30. The Threat 2

7.2K 232 0
                                    

Author pov

Asheell terbangun dari tidurnya, jam masih menunjukkan pukul 2 pagi. Ia memegang tenggorokannya yang dirasa sangat haus dengan perasaan tak nyaman. Dengan muka bantalnya ia bangun dari kasur queen size tersebut dan melangkahkan kakinya menuju arah dapur yang berada di lantai dasar ujung sembari mencepol rambutnya asal. Setelah sampai di dapur ia menghampiri kulkas dan meminum air dingin yang sedari tadi ia dambakan.

Saat tengah menikmati air minumnya tanpa sengaja matanya menatap pada sebuah kotak kado berbungkus merah dengan pita hitam yang di kaitkan. Awalnya ia tak ingin menggubris karna di rasa kado tersebut bukanlah haknya,tapi secarik kertas kecil yang menggantung pada kado tersebut menarik perhatiannya, pasalnya di dalam secarik kertas itu tertulis jelas nama lengkapnya.

"to : Asheelley straineill p"


Dengan perlahan ia mendekati meja dapur tersebut sembari melirik kekanan dan kekiri untuk memastikan, siapa tahu saja ada pelakunya yang tertangkap basah mengirim kado ini untuknya, namun faktanya tak ada.

Dengan cepat ia meraih kotak tersebut, sebelum di buka ia mengocoknya terlebih dahulu. Enteng

Karna rasa penasaran menguasainya ia memutuskan untuk menarik tali pita tersebut dan membuka kotak itu cepat.


Lagi dan lagi..


Kejadian sama terulang,


Gadis itu menutup mulutnya dengan kaget,matanya mulai mengeluarkan cairan bening, rasa takut mulai menghampirinya, ia ingin berteriak tapi ia tahu diri.

Arron tak boleh mengetahuinya.batin gadis itu sembari memungut sepucuk surat yang berada di dalam kotak kado itu.

Yaah,.. isi dari kotak itu adalah seekor anak kucing yang baru lahir dengan kondisi lehernya yang di cekik besi berduri, darah bercecer dimana-mana.

Karna sebentar lagi, permainan akan di mulai...


"Tuhan, siapa yang mengirim  seperti ini ,hiks " isak Asheell perlahan, dengan cepat ia mengantungkan surat itu di kantong celana tidurnya dan membuang bangkai anak kucing itu secara mengendap-endap.

"baru saja aku mencoba untuk mencari dan memahami perasaanku padanya, tapi kenapa juga ada seseorang yang dengan kejam ingin aku tak bersamanya, apa benar takdir hanya mempertemukanku dengannya tapi tidak untuk menyatukannya? " batin Asheell sembari tersenyum lirih dan berjalan menuju kamarnya.

Satu hal yang pasti ia harus memastikan dan berdoa, jika hari esok Tuhan mau berpihak padanya dan juga lelaki itu.

Seorang perempuan menatap puas dengan hasil kerjanya, tak sia-sia ia memilih bertukar tugas untuk membersihkan dapur itu pada tengah malam, karna dengan hal itu ia lebih mudah untuk meletakkan bingkisan kado berisi bangkai tersebut yang di perintahkan tuan mudanya disana.

****

Arron POV

Ahh, sial. Kenapa aku harus bangun sesiang ini sih. Memang sih jam baru menunjukkan pukul 8 pagi yang biasanya selalu kuanggap wajar, tapi kali ini tidak. Yaah kalian tahu kan, hari ini aku dengan gadis kecil itu akan mencari perlengkapan untuk natal yang akan datang 3 hari dari sekarang.

Between My Heartbeats (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang