Asheell pov
"Heii.. wake up gadis kecil.. "
"Engghh..."
Samar-samar, aku mendengar suara seseorang yang tengah berusaha membangunkan ku dari dunia indah bernama mimpi.
sesekali disertai dengan tepukan halus dipipi ku, awalnya halus.. namun lama-kelamaan 'sedikit' lebih kencang. Aku berusaha untuk menyingkirkan tangan itu dari pipi ku dan mengambil bantal super empuk untuk menyembunyikan wajahku dan melanjutkan dunia mimpi ku.
"Heii.. gadis kecil.. jangan buat aku bersikap lebih, cepat bangun!!.."
Lagi-lagi suara itu mengusikku, dan justru malah semakin besar. Bantal yang tadinya berfungsi untuk menyembunyikan wajahku kini terlempar entah kemana aku tak tahu, karna mata ini masih tidak mau diajak berkompromi untuk di buka. Padahal suara dan tepukan ini benar-benar menggangguku. Sial
Sinar mentari menusuk mata ku yang sedikit mengerjap. Mau tak mau aku harus membangkitkan badanku dari benda dengan gravitasi terbesar ini, dan menyandarkan punggungku di punggung kasur ini.
Dengan gemulai, jemari lentikku tengah menjalankan tugasnya. Apalagi jika bukan mengucek mata dan sesekali menguap. Jujur, aku sebenarnya masih ngantuk sekali.. tapi apa kalian akan tetap tidur disaat ada seseorang yang dengan brutalnya membangunkan mu.
"Ahhh... ini hari minggu, dan kenapa kau membangunkan ku sialan!!" Gerutuku sebal pada seorang pria bertubuh tegap yang kini tengah berjalan menghampiriku
Dan duduk di hadapanku."Heii... ini bahkan sudah jam 10.00 pagi, dan kau masih saja tidur hemm.. ayo bangun.. " ia memegang lenganku, lebih tepatnya menarik dengan paksa supaya badanku bisa terlepas dari pulau kapuk ini.
"Ishhhh.." desisku sebal, namun tetap mengikuti langkahnya dengan posisi tangannya yang masih memegang lenganku dan menariknya pasrah.
Saat ini kami sudah berada di meja makan. Ia memaksaku untuk duduk tepat disampingnya. Terlihat beberapa pelayan berbondong-bondong menghampiri kami dan membawa berbagai makanan yang ku yakini sebagai sarapan atau-- mungkin makan siang? Entahlah.. karna matahari di luar sana terlihat sangat terik.
pandangan tajamnya kini beralih,seakan pria itu memberi kode kepada mereka semua untuk meninggalkan kami berdua disini.dengan telaten tangan kokoh itu menyendokkan beberapa makanan yang terlihat menggiurkan bagiku.
Ia menuangkan coklat kental diatas "waffle" itu dan menyodorkannya padaku . Aku hanya menatapnya sekilas, sebenarnya sih males banget untuk makan mengingat lebih baik aku langsung makan siang saja tapi lagi-lagi tatapan tajamnya selalu berhasil menyiutkan nyaliku. Entahlah
"Baiklah, tuan sok berkuasa.." desisku dan langsung menyendok waffle tersebut.
"habis ini kau mandi dan bersiap-siap.. aku tunggu kau 30 menit dari sekarang.. dan kau harus pakai baju yang telah aku siapkan diatas kasurmu." Ujarnya tegas , namun pancaran mata itu terlihat berbeda.. entahlah aku bahkan tidak bisa memprediksinya.
"Maksudmu??" Tanyaku heran.
Jemarinya terulur untuk menghilangkan kerutan yang baru saja ku ciptakan di keningku,akibat rasa penasaran ini.
"Nanti kau akan tahu, yang penting pakai pakaian yang aku letakkan disana oke.." senyuman lembut terpancar dari balik wajah itu.
Menambah kadar tingkat ketampanan pada dirinya. Ketampanan? What the hell apa yang otak cantikku pikirkan ini sih??
KAMU SEDANG MEMBACA
Between My Heartbeats (COMPLETED)
ChickLit#99 IN CHICKLIT (03/01/2017) Arron David Jhonson ,25 tahun ,CEO tampan dan kaya dari perusahaan Jhonson Corp dulunya adalah seorang pria hangat dan ramah. namun, semua itu sirna Semenjak kekasih di Masa lalunya memilih untuk meninggalkan...