23. The fact

6.7K 264 1
                                    

Author Pov

"Hei Asheell, kenapa kau terburu-buru sekali? Ini masih jam 8 pagi." Tanya Arron yang saat ini tengah bersidekap di pintu kamar Asheell yang terbuka,menyaksikan gadis itu yang kini tengah mengatur kertas-kertas yang ia yakini sebagai kertas tugasnya. Asheell hanya menatapnya datar dan kembali melakukan tugasnya lagi.

"Aku bertanya padamu.." desis Arron sebal karena pertanyaannya tidak di gubris oleh gadis itu. Dengan tampang sebal Asheell menolehkan kepalanya acuh kearah Arron dan menjawab pertanyaan dari Arron dengan sinis.

"Itu bukan urusanmu!" Dan langsung berdiri,berjalan dan melewati Arron yang terheran-heran melihat sikap gadis itu padanya.

"Ohh ayolahh.. kau marah padaku karena kejadian semalam heh??" Tanya Arron sembari memutar badannya dan mengikuti langkah gadis itu kearah meja makan untuk sarapan pagi.

Sebenernya Asheell ingin sekali beranjak langsung ke kampusnya tanpa mau sarapan bareng dengan lelaki di hadapannya, tapi ia juga tak ingin dirinya di bopong pria itu hanya untuk kembali ke meja makan dimanapun gadis itu berada.

"Jangan ingatkan aku akan hal bodoh itu sialaaan!!!" Teriak Asheell murka dan membuang mukanya, menyembunyikan wajahnya yang telah memerah seperti kepiting rebus itu.

"Oohh.. tapi aku gak bisa melakukannya untuk tidak mengingatnya gadis kecil." Ujar Arron jenaka sembari menaik turunkan alisnya menggoda.


Flashback (Arron pov)

'untuk apa dia menanyakan tentang diriku apakah aku sudah memiliki kekasih atau tidak. Dan juga ekspresi ketakutan di wajahnya yang sangat menggangguku.' Batinku penasaran.

Dengan cepat aku beranjak dari kasur gadis kecilku dan menghampirinya di meja makan. Saat ini terlihat 2 maid tengah meletakan roti dengan selai matcha ke arah dirinya yang kini ku tahu jika gadis ini sangat menyukai hal-hal yang berbau green tea/matcha dan unicorn.

"Hei.. aku bertanya padamu kenapa kau bertanya padaku 'apakah aku mempunyai kekasih atau tidak'?" Ujarku pantang menyerah sekaligus gadis ini tetap bungkam, dan memakan makanannya dengan pandangan kosong? Entahlah.

"Shitt ini bukan urusanmu!!" Ujar gadis itu ketus. Entah apa yang ada di benakku, tiba-tiba aku langsung memeluknya, tak peduli dengan respon yang dia berikan. Satu kata dalam benakku,nyaman.

Kurasakan dia hanya terdiam didalamnya tanpa membalas pelukanku, aku tak peduli. Tapi satu yang membuat aliran darahku saat ini mengalir deras dan seperti memancarkan berjuta volt listrik didalamnya adalah saat aku dapat merasakan detak jantungnya yang kencang didadaku.

Between My Heartbeats (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang