya.

"mengapa kau mengizinkannya"tanya Arron datar dan berusaha untuk menyembunyikan aura emosinya.

"Asheell memohon,dengan alasan balas budi, dan aku tidak tahu balas budi tentang apa yang dimaksudnya? Jadi,aku mengizinkannya asal pria itu bisa bertanggung jawab menjaganya" ujar Gio santai.

"seharusnya kau tak izinkan dia bodoh! jika bajingan itu melakukan sesuatu kepada Asheell bagaimana.. " aku Arron khawatir menaikkan nada suaranya satu oktaf dan menatap Gio jengkel.

Gio yang tadinya santai , menjadi kaget dan menegakkan punggungnya dari senderan sofa. Ia merasa jika atasannya ini sedang khawatir tentang adiknya.

'Apa mereka pernah dekat atau mereka memang saling mengenal sebelumnya tanpa ku ketahui', batin Gio sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Between My Heartbeats (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang